Dirles menuduh Khristal lagi.

Hufttt, pantas dari tadi sera ga kelihatan dikampus ternyata dia ga masuk hari ini. Apa dia mungkin lagi menghindar dari dirles ya? Haisssshhh bisa-bisa dirles marah lagi sama gue,  mirisnya pasti disangka gue bohongi dia.

Ceklekkk..!!

Baru aja gue tutup pintu rumah, gue dikaget sama seseorang dan sebentar lagi dia mau jatuh.

"astagaaa dir..." omel gue.

"ehk, lo udah pulang?" tanya dirles.

"untung gue tepat waktu pulang kalau ga bisa-bisa lo kaki lo udah patah beneran. Ih...kesel gue sama lo."

"apaan sih lo, doanya sadis banget. Gue ga apa kaliiii, lo aja yang lebay."

"lebay apaan, lo tadi hampir aja mau jatuh. Ish, ditolong bukannya terima kasih malah diomelin." kesal gue.

"lah, yang ngomel luan siapa sih? kan lo?" balas dirles.

"udah akh, sini gue bantu lo duduk." ucap gue sambil memapah dia duduk dikursi ruang tamu.

"hah!! berat juga lo ya.."

"namanya juga cowok, ya kali cowok kurus.."

"hem..."

"khris..." panggilnya. Mampus gue jangan bilang dia nanya tentang sera.

"ya dir?"

"gimana hasilnya?" tanyanya penasaran. Sementara gue udah milin ujung baju takut kena semprot dia lagi.

"kok diam, gimana khris?"

"emm..gue..gue.."

Brakkk...!!

Tuh kan  bener gue bilang, belum aja gue jelasin udah aneh pikiran dia. Jahat banget sih lo dir..

"dir.." kaget gue.

"apa hah? kenapa lo gugup? jangan bilang lo ga jelasin ke dia? atau lo malah menceritakan kebenarannya."

"dir.."

"jawab donk!! Jangan cuma dir..dir..dir.. Doank!!" bentaknya kembali.

"CUKUP DIRLES!!" bentak gue balik.

"huh! sekarang lo jadi marah sama gue,  bener kan kata gue. Lo ceritakan kebenarannya sama dia."

"dir, kenapa sih lo sekarang ga mengenal gue. Kenapa sekarang lo menuduh gue sembarangan. Bahkan lo belum denger penjelasan gue dir?" ucap gue marah balik. Dan dirles pun diam.

"kapan sih lo dir ngerti dengan posisi gue? gue juga lagi berusaha bantu lo dir, pernah ga sih lo ngerti gimana gue harus bertingkah palsu depan mama? Kapan sih lo ngerti dir? gue juga bingung." ucap gue melemah dengan mata yang udah berlinang.

"huh, mau ngeles lagi lo? mau coba membela diri lagi lo? pernah ga sih lo juga ngerti dengan gue yang tertekan dengan pernikahan ini hah?"

"huff.., gue minta maaf dir. Dan harus berapa kali sih gue bilang, disini bukan lo aja yang tertekan tapi gue juga tertekan dengan ini. Dan berapa kali juga gue bilang kalau gue akan bantu lo dapatin sera tapi lo ga pernah percaya dan selalu salah paham."

"huh, kalau emang lo bantu gue. Kenapa hari ini lo ga ceritakan kabar baik ke gue."

"dir, kali ini plis denger gue ngomong dulu ya. Hari ini sera ga masuk kampus jadi gue belum ketemu sama dia. Dan kata teman dia sakit. Tapi menurut gue mungkin dia lagi hindari lo.."

"APA?? Sera ga masuk? sakit?" ucapnya motong omongan gue.

"dir, gue belum selesai ngomong.."

"hem, lanjutkan.."

"menurut gue sih dia masih kecewa sama lo,  dan lagi menghindar dari lo. Tapi lo tenang aja.., gue akan berusaha buat ketemu dia." ucap gue menjelaskan.

"hhhhh,  gue yakin dia masih marah sama gue khris." ucapnya melemah.

"sabar dir, ini cuma sebentar kok.."

Balas gue sambil mengusap bahunya.

"tapi gimana cara gue bisa jumpa dia lagi. Chat sama telpon gue ga diresponnya."

"hem..., oh iya gue minta alamat sera donk dir."

"astaga, kok gue lupa ya.."

"makanya jangan asal marah dulu,  kan pasti ada cara lain."

"dan gue harus kerumah nya sekarang.." ucapnya sambil berdiri,  mungkin mau pergi kerumah sera. Tapi gue tahan tangannya.

"dir, jangan...." ucap gue menahan.

"kenapa lagi sih khris.."

"dir, keadaan lo masih belum pulih.  Gimana caranya lo bawa mobil dengan kondisi lo kayak gini."

"tapi gue harus bicara sama dia khris.."

"dir..., biar gue aja.."

"apa?" sentaknya

"iya, maksud gue...biar gue aja yang datang kerumah sera. Biar gue aja yang jelasin ke dia. Dan gue yakin kalau lo datang dia pasti bakalan ga mau jumpa lo."

"tapi..."

"dir, plisss..percaya sama gue ya.."

"baiklah, lo yang akan datang kerumah nya."

"hu um.."

"maaf tadi gue lagi-lagi lepas emosi sampai bentak lo.."

"huffftt...gapapa kok.." lagian udah biasa lo bentak dir.." lanjut gue dalam hati.

"oh ya dir, tapi besok aja ya gue kerumahnya kalau besok gue ga ketemu juga sama sera dikampus baru gue datang kerumah nya. Okey..?"

"terserah, yang penting dia mau kembali lagi sama gue khris.." gue pun cuma mengangguk. sakit banget sih dir dengernya, gue cemburu tauk.

****

Kami telah selesai makan malam. Gue berterima kasih sama Tuhan, karena dirles masih mau memakan masakan gue lagi setelah kemaren dia emosi sampai ga makan sarapan yang gue hidangkan. Dan disini lah gue lagi ambil perlengkapan obat sama baskom dan air buat bersihin badan dia dan ganti perban nya didapur. Lalu kekamar suami gue, baik banget gw kan jadi istrinya..?

Ceklekkk...!!

"hai dir.." sapa gue.

"hem.." ish irit banget bicaranya.

"udah dulu donk main games nya, waktunya ganti perban dan obatin luka lainnya."

"hem..." sahutnya tapi masih megang handpone.

"dirles...." geram gue.

"iya..iya... Khristal.." balasnya dengan nunjukkan gigi pepsodentnya.

"hhh, sebelum lo diobati sama ganti perban, gue bersihin dulu ya badan lo biar segar dan tidur lo pun nyenyak." dia pun menangguk.

"sini gue bantu buka baju lo."

"pelan..pelan ya khris.."

"iya, gue pelan kok.." ucap gue sambil buka bajunya. Begitu gue mengangkat bajunya otomatis wajah kami dekat donk. Dan gue pun spontan terpana lihat wajah tampannya.

Fiuhh....!! wajah gue ditiup sama dia. Astaga.. Ketahuan donk gue lagi natap wajahnya.

"udah kali khris ngelihatin wajah ganteng gue." ledeknya

"eh, apaan sih.." ucap gue memukul lengannya.

"wkwkwk, merah tuh pipi lo."

"diem lo.." ketus gue sambil memeras handuk dalam baskom berisi air hangat.

Dan gue mengelap semua bagian badanya dan kakinya. Dan dibagian wajahnya,  gue kembali gugup lagi. Ganteng banget sih suami gue ini.

"yaelah khris, udah 10 menit wajah gue lo lap mulu, sekotor apa sih wajah gue?"

"eh, sory.."

"khris, bagian perutnya pelan-pelan ya. Masih perih soalnya."

"iya, ini uda pelan banget kok." ucap gue sambil mengelap dengan lembutnya luka yang diperban. Setelah udah dibersihkan kemudian gue kembali mengoles salap nya dan mengganti perban dibagian perut dan betisnya.

"nah, udah selesai semuanya..."

"makasih khris.."

"uh um.., yaudah gue keluar dulu ya. Dan lo harus istirahat biar cepat pulih,jangan main games lagi."

"iya ibu khristal..."

"harus donk!! Biar lo bisa cepat ketemu sama sera. Heheh.."

"uh um..."

"oke, gue keluar ya. Emm....,selamat malam dir.." ucap gue langsung keluar tanpa mau nunggu balasannya.

Setelah khristal keluar, gue mengingat cara dia tadi yang sangat sabar dan telaten mengurus gue. Sungguh dia adalah wanita yang sangat baik. Tapi gue hanya selalu dan selamanya menganggap dia sahabat gue.

"Makasih khris, lo udah rawat gue selama sakit tanpa lelah. Ini mungkin terakhir lo rawat gue. Sabar ya khris,  setelah gue dan sera nikah nanti lo bisa bebas dari siksaan gue." ucap gue berbicara sendiri.

"dan....selamat malam juga khris.." barulah gue menutup mata buat tidur seperti perintah dia tadi.

****

Udah 3 jam dari sejak gue keluar dari kamar dia tadi. Sepertinya dia udah tidur nyenyak nih apa lagi setelah minum obat pasti bawaanya ngantuk. Gue kembali masuk kamarnya, hehehe seperti biasa lah..

Ceklek....!!

Dan gue pun berjalan pelan-pelan kearah dia. gue kembali tersenyum liat damai tidurnya.

"sayang, gue kembali lagi kesini. Hihihi.., hari ini gue ga banyak curhat ya karena tadi kita udah cerita-cerita."

"hanya saja gue ga mau absen buat kiss kening lo dan ucapan cinta gue. Heheh."

"ummachh..selamat malam sayang dan i love you suami.." ucap gue pelan dan lembut sambil cium keningnya, barulah gue pergi kembali kekamar.