"Daddy, aku bisa bicara sebentar?", tanya Xavier saat memasuki ruang kerja Nathan di rumah. Nathan tampak sedang santai membaca buku sambil merebahkan tubuhnya diatas kursi malas.
"Masuklah kak. Ada apa?", tanya Nathan lembut lalu bangun dan duduk di sofa sambil melepaskan kaca matanya.
"Dad, apakah boleh aku tinggal di rumah Daddy yang dulu di pinggir kota? Aku ingin merasakan menjadi kepala keluarga seutuhnya Dad", ujar Xavier berhati-hati.
"Terserah kamu kak. Daddy akan mendukung apapun keputusan kakak. Silakan ditempati rumah itu, toh rumah itu juga telah Daddy ganti nama jadi namamu kok", ujar Nathan.
"Terima kasih ya Dad. Aku ingin Adriana bisa mengatur rumah tangga kami sendiri Dad", ujar Xavier senang.
"Kapan kamu akan bersiap untuk pindah?", tanya Nathan.
"Secepatnya Dad, mungkin akhir Minggu depan. Daddy, soal pengawal, aku sudah tidak akan memakai jasa mereka ya Dad, soalnya aku ngerasa kalau kami aman-aman aja kok selama ini", ujar Xavier.
"Soal itu, kamu yakin kak? Ngga mau menjadikan pengawalmu seperti Xena dan Pras yang memfungsikan mereka sebagai sopir pribadi mereka?", tanya Nathan lembut. Xavier hanya diam.
"Pikirkan lagi kak. Selain melindungi kalian dari kejahatan yang nyata, kalian menolong mereka untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Kalau kalian ngga mau pakai lagi, Daddy akan pulangkan mereka dan otomatis mereka akan jadi pengangguran loh", ujar Nathan.
"Ngga deh Dad, aku benar-benar ngga butuh pengawal saat ini", ujar Xavier tegas.
"Ya sudah kalau itu sudah jadi keputusan kamu. Daddy akan bantu mereka mencari pekerjaan di tempat lain. Kalau ngga salah Leo butuh pengawal untuk Naomi, nanti akan Daddy oper ke mereka", ujar Nathan tersenyum.
"Terima kasih ya Dad", ujar Xavier lalu ia keluar dari ruang kerja Nathan.
Nathan langsung menghubungi Leo dan kemudian menghubungi kepala pengawal nya. Xena memasuki rumah sambil menggendong Alesha dalam dekapannya dan kemudian ia menaruh bayinya duduk di depan TV bersama kedua kakaknya yang telah menanti Alesha dengan bantal dan botol susunya. Raffa dan Mika begitu sayang pada adik perempuan mereka.
"Itu anak dua makin sayang banget sama adiknya ya", ujar Xavier sambil mencium pucuk rambut Xena yang duduk di sofa sambil membaca majalah wanita edisi luar.
"Iyalah kak, itu adiknya. Sama kaya kamu sama aku kak", ujar Xena tampak mengalihkan perhatiannya.
"Aku akan pindah ke rumah Daddy di luar kota dan aku sudah tidak akan mengambil jasa pengawal lagi", ujar Xavier sambil duduk di sebelah Xena.
"Kamu yakin kak ngga pake jasa pengawal? Buat anak istrimu kak. Kalau ngga fungsikan saja mereka sebagai supir pribadi untuk anak istrimu kalau kamu ngga mau pakai jasa mereka kak. Apalagi anakmu masih kecil-kecil", ujar Xena menasehati.
"Ucapan mu sama persis dengan Daddy tadi saat aku bicara dengannya", ujar Xavier tersenyum.
"Pikirkan lagi kak, demi keselamatan anak istrimu apalagi kalian akan jauh dari Daddy", ujar Xena lembut.
"Kami juga sempat tak ingin pakai jasa pengawal, namun sejak banyak berita penculikan anak-anak, kami sekarang lebih berhati-hati kak. Walaupun kami mengurangi pengawal kami yang tadinya dua orang menjadi 1 orang per anak tapi kami jadi lebih nyaman dalam bekerja karena kami merasa anak-anak terlindungi. Pikirkan lagi kak keputusan mu", nasehat Xena.
"Baik lah akan aku pikirkan lagi nanti", ujar Xavier.
"Minggu depan salah satu mantan pengawal kami ada yang akan menikah. Kak Pras meminta dia untuk bekerja dalam team security Lexi Group dan bagusnya dia mau. Kan kalau dia jadi pengawal kami, dia harus standby 24 jam sedangkan kalau di Lexi Group dia kerja dengan sistem shift walaupun gajinya tak sebesar saat menjadi pengawal kami. Dia langsung meminang pujaannya loh kak. Kak Pras bantu dia dengan memesankan katering Mama Yani, dia benar-benar terharu banget", ujar Xena.
"Baik banget si bawel, salut aku", gumam Xavier.
"Kak Pras mengajarkan kami kalau semua yang bekerja pada kami itu keluarga kami. Anak-anak aku juga ngga menganggap pengawal mereka sebagai budak, mereka lebih menganggap pengawal sebagai paman mereka, teman mereka, jadinya para pengawal respect banget sama anak-anak. Pengawal Raffa dan Mika sudah bisa membedakan mana Raffa dan mana Mika loh", ujar Xena.
"Iya sih ya, Pengawal Raffa dan Mika pertama kali terlihat bingung saat menjaga tuan kecil mereka. Sering mereka tertukar dan dua anak kecil itu juga suka jahil buat bikin bingung pengawal mereka. Aku ingat saat Pengawal Mika menggandeng Raffa pulang, Mika langsung ngambek sama Pengawalnya seharian ngga mau ditegur. Giliran Pengawal Raffa bawa pulang Mika, Raffa nangis di tempat karate karena Pengawalnya salah gandeng anak. Lucu tuh anak dua", ujar Xavier sambil tersenyum melihat keponakannya yang sedang berbaring di depan TV sambil menyedot botol susu mereka.
"Sayang .... Dikirain kemana si kok ngga naik-naik ngga taunya lagi nyantai di situ", sapa Adriana yang sedang menuruni tangga sambil menggendong Baby Xaquille Arjuna Utomo dan tampak Kirana berjalan dibelakang Adriana sambil menggigit Empang botol susunya.
Xavier langsung menghampiri anaknya dan menggendong Kirana dan menaruhnya disamping Raffa yang lalu membagi bantalnya dengan Kirana lalu membantu Adriana yang menggendong bayinya menuruni tangga. Adriana lalu duduk disamping Xena.
"Hai Baby, ganteng amat si Xaquille", ujar Xena lalu mencium pipi keponakannya.
"Kaya kak Xavier matanya tapi mulutnya mirip kamu Adriana", ujar Xena lagi sambil tetap memperhatikan Baby Xaquille.
"Mana kak Pras? Tumben ngga ikut ke sini", tanya Adriana sambil mencari-cari suami Xena.
"Kak Pras lagi ke Singapore dari kemaren sore, tuh disuruh sama Bos Besar", ujar Xena sambil memonyongkan bibirnya menunjuk ke arah Xavier.
"Lah habis tuh Klien maunya sama si Bawel mulu ya Uda aku suruh dia terus yang jalan", ujar Xavier tersenyum.
"Pria apa Wanita Kliennya?", tanya Adriana penasaran. Xavier mengambil Baby Xaquille dari tangan Adriana.
"Bagusnya Pria coba kalau Wanita, aku unyeng-unyeng kakak", ujar Xena sedikit sewot sambil melirik kakaknya judes.
"Maaf ya ini kan demi kemajuan WD Group juga Cantik, kan lagian gajinya si Bawel masuknya ke kantong kamu semua", ujar Xavier.
"Iya juga si ... hahahaha. Eh Mommy kemana ya? Kok aku ngga lihat dia ya", tanya Xena.
"Ke rumah sebelah. Aunty Anastasia kan mau menyelenggarakan pertunangan Madeline dan Delon makanya minta Mommy bantu pakai EO nya", ujar Xavier.
"Oh gitu, jadi juga si Delon tunangan. Bulan depan dia Uda masuk kerja di Lexi Group", ujar Xena tersenyum mengingat sahabatnya itu.
"Hebat juga tuh si Bawel, dia menjadikan orang yang pernah jadi saingannya jadi pesuruhnya", ujar Xavier.
"Delon tak pernah jadi saingannya kak. Kak Pras ngga pernah akui Delon karena dia tau aku sama sekali ngga pernah tertarik sama Delon. Coba kamu goda dia sama kak Adrian, bakalan kumat cemburu nya", ujar Xena.
"Wah bisa jadi senjata aku tuh kalau dia nyerang aku lagi di rapat", ujar Xavier tersenyum licik.
"Kamu tuh", ujar Adriana mengingatkan Xavier. Akhirnya mereka ngobrol akrab dengan membicarakan semua hal.