Keinginan Terpendam

"Nyenyak tidurmu semalam Adriana?", tanya Takeshi yang tiba-tiba muncul lalu duduk disebelah Adriana yang sedang melamun dibangku taman.

Sisa bekas pesta semalam sudah dibersihkan pelayan tadi pagi sehingga halaman belakang rumah Xena dan Pras kembali bersih.

"Hai kak, lumayan. Kami baru tidur jam 3 hampir jam 4 tadi karena kami keasikan ngobrol ngalor ngidul", ujar Adriana tersenyum.

"Wow hebat sekali, tanggung itu sekalian begadang ya", ujar Takeshi.

"Itu juga kami terpaksa harus tidur gara-gara Lily dan Xena yang ditarik paksa oleh suami-suami mereka. Biasalah, kak Pras dan Anthony pada ngga bisa tidur kalo ngga peluk istri-istri mereka", ujar Adriana tersenyum.

"Benarkah? Tau darimana kamu?", tanya Takeshi terkejut.

"Mereka yang bilang sendiri. Memelas banget minta istrinya menemani mereka tidur. Dasar satu gen ya, kakak dan adik itu samanya", ujar Adriana cekikikan.

"Kamu kenapa ngga tidur lagi? Hari masih pagi loh", ujar Takeshi.

"Aku ngga bisa tidur kak. Tapi aku bukan karena mikir soal Willy lagi kok, cuma mungkin Insomnia ku sedang kumat. Nanti juga akan kembali normal lagi kalau aku sudah tidak terlalu stress", ujar Adriana.

Seorang pelayan datang membawakan satu cangkir teh dan satu cangkir kopi yang mereka taruh di depan meja taman ditemani sepiring kue.

"Siapa yang pesan mba?", tanya Adriana.

"Nyonya muda, non. Tuh Nyonya muda sudah bangun, biasanya habis sholat subuh dia akan mengaji di kamar anak-anaknya", ujar pelayan itu lalu pergi.

"Xena sangat taat pada agamanya ya", ujar Takeshi.

"Soalnya kak Pras yang bimbing dia jadi taat sama agamanya kak. Aku juga ingin mendapatkan imam seperti kak Pras", ujar Adriana sambil mengambil cangkir teh nya dan menyeruputnya sedikit.

Setelahnya, Adriana menaruh kembali cangkir teh di atas meja dan mengambil kue untuk ia makan.

"Hmm pantas banyak yang begitu suka pada Pras walaupun kadang orangnya menyebalkan. Dia baik hati seperti istrinya", ujar Takeshi pelan.

Adriana hanya tersenyum mendengarnya. Xena berjalan ke arah Takeshi dengan membawa dua stel pakaian ditangannya.

"Kak Takeshi, mandi dan gantilah dengan pakaian ini. Tenang kak, ini masih baru kok. Kak Pras suruh aku kasih kamu. Ukuran kalian sepertinya sama kan. Itu pakaian dalamnya ada ditengah", ujar Xena sambil memberikan pakaian ke tangan Takeshi.

"Ngga usah Xena, biar saya pakai ini saja", ujar Takeshi menyodorkan kembali pakaian tersebut.

"Jangan gitu kak, ntar kak Pras marah loh. Beneran itu masih baru kok kak, belum pernah dipakai. Oh iya ini handuk bersihnya, kalau ini baru dicuci kok", ujar Xena sambil memberikan handuk yang diberikan oleh pelayan yang mendekatinya.

"Iya kak, ganti aja kak. Mana enak sehabis mandi masih pakai baju semalam", ujar Adriana.

"Ya sudah deh. Saya mandi dulu", ujar Takeshi bangun dari duduknya.

"Pantesan daritadi aku cium bau tak sedap, ternyata ada yang belum mandi ya", goda Adriana.

"Benarkah? Apakah tubuh saya bau?", tanya Takeshi sambil mengendus tubuhnya. Pecahlah tawa Adriana melihat wajah panik Takeshi.

"Jangan dengarkan dia kak. Dia hanya bercanda. Itu didalam kamar mandi ada body spray yang bisa kamu pakai kak. Oh iya, lebih baik kamu cepetan mandi sebelum keduluan Delon, parah kalau dia mandi duluan, kamu bakalan kehabisan semuanya. Aku taruh sikat gigi baru juga ditengah baju yang aku berikan tadi ya kak", ujar Xena lalu mendorong tubuh Takeshi segera berjalan ke arah kamar untuk segera mandi. Saat Xena menarik tangannya, Takaeshi berhenti.

"Loh kok berhenti kak", tanya Xena heran.

"Dorong lagi dong, enak juga di dorong tangan lembut kamu", ujar Takeshi menggoda. Xena langsung mencubit lengan Takeshi yang membuat dia menjerit pelan.

"Rasakan, cepat mandi", ujar Xena kesal lalu meninggalkan Takeshi yang tersenyum senang berhasil menggoda Xena.

Takeshi lalu berjalan menuju ke kamar dan langsung ke kamar mandi untuk mandi. Untungnya Delon masih memeluk guling tertidur dengan lelap disamping Michael yang juga tertidur.

Xena masuk ke kamar kedua anaknya dan melihat kedua anaknya masih tertidur lalu ia keluar lagi dan masuk ke kamarnya dan melihat Pras yang sedang memangku Laptop nya diatas Sofa.

"Kamu ngapain sayang, pagi-pagi sudah liat Laptop terus", ujar Xena.

"Ini, aku lagi perbaiki proposal untuk tender CAT sedikit biar Takeshi bisa langsung bawa hari ini. Senin kan dia bisa diskusikan sama rekan-rekan di CAT. Aku soalnya Senin bakalan sibuk sama kerjaan di Lexi Group", ujar Pras.

Xena lalu berjalan ke belakang suaminya lalu memijat dengan ringan pundak dan punggung Pras.

"Trus sayang, jangan berhenti ya. Kebetulan badanku cape semua gara-gara bulak balik Singapore", ujar Pras tersenyum mendongakkan wajahnya melihat ke wajah Xena.

Xena menunduk lalu mencium bibir Pras yang langsung oleh Pras menangkap pipi Xena tapi kemudian ia langsung melepaskan lagi dan menaruh Laptop nya diatas meja depan sofa lalu menarik tangan istrinya agar duduk dipangkuannya.

Kembali Pras menarik wajah Xena lalu mencium bibirnya dengan lembut dan dengan intensitas yang lama sambil tangannya mulai menjelajahi masuk ke dalam baju Xena.

"Hmmm nakal deh tangannya", ujar Xena melepaskan ciumannya sambil tersenyum pada Pras.

"Tangannya punya mata sendiri sayang, dia tau harus kemana", ujar Pras nyengir.

Taklama pintu kamar terbuka dan masuklah kedua anak Xena, Raffa dan Mika menghampiri keduanya.

"Eh anak papa Uda pada bangun", ujar Pras.

Xena langsung bangun dari pangkuan Pras dan membiarkan kedua anaknya menghujani Pras dengan ciuman.

"Aduhh anak papa belum pada mandi, ini ilernya nempel semua sama papa", ujar Pras yang membuat Mika dan Raffa tertawa senang.

Xena hanya tertawa melihat suaminya yang sedang diserbu kedua anak mereka. Takeshi yang sedang berjalan di depan kamar Xena dan Pras melihat kebahagiaan mereka membuat dia semakin ingin merasakan hal yang sama.