Pertemuan pertama (Hilang)

Setelah beberapa saat makanan yang kami pesan telah ludes disantap. Mungkin sudah menjadi kebiasaan hampir semua perempuan bahwa jika habis bersantap pastilah tacap make up, jadi aku izin ingin ke toilet. Aku tinggalkan dia dan pergi ke kamar mandi untuk tacap make up terutama lipstik.

Setelah tacap make up aku kembali ke meja yang kami pesan, saat sampai di meja aku lihat laki-laki itu sudah tidak ada di tempat duduk. Timbul rasa kesal dan benci dalam benakku bahwa mana ada laki-laki menghilang meninggalkan wanitanya sendiri di kafe dan membiarkan perempuan membayar.

Dalam sekejap timbul beberapa prasangka buruk dalam benakku, diantaranya dia sengaja pesan salad karena dia takut aku gak bisa bayar biar tidak terlalu memberatiku. kedua aku mengira bahwa wajahnya pasti hancur hingga dia menutupi wajahnya hingga segitunya. Tapi tanpa sadar terlintas kenangan akan keindahan suaranya yang membuat hati gondok mendadak mencair.

Keadaanku sekarang sudah lebih baik, akhirnya aku memanggil pelayan untuk membayar makanan yang telah kami makan. Saat aku hendak membayar pelayan itu mengatakan bahwa semua tagihan yang telah kami makan telah dibayar dan apabila aku ingin pesan lagi buat di bawa pulang maka aku masih boleh pesan.

Dalam keadaan bingung, aku menyuruh pelayan itu pergi. Belum aneh karena cara berpakaiannya tapi juga sikap laki-laki itu. Selain itu siapa laki-laki itu sebenarnya sehingga pelayan kafe ini seolah cukup mengenal dia dengan baik.

Setelah cukup lama berpikir, aku keluar dari kafe. Saat aku mau menunggu taksi untuk pulang, Tiba-tiba datang satu buah mobil mewah lengkap dengan supirnya berhenti di depanku. Aku bingung apa yang diinginkan oleh orang dalam mobil mewah itu, saat aku mau lewat mobil itu mengikuti aku. Tidak lama setelahnya supir itu turun dan membukakan pintu mobil sambil bicara,

Sopir: (membuka pintu mobil) silakan masuk nona!

Aku menoleh ke kiri dan ke kanan tapi tidak melihat siapapun. tak lama setelah itu sopir itu kembali bicara,

Sopir: Silakan nono, saya diutus tuan muda untuk mengantar nona pada keluarga nona

aku:(kebingungan) siapa tuan mudamu bagaimana bisa kamu memanggilku nona?

sopir: tuan muda saya adalah tuan muda Alianda Alifda dan nona adalah calon tunangan tuan muda

setelah mendengar penjelasan dari sopir itu akhirnya aku masuk ke mobil juga dan benar saja saya diantar pulang bahkan sampai depan rumah.

sesampainya di rumah begitu banyak kebingungan yang aku rasakan akan calon tunangan ku Alif, Apakah dia benar-benar anak orang kaya bagaimana status dia sebenarnya, mengapa dia sangat misterius. dari kegalauan dan kebingunganku atas Alif timbulah sesosok wajah dalam pikiranku dia adalah laki-laki tampan yang mengusir ku tadi, betapa gantengnya dia, tapi seketika aku sadar dia bukan untukku dan aku harus menjalin hubungan baik dengan Alif asal keluargaku bahagia. aku terus kepikiran sikap aneh Alif hingga akhirnya aku tertidur...