disisi lain dibenua berbeda dalam sebuah ruangan yang besar terdapat beberapa lelaki dan satu orang perempuan duduk mengelilingi sebuah meja bundar besar terbuat dari kayu mahoni tua.
"berapa lama penilitian dilakukan ?" tanya pria tua pendek berkacamata bulat (prof.edward) pada prof.fillip.
berdasarkan tanggal video penelitian dimulai sembilan tahun yang lalu saat berusia 10tahun.
"anak ajaib" guman wanita tua terheran (prof.veda)
dua orang lelaki tua lainnya sibuk membaca lembaran demi lembaran laporan penelitian.
"maria.....benar benar bocah ajaib"kagum pria tua kurus tinggi sambil menggaruk kepala plontosnya (prof.alex)
"dari seratus orang yang di riset dan masuk dalam uji coba pengobatannya delapan puluh persen pulih seperti semula...hebat " kagum pria tua lainnya ( prof.william) meletakkan kertas lalu memandang prof.fillip.
"kita tunggu maria dari perjalanannya...atau haruskah aku minta dia untuk kembali secepatnya" tanya prof.fillip pada rekan rekannya.
"ada baiknya anda telfon maria terlebih dahulu" saran prof veda lalu meminum teh dalam cangkir mungil dengan gaya elegan.
"hmm...baiklah,aku akan menghubungi maria,terimakasih untuk pertemuan hari ini" ucap prof.fillip dengan senyum lucunya.
"hubungi aku bila maria telah tiba" ucap prof.william.
"bangga rasanya bila kita adalah orang orang pertama yang mensuport penemuan baru dari anak yang masih belia" ucap prof edward dengan mata berbinar.
lalu mereka tertawa bangga bersama.berjalan bersama keluar dari pintu satu persatu.
**
"drettt...drettt....drettt" bunyi getar ponsel maria.
maria sedang membidikkan cameranya pada sisi kanan puri tua yang bergaya eropa.
ponsel bergetar lagi,maria menurunkan dan membiarkan tergantung dilehernya.lalu meraih ponsel dari saku celana pendeknya.
sebuah nama tertera dilayar ponsel.
"prof.Fillip" bathin maria terheran.
"hallo prof.Fillip" sapa maria dengan senyum mengembang.
verto memandang maria dari kejauhan dalam posisi duduk di salah satu kursi taman dengan 2 pengawal berdiri tegak dibelakangnya.
rasa ingin tahunya membuat verto berdiri dari kursi lalu berjalan mendekati maria.
maria tidak menyadari kedatangan verto.
tidak lama maria berbicara,senyumnya mengembang indah memperlihatkan gigi kelincinya yang putih bagai mutiara.sejenak verto terpana menyaksikan tawa cantik maria.
"siapa" tanya verto curiga.
"penting" jawab maria ketus.
"aku pulang sekarang ke cotage" ucap maria masih dengan nada ketus.
"bukankah blm semua kita lakukan" tanya verto terheran.
"aku harus melakukan penerbangan kembali ke inggris malam ini" jawab maria lalu berjalan menuju area parkir.maria percaya ferto akan ikut kembali ke cotage tampa meminta verto untuk kembali ke cotage.
"tsk..." verto.
"ayo kita pulang" jawab verto pada maria.
ke dua pengwal verto mendengar percakapan maria dengan verto,mereka bergegas menuju area parkir mengambil mobil lalu menghampiri verto dan maria berdiri.salah satu pengawal membuka pintu mobil mempersilahkan maria masuk lalu disusul verto.
selama perjalanan suasana didalam mobil terlihat hening,wajah tampan sempurna verto terlihat tegang,banyak pertanyaan besar dibenaknya.
maria terlihat bahagia dengan senyum cantiknya matanya memandang hutan hutan sepanjang jalan.
"contakmu...boleh aku tau" tanya verto lembut berharap maria hatinya melunak dan memberikan contaknya pada verto.
"untuk apa"jawab maria tampa memalingkan tatapannya dari luar jendela mobil.
wajah verto menegang menahan marah mendengar jawaban maria.
"bukankah kita teman " ucap vero lirih.
"sejak kapan" jawab maria lagi.
"sejak pertama aku melihatmu dberandamu" jawab verto memandang maria.ingin rasanya verto meraih tangan maria memeluknya,imajinasinya bergerak liar namun sikap dingin maria seketika melenyapkan imajinasiny.
berapa no contakmu" tanya maria memandang verto.
bagai anak kecil menemukan permen mata verto seketika berbinar lalu menyebutkan sederet angka pada maria.
"contak aku skarang" ucap verto dengan senyum riangnya.
maria lalu misscall verto,terdengar satu suara ringtone ponsel verto lalu maria memutuskan contak.
dengan bibir tersenyum,jarinya menekan save contak maria.
'aku antar kamu nanti ke bandara"ucap verto.
""tidak perlu"jawab maria pendek.
"harus mau"paksa verto lagi.
verto tidak perduli bila maria mulai marah,yang verto inginkan tujuannya harus tercapai.