Chapter 21 : Pelanggaran HAM

" Badan Intelijen Negara - Jakarta Selatan "

Di meja panjang dengan set kursinya terbuat dari kayu, kursi tersebut diisi lima orang laki-laki berpakaian jas formal dan menyisakan satu kursi yang berada di paling ujung. Seorang laki-laki setengah baya berjalan menuju kursi paling ujung seraya menatap layang orang-orang disekitarnya.

"kita mulai saja rapat kali ini...!", perintah dari lelaki setengah baya yang merupakan letnan jenderal TNI suryanegara, berpangkat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara, "saya sudah membaca laporan hasil investigasi dari deputi II, dan pastinya semua orang yang ada disini pun sudah mendengarnya. Mengenai China yang mengirim sekitar 10 agen intelijen di indonesia..."

"masalah ini tidak bisa dianggap sepele oleh negara kita...", lanjutnya.

"betul, pak. Negara kita tidak boleh dijadikan sarang atau tempat transit kegiatan intelijen mereka, kita harus mewaspadai dan sudah seharusnya melarang semua jenis kegiatan intelijen negara China di Indonesia khususnya yang berpotensi melanggar HAM(Hak Asasi Manusia)...", timpal dari galih wiratama, dengan jabatan sebagai Direktorat Analisis Keamanan Nasional.

"saya setuju dengan direktorat galih. Kita pasti sudah mendengar berita China yang menjadi sorotan, mengenai kasus etnis Uighur di Maroko? Tentang penahanan etnis Uighur, bernama abid dilnawas di Maroko, serta seorang wanita muda yang mengaku ditahan 8 hari di fasilitas penahanan rahasia China di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE)...", sahut dari Deputi I Bidang Intelijen Luar Negeri, freddy hutapea.

"kira-kira kali ini apa tujuan mereka dengan mengirim mata-mata ke Indonesia...?", ucap dari Deputi III Bidang Kontra Intelijen, bernama aji dharma. Pandangan matanya melayang kearah deputi II abraham.

"untuk sekarang, kami belum bisa memastikan tujuan mereka...", jawab deputi II abraham.

Terdengar ketukan jari diatas meja, "bukankah sudah jelas, tujuan mereka adalah mencaplok kepulauan gemure. Karena sengketa laut China selatan itu, Indonesia terkena dampaknya. ZEE Indonesia di laut gemure utara terancam karena meningkatnya agresivitas China. Selama bertahun-tahun kita terus waspada terhadap ancaman yang diberikan China dan bisa-bisa nya kejadian ini terjadi, mereka berhasil membobol keamanan kita. Kita harus mencegahnya sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi pada negara kita...", ujar Direktorat Asia dan Pasifik, idris rayyan.

~~~

" Ruang Analisis - Polres Metro Jakarta Pusat "

Di ruang analisis, nampak kombes.pol haryo bersama kelima anggotanya berdiri mengelilingi meja berbentuk persegi.

"selama kalian melakukan penyisiran, apa hanya ini yang kalian temukan...?", tanya kombes.pol haryo.

Detektif putu dan satria bersamaan mengangguk kepala.

"iya betul komandan, saya menggeledah kost-an milik norman dan bokir tetapi semuanya tidak ada yang mencurigakan. Pastinya mereka sudah membawa nya...", ujar detektif satria.

Detektif putu memberikan kantong plastik yang didalamnya ada beberapa buku debur, "saya menemukan buku-buku debur ini di rumah pak wahyudi, komandan...", kemudian mengeluarkan buku-buku debur itu dari sana, dan mengambil salah satunya untuk di buka, "saya sudah memeriksanya. Di buku ini ada tanggal yang di coret diganti tanggal baru, di sampingnya di tulis code-code yang saya pun tidak mengerti. Saya menduga ini buku besar milik pak wahyudi, komandan..."

Kombes.pol haryo mengambil alih buku debur tersebut, "MP087BL13, MP055BM07, MCP093BA01, DPM456CP2...", dia mengeryitkan dahi dengan kode-kode di buku debur tersebut, "apa maksud kode-kode ini? Apa tidak ada petunjuk lain mengenai kode-kode ini...?"

"tidak ada komandan, buku-buku lainnya hanya berisi catatan pengeluaran dan pemasukkan uang dari TPI...", balas detektif putu.

Kombes.pol haryo memijat pelipisnya, "brata, vera. Coba kalian cari tau apa maksud dari kode-kode ini...!", titahnya.

"baik komandan...!"

Helaan nafas kombes.pol haryo terdengar, "sampai sekarang bayu belum memberi kabar perkembangan dari pencarian bokir. Oh ya, satu lagi. Kita mendapatkan perintah dari atasan untuk bekerjasama dengan bareskrim polri dalam kasus CC4 ini. Siapkan diri kalian, besok kita akan kesana...", beritahu kombes.pol haryo.

"siap komandan...!"

Tok... tok... tok

Terdengar ketukan pintu, Detektif satria melangkah menuju pintu untuk membukanya. Pintu ruangan terbuka, disana masuklah dokter heru dengan tergesa-gesa seraya membawa secarit kertas hasil laboratoriumnya.

"heru, apa hasilnya sudah keluar...?", tanya kombes.pol haryo.

Dokter heru mengangguk, "CC4..."

Semua yang ada di ruangan terbelalak mendengar ucapan dari dokter heru.

Dokter heru memberikan hasil laporannya kepada kombes.pol haryo, "penyebab kematian dari norman adalah overdosis CC4. Pengujian kuantitatif GC-MS menunjukkan konsentrasi CC4 yang sangat tinggi terdeteksi dalam sampel darah, urin, hati, otak, dan empedu nya. Kematian disebabkan oleh kegagalan kardiorespirasi akibat overdosis CC4 akut..."

"yang mengejutkannya lagi, cara kematiannya disengaja...", lanjutnya.

"maksudnya...?"

"sepertinya, ada seseorang yang memberikan CC4 kepadanya. Saat pemeriksaan eksternal, menunjukkan adanya tanda-tanda trauma atau agresi yang luar biasa dan tidak ada bekas suntikan yang terlihat...", jelas dokter heru.

Semua seisi ruangan terbelalak mendengarnya. Dokter heru teringat sesuatu didalam saku jas dokternya, dia mengeluarkan selembar poto dari jasnya dan memberikannya kepada kombes.pol haryo.

Kombes.pol haryo mengernyit dahi bertanya-tanya, "poto apa ini...?"

"aku memfotonya saat otopsi, angka itu aku dapatkan di punggungnya. Aku tidak tau apa tulisan, karena itu aku memfotonya barangkali berhubungan dengan pembunuhan pak wahyudi dan norman...", jawab dokter heru.

Kombes.pol haryo mengamati poto yang berisi angka dan abjad disana, "MP065BM08...", matanya terbelalak karena teringat dengan kode di buku besar milik pak wahyudi, dia langsung membuka buku besar itu dan melihatnya, "abjad dan angka di poto ini sama persis di buku besar ini, hanya angka dan salah satu abjad yang beda..."

Ucapan kombes.pol haryo cukup membuat mereka terkejut, dan membenarkan apa yang katakan komandannya.

Kombes.pol haryo menatap anggota timnya seraya menarik bibir tersenyum, "sepertinya kita mendapatkan petunjuk untuk kasus ini, sekarang saat nya untuk mencari tau. Pertama, kita cari tau mengenai informasi tentang norman. Kita mungkin bisa mendapatkan petunjuk dari situ..."

"baik komandan..."

***

" Bandara Internasional Seokarno-Hatta "

Pukul 08.00 WIB

Pagi yang cerah di langit kota Jakarta. Sebuah pesawat Airlines yang membawa penumpang mendarat dengan sempurna di parkiran khusus pesawat, satu demi satu para penumpang diperbolehkan untuk turun dari pesawat. Dibandara seokarno-hatta terlihat orang berlalu lalang begitu sangat padat,begitu banyak orang berjejer rapih di pembatas tempat keluar para penumpangpesawat yang sudah landing.

Dari kejauhan kombes.pol haryo melihat seorang wanita sekitar usia 20 tahun memakai jeans biru muda memakai kemeja berwarna pink dan coat hitam sedang duduk sambil menyangga dagunya menggunakan kedua tangannya dengan ekspresinya begitu kesal, tidak lain adalah putrinya yang bernama irene wicaksono.

Kombes.pol haryo berlari kearah putrinya, kemudian menggunakan jari telunjuknya untuk menoel putrinya tersebut sambil memanggil namanya, "irene...?"

Putri nya itu langsung berbalik kearah orang yang memanggilnya, seketika rautwajahnya berubah menjadi kesal dan marah, "papah, jahat! Kenapa baru dateng sekarang, tau gak! Irene udah menunggu papah dari tadi. papah jahat...!!!", bentaknya dengan kedua tangannya itu memukul-mukul dada ayahnya dengan keras.

Kombes.pol haryo hanya bisa menghela nafas pasrah melihat tingkah laku putrinya yang labil kadang bahagia, kadang sedih, kadang marah dan kadang kesal. Dia kemudian menangkap kedua tangan irene kemudian berusaha bersikap dan berbicara dengan lembut.

"iya maafin papah, yah irene. Jangan marah lagi, maafkan papah karena telat jemput irene...", pinta kombes.pol haryo berusaha untuk meluluhkan amarah irene.

Irene langsung melepas pegangan tangan dari kombes.pol haryo dan menekuk wajahnya terlihat guratan amarahnya, dia beralih ke tas selepangannya langsung di banting begitupun kedua kopernya, tentu saja pasang mata melihat kearah mereka, "enggak, pokonya irene gak mau maafin papah! Papah jahat karena ngabari irene, kak alvar sakit...!!", bentaknya.

Kombes.pol haryo memejamkan matanya dan mengatur nafasnya mencoba menahan kesabarannya sekuat mungkin menghadapi irene, dia langsung menurunkan badannya untuk mengambil tas selempangan milik irene dan sekarang kombes.pol haryo berjongkok dihadapan irene sambil memberikan tas selempangannya.

"maafkan papah sudah jahat pada irene. Kalau begitu kita langsung ke rumah sakit saja, bagaimana? Kita liat kak alvar sama-sama..."

Irene langsung membalas dengan anggukkan kepala, sekalipun wajahnya masih memasang wajah kesal kepada papah nya.

~~~

" Rumah Sakit Adyatama "

Kondisi alvar berangsur-angsur membaik. Dia duduk bersandar di brangkar. matanya menatap sang bunda yang sibuk mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Sudah lebih dari 7 hari ia dirawat, dan hari ini dirinya diperbolehkan pulang, namun harus tetap beristirahat dalam beberapa hari dan tidak boleh melakukan aktivitas berat terlebih dahulu.

PIntu ruang rawat terbuka, masuklah seorang perempuan dengan rambut sepanjang punggung yang diurai, wajah cantik dengan riasan tipis, hidung mancung, berkulit putih langsat, bernama irene wicaksono.

"bang alvar...", panggil perempuan bernama irene itu penuh antusias.

Alvar terkejut dengan kedatangan irene yang tidak lain adalah keponakannya, "irene..."

Bunda rosmawati yang sibuk mengemasi barang-barang juga ikut terkejut dengan kedatangan dari putri adik laki-lakinya ke rumah sakit, "irene, sayang..."

Irene langsung berlari menuju bunda rosmawati dan memeluk eratnya, "irene kangen banget sama bibi...", ucapnya begitu bahagia.

"iya bibi juga kangen sama irene. Kapan kamu datang ke jakarta, sayang...?", tanya bunda rosmawati.

Irene lalu melepas pelukan, "baru saja, irene langsung ke rumah sakit karena mendengar kabar bang alvar sakit...", dan seketika raut wajahnya berubah cemberut, "kenapa gak ada yang kasih tau irene kalo abang alvar sakit, bahkan papah juga tidak memberitau. Jahat sekali..."

Bunda rosmawati langsung mengusap-usap lengan tangan irene, "maafkan bibi, sayang. bibi dan papahmu tidak bermaksud seperti itu, hanya saja kamu kan di jogja kuliah. Kita tidak mau membuatmu khawatir disana...", jelasnya.

Irene mengincak lantai kesal, dia berjalan kearah brangkar langsung memeluk memeluk abang alvarnya, "abang...", panggilnya dengan manja, "bang alvar kenapa tidak memberitahu irene kalau abang sakit..."

Alvar melepas pelukan keponakannya itu, "maafkan abang yah, abang tidak mau membuatmu khawatir. Jangan marah lagi yah, maukan maafin abang...?", tanyanya.

Irene mengangguk kepala sekalipun wajahnya masih cemberut, "iya irene maafin abang. Tapi jangan diulangi lagi...!", tegasnya memberi ancaman.

Alvar tersenyum, "iya, tidak akan...", balasnya, "oh ya kamu di jogja kuliahnya gimana? kamu ke jakarta itu pasti bolos kuliah disananya, iya kan...?", tebaknya.

Irene langsung mesem-mesem sambil memainkan jari-jemarinya, "iya, irene bolos..."

Bunda rosmawati dan alvar menggeleng kepala sambil menghela nafas.

Irene langsung mengelayut memegang tangan alvar, "irene ingin disini, irene mau kuliah disini saja, agar bisa melihat bang alvar setiap hari..."

Mendengar itu tentu saja alvar dan bunda rosmawati terkejut.

"kamu mau kuliah disini? Kamu sudah bilang sama papahmu rencana kuliah disini...?", tanya alvar.

Irene membalas dengan gelengan kepala, raut wajahnya seketika berubah kesal, "percuma saja, irene bilang dengan papah. Dia hanya sibuk dengan pekerjaannya, tidak pernah sekalipun peduli kepada irene...!"

"jangan berprasangka buruk seperti itu, papahmu sangat sayang padamu...", ucap alvar. Namun irene menanggapinya dengan mendengus kesal.

Pintu ruang rawat terbuka, masuklah dua orang laki-laki berseragam tentara. Mereka adalah lettu akhdan dan sersan simon.

"bunda ros, biar kami saja yang mengangkat barang-barangnya...", ucap akhdan.

Bunda rosmawati tersenyum, "terimakasih yah akhdan, simon sudah mau membantu..."

"iya sama-sama bunda, simon senang bisa bantu bunda dan bang alvar...", jawab simon.

Irene pandangannya tidak lepas menatap seorang lelaki berbadan tinggi, hidung mancung, berkulit kuning langsat. Lelaki itu adalah akhdan yang sedang membantu mengangkat barang, dia beralih melihat ke arah alvar, "abang, mereka siapa...?"

"mereka teman abang..."

Irene ber'oh' ria, "abang tidak ada niatan untuk mengenalkan temen abang sama irene?"

Alvar mengambil buku dan membacanya, tanpa membalas ucapan dari adik keponakannya. Irene memasang wajah cemberut, "iihh abang nyebelin! Pelit banget gak ngenalin sama irene...", cibirnya.

~~~

" Pelabuhan Merak - Cilegon, Banten "

Di tempat lain, di sebuah Pelabuhan Merak. Sebuah pelabuhan penyeberangan yang berada di Pulomerak, Kota Cilegon, Banten yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Sumatra yang dipisahkan oleh Selat Sunda/Gunung Krakatau. Setiap harinya, ratusan perjalanan feri melayani arus penumpang dan kendaraan dari ke pulau Sumatra melalui Pelabuhan Bakauheni di Lampung.

Sebuah bus bercorak merah, hitam putih memasuki jalur pelabuhan. Tiba-tiba bus terhenti di tengah jalan, pintu bus terbuka. Masuklah dua laki-laki berseragam polisi ke dalam bus.

"selamat siang, mohon maaf atas ketidak nyamanannya. Kami akan melakukan pemeriksaan, silakan bapak dan ibu untuk mengeluarkan kartu identitas...!", perintah dari salah satu polisi.

Petugas polisi satu demi satu memeriksa para penumpang bus dengan melihat kartu identitas dan wajahnya. Seorang penumpang laki-laki duduk paling ujung, memakai pakaian serba hitam, menutupi wajahnya dengan masker hitam. Nampak duduk dengan gelisah melihat kedua petugas polisi yang semakin dekat ke arahnya.

Saat beberapa langkah polisi itu mendekat, laki-laki yang tidak diketahui identitasnya itu langsung keluar dari mobil bus lewat pintu belakang. Kedua polisi yang melihat itu menaruh curiga dengan laki-laki tersebut, mereka langsung ikut turun untuk mengejarnya.

"tunggu...!!"

Laki-laki itu terus berjalan cepat dan berlari untuk menghindari kejaran dari kedua polisi yang mengejarnya.

"berhenti...!!"

Aksi kejar-kejaran pun terjadi antara kedua polisi dan laki-laki tersebut, sampai akhirnya tanpa diduga sebuah mobil datang dari arah kanan dan bersamaan itu menabrak lelaki tersebut.

brakk...!

Kedua polisi segera berlari mendekat, laki-laki itu meringis kesakitan karena tabrakan yang dialaminya. Akhirnya polisi berhasil menangkap laki-laki itu dan membuka masker yang menutupi setengah wajahnya.

~~~

" Kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri - Jakarta Selatan "

Siangnya, di Kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang berada di jalan Trunojoyo No.3 2, Jakarta Selatan. Tepat di ruang pertemuan dipenuhi para anggota dari Bareskrim dan anggota detektif kepolisian metro jaya yang sengaja dikumpulkan untuk bekerjasama dalam tugas khusus penyelidikan narkotika di Indonesia.

Kombes.pol haryo menggunakan pointer laser mengganti slide power point di layar proyektor, "lebih dari 120 lembar CC4 yang kami di temukan di gedung TPI, Muara kamal dalam bentuk lembaran mirip perangko. Kami juga menemukan alat laboratorium dan bahan pembuatan sabu dan 20 tangki berisi liquid sabu disana..."

"pemilik dari gedung TPI, bernama wahyudi dan dua orang kepercayaannya yaitu norman dan bokir. Pak wahyudi meninggal di temukan didalam gudang TPI, penyebab kematiannya adalah dibunuh. Sedangkan norman, mayat nya di temukan mengapung di bantaran kali Cakung. Penyebab kematiannya, tidak sebabkan tenggelam melainkan overdosis CC4..."

Slide power point berganti, "di tubuh norman, kami menemukan sebuah kode yaitu MP065BM08. Kode tersebut sama persis dengan kode di buku besar yang kami temukan di rumah pak wahyudi. Di dalam buku besar ini terdapat tanggal, kami menduga tanggal didalam buku besar tersebut adalah tanggal transaksi mereka. Untuk kode kami masih belum memecahkannya...", jelasnya.

"bagaimana dengan keberadaan bokir...?", tanya dari Kasubdit I Dittipidnarkoba Bareskrim Polri, Kombes. Pol. Dr. andrea tampubolon.

"saat ini tim kami sedang mencari keberadaan dari bokir...", jawab kombes.pol haryo.

Drrt... drrtt...

Nada dering dari sebuah panggilan masuk terdengar. Kombes.pol haryo mengangkat panggilan tersebut dan me-loadspeaker nya.

"pak, kami mendapatkan laporan dari polisi pelabuhan di merak. Tersangka yang diduga bernama bokir berhasil di tangkap..."

"segera lakukan penjemputan pada tersangka bokir...!!", perintah kombes.Pol. Dr. andrea.

"siap pak...!"

###

Zona Ekonomi Eksklusif adalah zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar pantai, yang mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa.

Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mempunyai tugas melaksanakan administrasi penyidikan jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika alami dan sintetis.

Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP) atau sering disebut KP3 adalah unsur Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang mempunyai tugas pokok membantu Administrator Pelabuhan dalam menyelenggarakan keamanan di dalam daerah Pelabuhan sepanjang mengenai tata-tertib umum dalam rangka pendayagunaan dan pengusahaan pelabuhan. Kedudukan KP3 secara taktis operasional berada di bawah Administrator Pelabuhan dan secara hirarkhis fungsional serta teknis Polisional tetap berada di bawah kesatuan induknya.