Prolog

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan pendengaran, penglihatan, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep).

Mimpi juga merupakan fiksi pendek yang menemani tidurmu sepanjang malam. Orang yang bermimpi biasanya dapat tidur dengan lelap, tidak semuanya. Ada banyak mimpi yang bisa kita alami, baik itu yang baik atau yang sburuk sekali pun. Mimpi tidak bisa menjadi kenyataan namun entahlah apa ada orang yang bisa mematahkan sihir ini?

Mimpi bisa terjadi karena sebagian besar sel otak kita dalam keadaan istirahat. Tetapi masih juga ada sebagian sel saraf yang berada dalam kondisi bekerja. Mimpi sebenarnya tidak lepas dari aktivitas kehidupan kita sehari-hari dan biasanya berkaitan dengan kesan dan pengalaman pribadi kita sendiri atau pengaruh dari lingkungan luar seperti cerita pada novel mau pun adegan drama yang pernah kita tonton lewat bioskop atau televisi.

Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Pengecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut lucid dreaming. Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk.

Namun cerita yang ada di dalam mimpi yang penulis alami tidak berkaitan dengan aktivitas sehari-hari apalagi adegan drama. Kok bisa? Penulis juga tidak memahaminya namun mimpi ini terlihat seperti nyata. Seolah-olah, penulis mengendalikan mimpi tersebut. Bahkan durasi mimpi penulis bisa dikatakan lama dibandingkan mimpi-mimpi orang lain pada umumnya.

Panjangnya mimpi bervariasi, minimal beberapa detik, atau sekitar 20-30 menit. Kebanyakan penggemar Teori Freud setuju dengan makna penglihatan dalam mimpi merupakan penampakan dari hasrat dan emosi yang tersembunyi.

Dan begitulah, teori yang bisa penulis sampaikan sebelum dilanjutkan ke bagian cerita selanjutnya. Jika memang pembaca punya teori lainnya, bisa disampaikan melalui kolom komentar.