Chapter 12 : Pengejaran

" Di Lobby Hotel Manhattan "

"Komandan, lapor! Pria yang duduk di tengah barisan pertama untuk tamu VIP, bernama satya abimana. Dia wakil presiden senior dari ARK Group. Wanita yang duduk di sebelah kanannya bernama aulia zoey yunike, berusia 23 tahun, tinggal di bandung. Data menunjukan, dia tidak terdaftar dalam rombongan asli melainkan orang tambahan sementara...", jelas kopral dua patimura.

Mayor alvar mengangguk mengerti, "baik, diterima. Informasi dari aulia ini agak tidak jelas. Cobra, berikan poto dari target nomor satu kepada komodo...!", perintahnya.

"baik, komandan...!", jawab kopral dua patimura.

"komodo, komodo! Terima foto target nomor satu. Awasi semua tindakan dari target nomor satu yang bernama aulia zoey yunike itu...!!", perintah mayor alvar.

"diterima komodo...!", jawab dari sersan satu simon yang memiliki name komodo yang berada di dalam ballroom duduk bersama peserta seminar.

***

Pukul 12 : 00 WIB

Setelah lebih dari 4 jam duduk di acara seminar sambil mendengarkan para pemateri seminar, tak terasa waktu sudah memasuki jam 12 siang dimana acara seminar harus diberhentikan untuk istirahat siang, dan akan di lanjutkan kembali pada jam 13 siang nanti.

"karena acara sudah memasuki waktu istirahat, kita akhiri acara seminar kali ini dan akan dilanjutkan lagi pada jam 13 siang nanti. Saya selaku pembaca acara mengucapkan terimakasih banyak atas perhatiannya, sampai jumpa lagi di jam 13 siang...", pamit pembawa acara menutup acara seminar.

~~~

" Di Lobby Hotel Manhattan "

"alvar, seminar telah selesai. Bersiap untuk mengiring VIP ke ruang istirahat...", beritahu kombes.pol haryo.

"baik, diterima. Saya akan membuat konfirmasi akhir, tim satu...!"

"aman...!", jawab kapten ervin.

"tim dua...?"

"aman...!", jawab lettu akhdan di area parkiran mobil.

"tim tiga...?!", tanya mayor alvar.

"aman...!", jawab dari sertu simon yang berada di dalam ballroom.

"dikonfirmasi, VIP dapat memasuki ruangan istirahat...!", beritahu mayor alvar.

Setelah mendapatkan konfirmasi dari mayor alvar, dari pintu ballroom sebelah kanan terbuka dan keluarlah rombongan tamu VIP yang diantaranya ada ardiyanto, wakil presidennya satya bersama aulia.

"maaf, kalian boleh duluan terlebih dahulu. Saya ke toilet dulu sebentar...", pamitnya dari ardiyanto kepada rombongan tamu VIP lainnya.

Di sana wakil presidennya satya ikut ke toilet, akhirnya mereka berdua berjalan ke arah toilet bersama-sama dengan didampingi para bodyguard.

~~~

" Parkiran B2 Hotel Manhattan "

"bagaimana kau sudah mendapatkan barangnya? aku harap kali ini kau tidak menipu kami untuk barangnya itu...!", ucap lelaki berbadan tambun berjaket hitam sambil memberikan sebuah tas koper jinjing berwarna hitam, "didalam tas itu terdapat uang sesuai jumlah barang kau punya..."

Lelaki didepannya menarik bibir membentuk seringaian, "tenang saja, kali ini barangnya sesuai pesanan. Barangnya ada didalam mobil...", jawabnya.

Anak buah dari laki-laki tambun itu berjalan kearah mobil mercedes berwarna silver dan mengambil sebuah koper berwarna hitam, setelah selesai melakukan transaksi mereka saling berjabat tangan dengan tersenyum puas.

~~~

" Di Ruang Monitor Hotel Manhattan "

Di layar monitor terlihat sebuah mobil mercedes benz sprinter berwarna hitam memasuki basement hotel. Beberapa menit kemudian mobil itu memasuki area basement dan saling berpapasan dengan mobil mercedes berwarna silver, saling memberikan sinyal menggunakan lampu mobil yang dikedip-kedipkan. Disana kedua mobil itu keluarlah tiga laki-laki di mobil mercedes benz spinter berwarna hitam dan satu laki-laki di mercedes berwarna silver.

"tim dua, terdapat aktivitas mencurigakan di parkiran B2. Kalian periksa disana...!!", perintah kombes.pol haryo.

"baik, diterima...!", jawab dari ketua tim dua yaitu lettu akhdan.

~~~

" Parkiran B2 Hotel Manhattan "

Tim dua yang di pimpin lettu akhdan langsung berjalan kearah parkiran di bagian Blok 2 yang dimana menurut kombes.pol haryo terdapat aktivitas mencurigakan, lettu akhdan memberikan isyarat kepada para anggotannya untuk berpencar. Di balik badan mobil dan pilar basement mereka bersembunyi dengan bersikap siaga dan waspada, disana mereka melihat empat laki-laki yang sedang melakukan sebuah transaksi.

Lettu akhdan disana memberikan sebuah isyarat kepada anggota nya untuk mulai bergerak, setelah mengerti dengan perintah itu dua anggota dari tim dua keluar untuk berpura-pura melakukan tugas keamananya.

"permisi mas-mas sekalian, mohon maaf apa yang kalian lakukan disini...?", tanya lettu akhdan dengan lemah lembut dan sopan.

Kedatangan lettu akhdan bersama dua anggotanya membuat keempat lelaki disana terkejut dan langsung mengeluarkan hand gun dan mengarahkan kepada nya juga kedua anggotannya.

~~~

" Di dalam Toilet Hotel Manhattan "

Di sebuah toilet tepat didalamnya terdapat seorang lelaki berusia sekitaran 27 tahun bersetelan hitam-hitam, memakai masker dan topi hitam. Lelaki tersebut membuka penutup tabung closet dan mengambil sebuah bungkus plasti transparan, didalam plastik tersebut terlihat jelas seperangkat hand gun berwarna hitam beserta magazine peluruh.

Lelaki misterius itu membuka plastiknya dan mengambil magazine peluruh kemudian memasukan ke hand gun nya, setelah selesai hand gun itu ia masukan kedalam jaket boombernya dan menarik daun pintu untuk melangkah keluar.

Setelah keluar dari toilet tepat di sebuah washtafel terdapat dua orang lelaki setengah baya memakai setelah jas rapih yang tidak lain adalah ardiyanto bersama wakil presidennya satya, lelaki misterius itu ikut mencuci tangan di washtafel dan melihat dua orang disamping melalui kaca yang ada didepannya.

Lelaki misterius itu menarik senyum menyeringai di balik penutup maskernya, disana tangan kanannya mulai merogoh mengambil hand gun di dalam saku jaket boombernya.

"mas satya, mengenai bahan presentasi untuk Universitas Harvard kamu sudah menyiapkannya...?", tanya ardiyanto.

Wakil presiden satya menarik dua lembar tisu dan memberikannya kepada lelaki didepannya, "tenang saja, semua bahan presentasi sudah saya siap kan...", jawabnya.

Ardiyanto menarik bibirnya membentuk senyuman, "baiklah, apa sudah selesai...?", tanyanya dan dibalas anggukan oleh wakil presidennya.

Saat ardiyanto bersama satya ingin beranjak melangkah pergi, lelaki misterius itu langsung beraksi dengan mengeluarkan hand gun nya kemudian menembak kearah betis kanan milik bapak satya terdengar begitu sangat keras suara dari tembakan tersebut.

Doorrr...!!!

"Aakhhh...!!!"

~~~

" Di Lobby Hotel Manhattan "

Doorrr...!!!

Tiba-tiba terdengar suara tembakan yang amat sangat keras dan nyaring, diiringi teriakan panik para peserta seminar, pengunjung hotel dan tamu VIP. Mereka langsung berlari menyelamatkan diri mendengar suara tembakan tersebut, semua orang berbondong-bondong keluar dari hotel.

"satuan brimob, cepat bantu area basement. tim brimob 2 dan 3 yang luar, cepat berjaga didalam hotel. unit lainnya, tutup semua jalur, termasuk basement. pastikan keamanan para warga...!!!", perintah dari kombes.pol haryo kepada seluruh divisi kepolisian brimob.

"perhatian, tim alpha. Masuk status darurat. Seluruh jajaran tim tetap di posisi, lindungi para warga. Tim 1 ikut saya...!!, "perintah mayor alvar.

"siap...!!", jawab serempak dari tim kesatu.Mayor alvar bersama tim satu yang di pimpin kapten ervin langsung berlari menuju kearah toilet pria yang dimana disanalah bunyi sebuah tembakan terdengar keras dan nyaring.

~~~

" Di dalam Toilet Hotel Manhattan "

"Aakhhh...!!!", erang kesakitan dari satya saat timah panas menembus betis kanan, bersamaan itu darah segar mengalir deras membuat lelaki itu meringis.

Tubuh ardiyanto membeku dan menegang sempurna, pupil matanya bergetar. Bibirnya terbuka, hendak mengeluarkan suara. Namun tidak bisa. Tenggorokannya tercekat saat lelaki misterius itu mengacungkang hand gun tersebut tepat kearahnya.

"selamat siang, bapak ardiyanto yang terhormat. Suatu kehormatan saya bisa bertemu dengan seorang investor dari ARK Group yang terkaya dan terkenal di indonesia..."

"siapa kau? Apa maumu...?!", tanya ardiyanto dengan nada gemetar ketakutan, dia bergegas kearah sahabatnya yang meringis kesakitan, "mas satya, kamu tidak apa-apa...?", dia langsung melepas ikatan dasinya dan mengikatkan ke betis sahabatnya itu untuk menghentikan aliran darah di luka tembak tersebut.

"apa maumu, ah...?!", tanya ardiyanto dengan rahangnya mengeras dan sorotan mata yang tajam kearah lelaki misterius didepannya, "apa kau ingin uang, ah?! Kau tinggal sebutkan berapa yang kau mau?! aku akan memberikannya, 50 juta, 100 juga... Sebutlah berapa yang kau mau?!".

"sayangnya, saya tidak membutuhkan uang anda. Jika ingin wakil presiden anda selamat. Turuti perintah saya! Selama anda menuruti perintah saya, saya tidak akan membunuh kalian. Apa anda mengerti...?!"

"seluruh jajaran polisi sudah mengepung koridor ini! Lebih baik, segera serahkah diri anda sekarang juga...!!"

"anda mendengarnya, pak ardiyanto. Diluar sana sudah banyak jajaran polisi yang sudah mengepung tempat ini, sebaiknya ikuti perintahku...!!"

Lelaki misterius itu langsung memberikan isyarat kepada ardiyanto itu untuk melangkah keluar dari toilet dengan keduanya mengangkat kedua tangan.

~~~

Di luar Hotel Manhattan satuan pasukan brimob mulai bergerak mengepung bangunan hotel, tim 2 dan tim 3 brimob bergegas memasuki hotel, para pengunjung hotel, peserta juga tamu VIP seminar langsung di evakuasikan untuk keluar hotel. Tepat di lorong koridor toilet, mayor alvar bersama tim satu juga diikuti divisi brimob sudah mengepung di toilet pria yang dimana suara tembak tadi berasal.

"Alvar, didalam toilet itu sekarang pak ardiyanto bersama wakilnya di sandera oleh laki-laki misterius. Lelaki misterius itu menembak betis dari pak satya...!", beritahu kombes.pol haryo.

Mayor alvar memberikan isyarat salah satu anggota brimod untuk membuka pintu. Namun sebelum dibuka, pintu toilet sudah terbuka dan keluarlah ardiyanto dengan mengangkat kedua tangan keatas bersamaan dengan itu lelaki misterius ikut keluar dengan mengacungkan hand gun nya tepat di belakang kepala sanderanya. Melihat itu pasukan brimob dan tim satu alpha langsung mengarahkan semua senapan kearah lelaki misterius tersebut.

"jika kalian berani mendekat, saya melubangi kepala belakang dari bapak ardiyanto ini dihadapan kalian! Cepat mundur sekarang juga...!!", perintah lelaki misterius itu.

Mayor alvar langsung mengisyaratkan seluruh brimob dan tim satu alpha untuk mundur menjauh memberi jarak, lelaki misterius itu melangkah pergi dengan terus bertamengkan ardiyanto sebagai sanderanya.

"segera bawa pak satya ke rumah sakit...!", perintah mayor alvar.

Saat sampai di lobby hotel semua pengujung hotel gemetar ketakutan saat melihat sosok lelaki muncul dengan membawa hand gun dan menyanderan seseorang disana, disana mayor alvar bersama tim alpha dan pasukan brimob terus mengikuti lelaki misterius itu melangkah.

"minggir! Atau... pak ardiyanto akan mati. Cepat minggir...!!", perintah lelaki misterius itu.

Semua pasukan memandang kearah mayor alvar untuk menerima perintah, disana mayor alvar membalas dengan anggukan kepala. Setelah itu pasukan bergerak mundur dan memberikan ruang untuk lelaki misterius itu melangkah keluar dari dalam hotel.

Di luar hotel sudah terparkir sebuah mobil chevrolet hitam, lelaki misterius itu membuka pintu mobil kursi penumpang.

"Cepat masuk...!!", perintah lelaki misterius itu kepada ardiyanto untuk masuk kedalam mobil.

Disana Ardiyanto menuruti dengan pantuh lelaki misterius untuk masuk kedalam mobil, "jangan berani mendekat! Jika kalian ingin pak ardiyanto ini selamat...!!", ancamnya dengan mengeluarkan sebuah granat dihadapan seluruh pasukan brimob. Setelah itu mobil chevrolet hitam itu langsung melaju meninggalkan Hotel Manhattan.

"serigala, tetap menjaga keamanan warga didalam hotel dan yang lain ikut saya untuk mengejarnya...!!", perintah Mayor alvar.

~~~

" Parkiran B2 Hotel Manhattan "

Dor... Dor... Dor...!!!

Di area parkir bagian B2 terjadi baku tembak antara tim dua alpha bersama keempat orang laki-laki pengedar narkoba, suara tembakan itu begitu keras dan beruntung hingga menciptakan gelombang bunyi yang menggema dan memekakan telinga.

"Cepat naik mobil...!!", perintah lelaki berbanda tambun kepada kedua anak buahnya.

Bergegaslah ketiga pengedar narkoba itu langsung masuk kedalam mobil dan melaju kencang meninggalkan area basement.

"kalian pergi ke kanan, cegat mereka...!!", perintah lettu akhdan, sedangkan diri langsung berlari mengejar mobil mercedes yang satunya berwarna silver.

Lettu akhdan berlari melewati barisan mobil-mobil, dia menembakan peluruh ke arah mobil mercedes putih dan berhasil mengempeskan ban mobil menyebabkan mobil mercedes itu oleng dan menabrak tembok basement.

Lettu akhdan berlari kearah mercedes putih itu, dia memecahkan kaca mobil dan berhasil membuka pintu mobil. Disana dia langsung menarik pengedar narkoba itu yang mengerang kesakitan karena benturan kepala yang didapatkan, lettu akhdan memasangkah borgol kepada si pengedar narkoba tersebut.

"elang... elang, ketiga pengedar meracuni diri...!"

Lettu akhdan menekan alat komunikasinya, "saya akan kesana, kalian awasi dia...!!", perintanya kepada pasukan brimob.

Sampailah di sisi lain basement tepatnya di bagian area parkir D3, disana lettu akdan melihat tiga pengedar sudah dikeluarkah dari mobil dalam keadaan tidak bernyawa. Di sampingnya terdapat sebuah koper jinjing besar berwarna hitam, saat dilihat didalamnya sebuah bungkus bantalan kecil dari plastik.

Lettu akhdan mengambil bungkus bantalan kecil itu, kemudian menciumnya, "elang memanggil beruang... target satu sudah dikendalikan, target dua mereka meracuni diri. Penetapan awal, transaksi narkoba.

"baik, diterima beruang. Cepat selamatkan mereka! Mereka tidak bisa mati semudah itu...!!", perintah dari name sign beruang yang tidak lain adalah kombes.pol haryo.

~~~

" Jalan Raya Ibukota Jakarta "

Di tengah jalan raya Ibukota Jakarta, mayor alvar melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi berusaha mengejar mobil chevrolet yang ada didepannya yang sama melaju dengan kecepatan tinggi, dengan kecepatan sangat tinggi kedua mobil itu melintas. Dan 4 mobil polisi lain yang ada dibelakang terus mengikuti juga mengejar kedua mobil didepannya. Kejar-kejaran antar mobilpun terjadi di tengah jalan raya Ibukota Jakarta yang padat dan ramai oleh kendaran umum dari bus, motor juga mobil.

Mobil yang di setir mayor Alvar terus melesat dengan kecepatan tinggi, terus berkelok-kelok melewati mobil-mobil didepannya karena pandangannya fokus kepada mobil chevrolet warna hitam yang jaraknya 5 meter dari mobilnya. Dan akhirnya sedikit demi sedikit dia berhasil menyusul dan sekarang posisinya saling bersamping-sampingan.

Kaca jendela mobil terbuka baik dari mobil Mayor Alvar dan mobil chevrolet tersebut, Mayor Alvar terkejut melihat lelaki misterius tersebut rupanya lelaki yang pernah bertabrakan di koridor 1. Lelaki itu adalah teknisi yang dia temui, mayor alvar membanting setir untuk menempong mobil disampingnya.

"minggirkan, mobilnya...!!", Perintah Mayor Alvar dengan berteriak.

Mayor Alvar hanya mendapatkan Seringaian jahat dari lelaki teknisi yang menyetir mobil chevrolet tersebut, sekarang giliran mobil milik Mayor Alvar yang di tempong sampai menabrak pembatas jalan dan menyebabkan kap mobil depannya penyok. Mayor Alvar tidak menyerah begitu saja, dia menginjak pendal gas mobilnya dan kembali mengejar mobil chevrolet tersebut walaupun jaraknya sudah jauh dari nya tetapi masih bisa terkejar.

Di pinggiran jalan Ibukota Jakarta, banyak pasang mata dari warga langsung mengalihkan perhatian mereka saat mendengar sirine dari keempat mobil polisi yang melaju begitu kencang dan cepatnya, tentu saja semua orang bertanya-tanya apa yang terjadi disana dan para mobil polisi itu mengejar siapa sampai seperti itu.

Mayor alvar di dalam mobilnya dengan terus fokus menyetir dan menekan alat komunikasi, "cobra, kau sudah mendapatkan identitas dari teknisi itu...?!", tanyanya.

~~~

" Di Ruang Monitor Hotel Manhattan "

Kopral dua patimura yang berada didepan hadapan komputer, di layar komputer terpampang jelas informasi dari seorang lelaki yang di curigai oleh mayor alvar, "big boss, kami sudah mendapat identitas dari teknisi itu. Orang itu disebut hassan. Kebangsaan Hongkong Asia tidak diketahui. Dia merupakan anggota dari komplotan Abu Yussha. Mulai beroperasi sekitar tahun 2011, banyak melakukan perdagangan narkotika, senjata ilegal dan manusia...", jelasnya.

~~~

" Jalan Raya Ibukota Jakarta "

Sampai di sebuah perempatan jalan raya, disana lampu lalu lintas berwarna hijau menampilkan hitungan mundur yang sebentar lagi akan berganti menjadi lampu merah. Namun, mobil chevrolet didepannya langsung menerobos masuk melanggar lampu lalu lintas. Saat mobil Mayor Alvar ingin mengejar bertepatan lampu lalu lintas berwarna merah dan bersamaan itu juga dari sisi kanan jalan sebuah mobil truk model Flatbed berukuran besar berwarna putih menerjang mobil Mayor Alvar sampai terseret jauh.

Braakkk...!!!

Karena terterjangan mobil truk berukuran besar itu menyebabkan kaca mobilnya pecah berantakan mengenai dirinya, di dalam sana Mayor Alvar terhenyang dan terhempas tetapi untungnya dia memakai seatbeltnya dan masih terselamatkan karena mobil truk yang menerjangnya baru saja menjalankan mobilnya setelah tadi lampu merah, jadi dia tidak terlalu parah mendapatkan terjangan dari mobil truk tersebut. Di pinggiran jalan beberapa pasang mata melihat tersebut membuat mereka mematung ditempat.

Mobil truk yang menabrak mobil tersebut langsung menginjak rem dengan kuat-kuat dan akhirnya berhenti juga, didalam mobil Mayor Alvar meringis kesakitan saat kepalanya begitu pusing dan berdenyut sakit bersamaan itu darah mengalir keluar dari kepalanya bukan hanya itu juga tangan kanannya berdarah karena pecahan kaca dari mobil menancap di lengannya.

"big boss...!!!", panggil seseorang dari alat komunikasinya, "Apa kau tidak apa-apa...?", tanyanya.

Mayor Alvar mencengkram kepalanya yang begitu sangat sakit, dia langsung melepas seatbeltnya dan menekan alat komukasi di telingannya, "Jangan hiraukan saya! Saya baik-baik saja, tetap kejar mobil chevrolet itu...!!", perintahnya dibarengi dengan suara rintihan kesakitannya.

Berbondong-bondong orang langsung membantu Mayor Alvar keluar dari mobilnya begitupun supir truk ikut turun dari mobilnya dan ikut membantu, pintu mobil sebelah kiri berhasil di buka dan Mayor Alvar akhirnya bisa keluar dari sana.

"Nak, kau tidak apa-apa? Ya ampun... kepalamu berdarah nak", ucap seorang ibu yang menatap Mayor Alvar begitu khawatir dengan kondisi kepalanya berdarah, ibu itu langsung memberikan sebotol air minum kepada Mayor Alvar.

"Minumlah, Nak...!"

Mayor Alvar mengambil botol air minum itu dan meneguknya sampai habis, "saya tidak apa-apa, ibu. Saya harus melanjutkan tugas saja, permisi...", pamitnya langsung beranjak pergi sambil mengelap darah dari sisi kanannya yang mengalir.

Ibu yang memberikan dia minum mencekal Mayor Alvar, "tidak, Nak! keadaanmu seperti ini, kau harus dibawa rumah sakit..."

Mayor Alvar tersenyum kepada ibu yang menolongnya, "Saya tidak apa-apa, ini hanya luka kecil. Saya harus segera mengejar mobil tadi...", jelasnya, "ibu, tidak perlu khawatir. Saya akan baik-baik saja, saya permisi. Terimakasih ibu sudah khawatir kepadaku, saya permisi pergi dulu...", pamitnya namun sebelum dia pergi. Dia mengambil tangan ibu tersebut dan mencium punggung tangan lalu langsung melangkah pergi.

Ketiga mobil Polisi yang lain melanjutkan mengejar, mobil keempat berhenti untuk menolong Mayor Alvar. Salah satu anggota polisi bernama Briptu Malik menahan Mayor Alvar untuk berhenti mengejar dan segera untuk ke rumah sakit namun lelaki didepannya itu menolak dan tetap melanjurkan pengejarannya.

"Komandan, jangan keras kepala seperti ini. Anda harus segera ke rumah sakit untuk dirawat...", ucap Briptu Malik.

Mayor Alvar tidak merespon ucapan dari Briptu Malik, "Saya sudah bilang, bukan?! Jangan hiraukan saya, kalian harusnya tetap mengejar mobil chevrolet itu. Kenapa kalian berhenti...?!", ucapnya begitu marah dan kesal.

"Kombes Haryo, memerintahkan kami untuk membawa anda ke rumah sakit dan ketiga mobil polisi tetap mengejarnya...", jelas Briptu Malik.

Mayor Alvar menghela nafas langsung mendorong Briptu Malik yang menghalangi jalannya, dia berjalan mendekat ke sebuah motor sport yamaha berwarna hitam dan disana ada pemilik dari motor itu, "Mas, saya boleh meminjam motor anda? Saya tidak ada waktu, saya harus mengejar seorang pencuri...?", ucapnya.

"Tapi, mas..."

Mayor Alvar memberikan kartu nama miliknya, "saya akan mengganti, jika ada kerusakan pada motormu. Kau boleh menghubungi nomor HP disitu, saya tidak ada waktu. Saya harus membawanya sekarang...!"

"Baik, Mas. Silakan...", jawab Mas pemilik dari motor tersebut.

Briptu Malik dan Keempat anggota polisi yang dibawanya langsung menghalangi Mayor Alvar yang ingin melaju menggunakan motor dengan kondisi sedang terluka.

"Komandan, tolong jangan lakukan ini! Ini terlalu bahaya...", larang Briptu Malik.

Mayor Alvar langsung mengegas motor sport yamaha itu membuat Briptu Malik dan Keempat anggota polisi langsung minggir, "Kalian cepat ikut saya dan kejar mobil chevrolet itu...!!", perintahnya tegas langsung melaju kencang.

Briptu Malik menghela nafas kasar, dia bergegas masuk kedalam mobil polisi bersama keempat anggotanya dan melaju kencang menyusul Mayor Alvar.

~~~

" Ruang Monitor Hotel Manhattan Jakarta "

Di layar monitor, Kombes.pol haryo melihat keponakannya Mayor Alvar melanjutkan pengejarannya dalam kondisi tidak baik, dia menahan amarahnya sampai urat lehernya keluar dan rahangnya mengeras. Keponakannya itu benar-benar gila tidak mementingkan keselamatan dan keamanan dirinya walaupun memang ini adalah tugasnya sebagai Komandan tetapi dia tidak sadar dengan kondisinya yang tidak baik-baik saja.

Kombes.pol haryo mengambil Handy talkie, "Siapkan, mobil ambulance untuk berjaga-jaga dan ikuti dibelakang mobil Polisi...!!", perintahnya.

###