Bolehkan gue bete, yang nikah sama siapa yang dansa sama siapa. Dasar papa bisanya luan rampas istri gue. Mana lagi Khristal nerima ajakan papa.
Gitu host mempersilahkan para tamu buat dansa, gue senang bukan main karena gue mau nunjukin sama si James keromantisan gue sama Khristal biar gagal tu rencana tololnya.
Eitsss.., belum lagi gue ajak Khristal si papa udah luan aja ajak dia dansa. Nih udah pasti rencana papa, kenapa gue tahu? karena saat ketika Khristal nerima ajakan papa, papa malah nunjukim senyum smirk nya. Eehhh, dasar pak tua..! Untung papa gue kalau ga udah gue tendang tuh bokongnya.
Ok. Gue akhirnya ngalah sama papa.
Tapi hati ini semakin bete lihat mereka dansanya lama amat dah. Tapi yang bikin gue tambah deg-degan ketika gue lihat keseriusan dari wajah mereka. Gue melihat Khristal seperti menagis. Gue melihat tatapan kosong nan teduh. Ada apa ini sbenarnya? kok gue jadi yang gelisah? Ga sengaja tatapan gue dan papa bertemu. Gue lihat papa bisikan sesuatu ke Khristal, eeehh kok malah jadi kekeh senyum tu. Apa sih yang dibicarakan mereka. Ga bisa dibiarin nih.
"Ekhemm, pak tua bisa saya meminta istri saya? saya mau berdansa sama istri cantik saya."
"Cckk.., dasar anak durhaka. Ga sopan kamu ya sama papa sendiri." kesal papa.
"Kamu apaan sih Dir, sama papa gitu amat ngomongnya." kampret lah malah gue yang disalahin Khristal.
"Yang ga sopan tuh ya papa lah, main rampas istri Dirles aja. Dan lo juga suami lo tuh siapa sih sebenarnya?" ketus gue.
"Hahaha, ohhh jadi ceritanya kamu cemburu ya Dir? ngomong kek dari tadi."
"Cemburu? Dirles cemburu sama papa? sama dia? ga amat deh papa." kok papa tahu sih dalam hati gue bicara.
"Hufftt, nih lah bahasa yang paling gue percaya omongan Dirles ketimbang saat dia muji gue . Harus banget bilangnya depan papa. Kan gue jadi malu Dir dimana papa tahu gue cinta sama lo sementara lo sama sekali ga cinta sama gue. Lagi-lagi lo buat gue sedih dengan ucapan lo Dir." batin khristal
"Alaaahhh, gengsi kamu gedein lagi kalau gitu. Yaudah kalau kamu ga cemburu sama papa, sana cari pasangan mu dansa karena papa mau lanjutin dansa ama menantu papa."
"Njirrr, gue serang malah diserang ma papa, papa kok ga ngerti maksud gue sih. Polos apa sok polos nih si papa. Ga..ga.. enak aja dansa lagi. Gue aja lom." batin dirles.
"Awas deh papa, Dirles mau dansa sama Khristal masa pengantinnya lom bedansa. Enakkan dipapa doank donk." ucap gue sambil narik uluran tangan Khristal dari papa. Gue lihat papa dan mama tertawa.
"Makanya anak mama yang ganteng ini harus lebih estra sigap sama istri biar ga dirampas papa apa lagi dirampas pria lain sayang." kata mama yang udah berada disamping papa. Gue mah cuma mutar bola mata gue aja deh menanggapi ocehan mama.
"yaudah kamu dansa sana tuh sama istri kamu. Papa mau dansa ama mama kamu. " ucap papa smbil jalan ninggalkan kami.
"Apa lo? mau ngetawain gue? gue jitak lo kalau ngetawain gue."
"Hahaha, lo lucu amat dah. Sama orang tua sendiri aja lo ketus amat. emang cemburu nih? hemmm?" gombal gue dengan senyum.
"Njirrrr, malah gue digodain dia lagi. Gue harus jawab apa nih? Mampos gue. Iya kale gue bilang kalau gue cemburu. Entar dia geer lagi. Kan gue cemburu dalam arti sahabat. Gimana pun dia sahabat gue. Tentu kedekatan kami sangat kontras."batin gue.
"Heeee, pede amat dah lo bocah. Gue mah kagak mungkin cemburu. Kalau sera yang dansa sama papa baru gue cemburu." ucapan gue malah menghilangkan senyumnya.
"Hehe, iya ya kok gue lupa. Hehe.." ucap gue dengan tertawa dibuat.
Gue pun berniat melangkah pergi hati gue sakit banget dengernya. Baru selangkah tarikan Dirles menghentikan langkah gue, bahkan gue menubruk dadanya refleks dan melingkarkan tangan gue ke leher Dirles dan tangannya udah melingkar erat dipinggang gue . pandangan kami bertemu. gue terpaku melihat manik matanya. Gue seakan teringat masa kami dulu. Lalu gue langsung tersadar akan kenyataan yang sebenarnya. Gue mutuskan kontak mata dengannya. Gue ga mau semakin susah lupakan dia.
Setelah perkataan gue menyinggung nama Sera. Gue merasa perubahan mimik wajah Khristal. Apa gue melakukan kesalahan ya? Gue melihat pergerakan dia seperti mau ninggalin gue. Gue sebel kalau udah seperti ini. Niat tadi mau dansa sama dia kok jadi kek ini sih.
Gue tahu salah mungkin karena ini hari permikahan kami jadi untuk hari ini jangan bahas orang lain. Karena satu hari ini adah hari bahagia papa, mama, keluarga mungkin juga Khristal dan..gue? ntah lah, gue pun menarik dia kepelukan gue. Ntah kenapa gue pengen banget dekat ama dia.
Pengen seperti dulu dalam arti sahabat ya. Tapi kenapa jantung gue ga beres saat dekat intens gini? saat kami saling nempel? dan saat mata kami berjumpa? ada apa dengan gue ya? Ck, dia mutuskan kontak kami. Dia malu kah? marah? gue menaikkan kembali dagunya.
"Khristal, mari kita berpesta hari ini. Dihari pernikahan kita. Setidaknya mari kita ikut berbahagia melihat mereka berbahagia melihat kita hari ini." ucap gue lembut. Dia masih dalam mode diam.
"Khristal istriku, maukah kamu berdansa dengan ku? menjadi pasangan ku hari ini?" ntah kenapa gue tenang banget ngucapnya. Gue melihat dia mengangguk. Gue pun tersenyum.
"Dirles, gue tahu ini hanya omongan ngaur lo. Tapi andaikan ucapan lo ini nyata. Andaikan lo bener menjadikan gue pasangan lo selamanya. Gue pasti wanita paling bahagia. Kapan lo menyadari bahwa hubungan yang kita jalani gue menganggapnya lebih dari sahabat. Perasaan ini adalah perasaan cinta Dirles. Hah, biar lah tuk hari ini kita melakukan sandiwara yang lucu. Seolah kita saling mencintai. Seperti kata lo setidaknya satu hari ini kita ikut bahagia melihat mereka yang bahgia lihat kita." batin khristal
"Okeyy.., mari kita berdansa diacara pernikahan kita." ucap gue lembut mengangguk ajakannya. Kami pun berdansa dan saling lempar senyum...
Disisi lain
"Pa, lihat itu Dirles sama Khristal mereka akhirnya dansa."
"Iya ma, semoga Dirles cepat menyadari cintanya sama Khristal."
"Dan semoga Khristal bertahan mencintai Dirles ya pa."
"Iya ma, papa yakin mereka akan bahagia dengan cara mereka sendiri, kita doakan aja mereka ya ma."
"Iya pa, aminn."
#pov dua kampret
"Aissh.., James lihat tuh siDirles. Bisa gitu romantis banget sama bininya. Tadinya aja sok ga suka, sok nolak nikah. Kampret juga tuh anak ya."
"Wkwkwk, seperti yang gue bilang tadi bro. Dia mah gengsi nya gede banget. Dia hanya aja blom menyadari perasanya bro. Masih gelap mata karena terobsesi ma sera."
"Ya..ya..ya, bener juga lo bilang bro, ekh tapi lo ga jadikan rebut Khristal?"
"Kampret lo, jd dari tadi gue bilang lo kagak paham ya? gue tadi cuma mancing Dirles doank. Ck, jadi laki ga ngerti amat dah kodenya."
"Eeee, bibir lo. Udah akh, biarkan mereka asyik dengan dunianya."
****
"Ngomong-ngomong cantik amat euuhh lo hari ini istri, kalah sama makeup kemarin. " ucap gue mencairkan suasana.
"Hahaha, kok lupa sih lo. Gue kan cantik dari rahim mami gue." sombong gue.
"Ck, sekali gue muji, lo malah muji berlebihan pula. Iya deh terserah lo deh." gue liat dia terkekeh.
"Ihh, gue jitak lo ya, mau?" gw acungkan kepalan tangan gue depan wajahnya.
"Hahaha, galak amat sih istri, kan suami jadi kisut."
"Bruakakaa, lo tuh ya mah cocok digalakin. Bibir kek lambe pulanya. Haha."
"Hahaha.." kami pun saling tertawa.
"Ini yang paling gue rindukan dari lo Khristal. Tertawa seperti dulu. Gue berharap seperti dulu lagi. Tapi maaf banget Khris, hati gue tetap ga bisa buat lo. Gue cuma nyaman bersahabat sama lo. Tapi gue juga lom bisa jauh dari lo. Gue sayang ama lo Khristal cukup tuh aja yang lo tahu."
Ntah kenapa tetiba air mata gur jatuh. Gue takut ga bisa selamanya sama dia. karena gue janji dengan wanita pujaan gue Sera. Gue janji tuk menjadikan Sera pasangan hidup gue. Gue takut Khristal akan mengilang dari hidup gue.
"Lo kenapa Dir? bukannya sekarang kita lagi tertawa? kenapa lo menangis? lo nyesal lagi? lo ga usah takut Dir, gue udah siapin hati gue kok kalau aja lo jadikan Sera milik lo. Gue sayang ama lo Dir."
"Emmm, Dir lo kenapa nangis? gue ada salah ya? maaf kalau gue ada sa__"
Degh.. !!
"Dirles cium gue? ada apa ini? dia nangis mengapa cium gue? Dirles semakin dalam mencium gue. Lo udah menyakitin hati gue Dir. Gue ga ngerti maksud sikap lo sesuka hatinya ama gue."
Ntah kenapa gue ga suka klo dia selalu merasa bersalah sama gue. Disini bukan lo dan bukan gue yang salah. Tapi takdir yang salah. Memaksa kita bersama yang seharus ga bersama. Gue spontan nyium dia.
Gue menghentikan ucapannya. Gue semakin meperdalam ciuman ini. Gue terbius dengan ciuman ini. Saya DIRLES mnyukai ciuman hanya dengan Khristal.
"Gue sayang sama lo Khris..., ketahuilah dari dulu gue sayang banget ama lo." ucap gue menyatukan kening gue dengan dia. Dia menutup matanya dan air matanya pun jatuh. Kita sama-sama diam menangis.