Masih memperdulikannya..

Setelah pembicaraan gue dan julia ditaman belakang tempat biasa gue menenangkan diri.  Kami kembali kekelas meskipun gue mengatakan pada julia kalau gue baik-baik aja tapi percayalah  bahwa separuh hidup gue mengatakan ga baik-baik aja. Gue hanya mencoba tenang buat meyakin kan mereka.

Selama pelajaran berlangsung,  pikiran gue masih tetap terganggu dengan kejadian tadi, jujur hati gue sedih banget mengingat dirles yang ngebentak gue tadi, meskipun dari tadi otak gue sekalian lagi mikir gimana cara nya gue bisa meyakinkan sera lagi. Saking kebanyakan melamun dan mikir, pelajaran selesai aja ga tau.

"khris.." panggil julia

"khris.." panggilnya lagi dengan menepuk bahu gue, barulah tersadar.

"eh, ya ada apa jul?"

"lo melamun lagi?"

" hah, engga kok..gue lagi mikir soal dosen tadi."

"khris, pelajaran uda selesai dari tadi loh.., tuh liat sekeliling lo dan disini tinggal kita berdua."

"huh, loh udah pada keluar ya? Hihi.."

"khris, lo gapapa kan? Lo masih kepikiran yang tadi ya?"

"eehhh,  engga kok. Aduh....lapar nih gue. Kantin yok." sengaja gue larikan percakapan.

"huh, yaudah ayok.." kami pun kekantin.

"aduhh kalian dua kok tumben amat lama kekantin?" tanya Josh.

"eehhh, cerewet amat sih lo ish.." kesal Julia.

"kelas kita baru siap kok josh." balas gue.

"oh, asal lah betul.."

"ekh, kalian tumben berdua doank,  Dirles nya mana Josh? James?" timpal Julia.

"nah, itu dia.., dari tadi pun dia ga masuk kelas. Bolos dia."

"lo tahu dek Dirles kemana? Kan kalian tinggal serumah? Apa dia ga kampus hari ini?" tanya James. Aduhhh mampus..gue jawab apa coba.

"hemm, gue juga ga tahu James, tadi gue duluan berangkat karena ngerjain tugas." ucap gue bohong.

"oohh, kenapa ya anak tuh? Aneh kayak ga seperti biasanya" curiga James.

"yaudah lah, ga usah dipikirin kali lah, pasti Dirles aman-aman aja kok.  Kita makan aja ya." lanjut Julia.

"hemm, jul, josh, james gue pulang duluan ya? Kerjaan gue banyak banget dirumah."

"loh, kok mendadak Khris?" tanya Josh.

"iya, gue baru ingat. Hehehe..oke gue luan ya da..da..." dan gue pun meninggalkan mereka.

Sebenarnya gue khawatir sama dirles. Mereka bilang Josh ga masuk hari ini sementara tadi gue malah bertengkar diperpus. Dan gue berpikir mungkin dia dirumah.

Ceklekk....!!

"Dir....Dir...lo dimana?" panggil gue begitu sampai rumah. Saat gue masih manggil dia, mata gue terpandang kemeja dapur, gue kok rada sesak gitu ya, ternyata sarapan nya masih utuh.

"Dir, kenapa sarapannya masih utuh?  Lo ga sarapan ya? Apa lo ga sudi nyentuh masakan gue ya?" ucap gue dengan nada sedihnya.

"Dir, mau sampai kapan lo giniin gue?" tanya gue pelan sambik hapus air mata. Dan gue pun kembali mencari keberadaan dia. Mungkin dikamar.

Tok..tok..tok..

"Dir..Dir..lo dikamar ya?" masih belum ada jawaban dari dalam kamar.

"Dir..Dirles, jawab gue donk? Lo dikamar ya? Gue boleh masuk ga?" tetap masih belum disahut.

Tok..tokkk..tok..

"Dir, lo masih marah ya sama gue dengan tadi? Maafin gue dir. Gue ga ada maksud seperti yang lo fikirkan."

"Dir, izinin gue masuk donk, gue mau ngomong sama lo." hash, masih aja belum disahut dan gue akhirnya beranikan diri masuk. 

Ceklekk..

"Dir, kok ga da ya.., Dir lo dimana ya?"  ucap gue mencari dikamar mandi, ternyata kosong juga.

"ya ampunnn, dari tadi gue capek ngomong dan gedor pintu, ternyata lo belum pulang rupanya. Huft.." ucap gue sambil duduk dikasurnya.

"Dir, dikampus lo ga ada, dirumah juga lo ga da.., lo dimana sih Dir?  Jangan buat gue khawatir donk." gue mulai panik.

Gue udah berusaha hubungi dia tapi ga bisa juga. Gue mencoba tetap tenang jangan panik meski pun ragu sih. Dan gue masih setianya duduk diruang tamu sambil menunggu dia.  Ini uda jam 18:00 tapi dia belum pulang juga

"Gue harus tenang mungkin dia lagi sama sera,  semoga aja mereka udah baikan ya, tenang khris..tenang ya.   Ga usa panik." mencoba menenangkan diri sendiri.

Mata gue udah mulai ngantuk ini, kok sampai sekarang dia belum pulang juga ya, padahal uda jam 21:40. Baru aja mata gue mulai tertutup rapat suara grasak grusuk depan teras bersamaan suara pintu ngebuat gue kembali sadar dari ngantuknya. Ya Tuhan...

"Dir..Dir..,lo kenapa?" ucap gue paniknya.

"James, Dirles kenapa berdarah?  Kalian kok bisa bersama? Lo mukul dia ya?" tanya gue dengan bertubi-tubinya.

"dek,  lpliss..tenang dulu. Jangan panik gitu."

"gimana gue bisa tenang, sementara dia berdarah james. Lo apa kan dia?"

Tanya gue mulai emosinya.

"khristal, denger abang ya. Abang ga mukul dia. Dia tadi kecelakaan kecil.  Tadi abang dihubungi sama warga disana." huftt cukup lega gue  kirain mereka berantam.

"sekarang ayo kita bawa dia kekamar,  tunjukkan kamarnya." perintah james dan gue pun langsung membantu james membawa dirles kekamar.

"Dir, lo kenapa bisa begini sih hem?" ucap gue sambil benerin selimutnya.

"dek, gue mau bicara sama lo."

"ah iya, ayo diluar aja ya biar kan dirles istirahat dulu." ajak gue keluar kamar.

"Khris, bisa jelasin sebenarnya ada apa nih? "

"ga da apa-apa kok James.."

"lo ga bisa bohongi gue dek, ada yang aneh dari kalian berdua, mulai dari dirles yang ga masuk kelas dan lo tiba-tiba pulang duluan." mampus gue kan,  mau jawab apa lagi nih gue.

"maaf bang, biarkan ini urusan rumah tangga kami. "

"gotcha, berarti bener dugaan gue."

"bang,  plisss...biar gue sendiri yang menyelesaikan nya."

"dek, lo ga butuh kita lagi?"

"bang, bukan nya ga butuh. Tapi gue mau coba bersikap dewasa dan mandiri menghadapinya. Terima kasih sebelumnya atas semua dukungan kalian selama ini.  Tapi plisss kali ini biarkan gue melakukan dengan cara sendiri bang." gue memberi penjelasan.

"huh,  baik lah. Bener juga kata lo. Mungkin lo juga belajar menyikapinya. Yang penting lo tetap sabar dan kuat ya. " syukurlah james memahami gue.

"iya bang, makasih ya uda mengerti gue. "

"iya sama-sama  dek, yaudah nih uda malam abang pulang dulu ya." pamitnya.

"makasih bang, hati-hati  ya.."

"iya, itu juga jangan lupa obatin luka nya ya..."

"siap bang." dan James pun pulang. gue pun nail kekamar untuk mengobati lukanya.

"sayang, lo kenapa bisa sampai kecelakaan gini sih?" sambil ngobatin lukanya.

"lo berhasil buat gue khawatir setengah mati tauk."

"apa ini karena sera ya?"

"apa lo belum baikan sama Sera ya? Sehingga lo frustasi sampai terjadi kecelakaan gini?" tanya gue dengan sedihnya.

"hiks..hiks.., sayang segitu takutnya lo kehilangan dia ya,  sampai lo seperti ini? Hikss..hiks.."

"sayang, hikss..hiksss apa lo juga akan frustasi seperti ini saat lo kehilangan gue nanti? Tapi gue rasa engga mungkin Hikss..hiks..."

"hiks..hiks sayang maafin gue..maafin gue. .ini semua karena gue. Hiks..hiks... Andai saja Josh dan Julia ga gegabah mungkin semua baik-baik saja seperti sebelumnya."

"sayang, lo jangan khawatir ya. Sera pasti maafin lo kok, sera pasti kembali sama lo. Dia hanya salah paham aja kok. Gue pasti bantu lo kok buat mendapatkan dia lagi."

"tapi pliss, jangan lukai diri lo lagi ya. gue ga sanggup lihat lo kayak gini. Gue merasa bersalah jika lo terluka lagi. Janji ya sayang.."

"yasudah, hari ini lo istirahat aja dulu. Pasti lo udah kecapekan ya sayang..? Ekh, bentar..bentar, badan lo bau acem nih. Ihhh..acem banget tau hihiihi. Gue bersihin dulu ya sayang baru ganti baju trus wangi deh kan bobo nya jadi nyenyak deh."

"nah, selesai juga!! Ihhhhh..gantengnya suami khristal ini euww..Hummm...wanginya sayangnya khristal ini hihihi.."

"berhubung karena sudah beres, gue balik kamar dulu ya sayang. Selama malam sayang dan i love you suami..  Emmuach...." gue cium keningnya kemudian keluar dari kamarnya.