Semua demi kamu

Sejak kejadian malam makan indomie, hari demi hari hubungan kami jadi lebih baik. Tidak ada lagi nada sindiran dari Dirles. Meski bicara pun lebih hemat. Dan hal yang masih tetap seperti biasa pagi-pagi adalah dalam hal sarapan dan pergi kampus. 

Gue tetap buatin dia sarapan dan pergi duluan kekampus meski pamit lewat memo yang gue tempel didinding kulkas serta pulang kampus dengan sendirinya, ini sepertinya udah rutinitas yang wajib tanpa absen. Sedihkan jadi gue? hehe

Sejak kejadian dimana gue ninggalin dia hujan-hujan dikampus dan dimana kami makan malam indomie bersama, gue mulai mencoba mengurangi sikap jutek gue ke dia mencoba lebih lembut ke dia tapi untuk mencoba buat dia lebih benci ke gue ga akan berhenti. Hanya dengan gue selalu bersama dengan Sera, gue yakin dia pasti semakin muak lihat tingkah gue dengan begitu dia lebih cepat pisah dari gue dan hidup lebih bahagia. 

Dan gue juga jadi lebih terbiasa dengan sikap dia sekarang seperti pagi ini, dia hanya buatin gue sarapan dan pergi kekampus tampa pamit langsung sama gue. Lagi-lagi memo lah alat komunikasi kami. Gue ga bisa marah sama dia karena ini juga disebabkan karena ulah gue kemarin,  dia melakukan permintaan gue.

****

Gue mencoba untuk lebih bersikap tenang sekarang baik untuk diri gue sendiri, Dirles maupun teman gue. Ntah kenapa gue lebih ingin berdamai dengan semuanya. Seperti sekarang gue lagi tertawa bercanda sama Julia,  James, dan Joshua dikantin minus Dirles, mungkin dia masih nunggu Sera keluar kelas.

"Hahaha..,  ada-ada aja lo Josh."

"Lah, kan emang bener kan gue bilang James, Julia tuh cantik kalau uda diem."

"Kampret lo Josh, jadi maksud lo kalau gue bicara apa lagi hah?"

"Lebih jelek dari Thanos.."

"Aw.. aw.. aw..,  stop..stop.., sakit bego."

"Bodo amat,  mampos lo situ.."

"Selain wajah, tangan lo persis kayak thanos juga."

"Njirrr,, buk... buk... buk..."

"Woi, sakit woi.., ampun...ampun..., ga deh,  lo cantik selalu kok."

"Nah gitu donk,hehehe.."

"Ckck, ternyata lo lemah sama Julia ya Josh."

"Diem lu, gue cuma ga mau geger otak gegara tangan bajanya."

"Mulai lagi lo ya..."

"Ekh, engga engga kok. Hehehe. "

Nah, seperti itu lah suasana kami sekrang dikantin,  ribut mulu nih Julia sama Josh, ga bisa damai.  Wkwkwk.  lah Lah gue? cuma menikmati candaan mereka aja.

"Hati hati lo kalian berdua, ntar beneran jatuh cinta loh..." akhirnya gue berkicau juga ya.

"NO"

"YES"

Ucap mereka berdua barengan..

Hahaha, lucu juga mereka. Baru lagi gue mau jawab ucapan mereka suara Dirles menghentikan candaan kami. Dan gue cuma melihat sekilas aja ga lupa gue juga senyum kok sama Dirles dan Sera.

"Hay..."

"Hay juga Sera.." kali ini Josh yang jawab, gue cekikikan ngelihat Julia seperti kesel dengan hadirnya Sera. Gue ngerti kok karena Julia hanya ingin gue ga tersakiti lagi.

"Dari mana aja bro?  kok tumben lama kekantinnya."

"Iya,  ini juga kelas Julia baru siap belajar, makanya lama nungguin dia dulu."

"Oooh, segitu cinta nya sama Sera ya bro?"

Apaan sih james bilang seperti itu,  bikin ngulah aja nih anak

Yaelah James, trus aja sih lo cari ribut sama Dirles. Wkwwk,  gue ngerti kok maksud lo mancing omongan seperti itu.  Bisa-bisanya lo ya abang james.  Hihihi

"Ya iya lah cinta, gue kan emang dari awal kampus udah kepincut sama Sera."

"Ish,  malu Dir.." ucap Sera ya ampun..

"Gapapa lah Ser,  biar semua orang tahu kalau gue beneran cinta sama lo.  Dan lo cuma milik gue."

Sabar Khris, tahan..tahan.., lo udah janji kan untuk tetap damai. 

"Jijai amat sih kalian dua, yuk Khris kita pergi dari sini. Ngerusak suasana aja kedatangan mereka." jawab Julia sambil narik tangan gue berdiri. Makasih Julia lo udah selamatin gue.

Gue duluan ya bang, Josh, Dir, Sera.." gue tetap pamit sama mereka ga lupa juga sama Dirles dan Sera.

"Jul.., lo kenapa sih tadi maen pergi aja"

"Halah..sok kuat lo mpret.."

"Haha, astaga...lo lucu amat sih."

"Ga usa sok ketawa lo ish.."

"Jul, gue udah bilang kan sama lo,  kalau gue baik-baik aja kok. Gue bisa atasi hati gue kok."

"Pret...., ngomong sok iya lo."

"Jul, astaga...apa sih yang kan bikin lo percaya sama gue?" bebal juga nih anak.

"GA ADA"

"Bruakakaka.,  lo sumpah ya bikin gue ngakak tahu ga."

"Issss, Khris..."

"Apa sih Julia cantiknya Joshua."

"Hah?  kok jadi lo godain gue sih?  Aisshhh..."

"Habis nya lo lucu aja sih." gue masih on nya ketawa.

"Khris,  lo yakin baik-baik saja kan?"

"He em.."

"Jangan cuma he em doank lo, yang jelas donk."

"Iya loh Julia,  gue baik-baik aja kok,  kan gue juga lagi ikutin saran lo kemarin, ga apa mereka bersama gue tetap seolah semua baik aja, hanya saja gue hanya memperlambat niat Dirles buat nikahin dia, masa lo lupa sih?  ya..walaupun gue juga ga tahu pasti apakah cara gue berhasil apa ga."

"Ee..,  bego nya gue. Kok lupa sih. Hehehe, iya lo bener kok."

"Nah, ingat lo kan,  makanya jangan asal marah aja lo."

"Ho..oh.., dengan cara lo pura dukung hubungan mereka dibalik cara lo,  disitu lah Dirles seakan menyadari perjuangan lo bahwa ternyata lo lah yang lebih pantas diperjuangkan"

"Yes,,  betull..."

"Huft,,  hampir aja ya kan gue banting tuh cewek ganjen."

"Hush, lo ga boleh gitu donk. Disini Sera ga salah apa-apa. Dia kan ga tahu kalau Dirles suami gue."

"Iya sih,  tapi gue kayak ga terima gitu dengan gaya menjijai kan banget tu seperti tadi."

"Hehehe  udah biarka aja..., namanya juga lagi jatuh cinta. Nanti juga lo akan rasakan juga kok..  Sama...  Joshua lagi."

"Ihhhh..,  najong akh sama tuh bocah."

"Hemmm..., kita lihat aja nanti."

"Khris, kali ini gue serius ngomong. Lo tetap sabar ya, lo tetap berusaha ya,  gue yakin dia akan melihat dan menyadari ketulusan lo ke dia."

"Iya, gue tetap bakalan sabar kok Jul.  Makasih ya.."

"Yaudah,  kalau gitu kita ketaman belakang lagi yok, dengerin lagu sambil nyanyi..hehehe.."

"Oke..., lets go..." kami pun berlari ketaman belakang dimana gue pernah menunggu Dirles saat dia lagi ngebujuk sera buat izin pergi, dan dimana saat Julia menyemangati dan kasih saran ke gue. Taman yang bener bikin hati gue tenang.

****

Gw sebenarnya udah bosan nunggu Sera keluar kelas, sahabat gue pasti udah pada asyik dikantin. Mana lagi Khristal juga ada disana, dari mana gue tahu?  Tadi Joshua ngabari gue kalau disitu juga ada Julia dan Khristal. Kan semakin semangat gue mau ketemu mereka.  Lama menunggu akhirnya Sera keluar juga dari kelas tanpa babibu gue ama Sera langsung kekantin.

Dan kita sekarang berada dikantin, gue ngelihat mereka sedang becanda, tapi gue lebih fokus ke Khristal yang ikutan tertawa senang. Ini yang gue rindukan dari dia, senyum dan tertawanya.

Gue pun sekarang berada tepat depan mereka,  baru aja gue nyapa mereka malah Sera luan sapa mereka. Gue lihat mimik muka mereka seperti ada yang aneh. Seperti ga suka lihat kedatangan kami. Hanya Joshua yang sapa kami. Tapi ada yg beda dari salah satu mereka yaitu Khristal,  Khristal membalas sapaan Sera dengan tersenyum. Hati gue adem banget lihat senyum dia.

Ga lama James nimbrung percakapan kami dengan pertanyaan yang ga gue suka sama sekali, selalu aja anak ini cara perkara sama gue. Ngeliat Khristal yang tertawa bahagia tanpa ada gue, ngebuat gue melakukan aksi. Gue menjawab dengan mantap pertanyaan konyol James. Belum lagi dengan balasan Sera ya begitu sok manja nya yaelah, bukan tanpa alasan gue lakukan aksi ini, ini gue lakukan supaya Khristal semakin muak lihat gue. Gue ngerasa mimik wajahnya mulai aneh tapi masih mencoba santai aja.

Apa yang terjadi? Kenapa sepertinya Julia yang kebawa emosi? gue ngelihat Julia mulai ga suka dengan sikap kami. Good...,  Julia akhirnya bersuara  lantang bicara dengan kami bersamaan dengan dia menarik tangan Khristal buat pergi.  Sebelum mereka pergi,  Khristal pamit dengan James dan Josh, dia juga pamit dengan gue dan Sera ga lupa dengan memberikan senyum manisnya. Ternyata dia belum marah apa lagi benci sama gue..., mungkin gue harus mencoba lebih lengket dan romantis lagi dengan Sera.

"Sorry Khris... , gue harus bakalan tiap hari lakukan hal konyol ini supaya lo muak lihat gue,  dengan begitu lo bisa tertawa seperti tadi....." ucap gue dalam hati.