Penyatuan Dirles dan Sera...

Dia beneran melakukan sesuai ucapan dia tadi, ini udah jam 12 malam tapi dia juga belum sampai ke rumah. Anak-anak sempat tadi bertanya kenapa papanya belum pulang, gue hanya memberi alasan kalau papanya masih kerja.

Sebentar-sebentar gue ngintip dari jendela tapi belum ada tanda dia datang juga. Lalu gue kembali kekamar anak-anak.

Ceklekk..!!

Gue menatap anak gue yang tidur dengan tenangnya. Tiba-tiba hati gue nyess saat melihat kedua anak gue. Gue pun mendekati mereka, mengusap kepala mereka dengan sayang.

"nak.., papa kalian belum pulang juga. Apa papa kamu sekarang lagi tante Serra? dan apakah papa dan tante lagi bikin adek buat kalian?" ucap gue sesak.

"mama yang minta sama papa tapi kenapa mama malah gelisah gini ya nak."

"mama ga takut dan gelisah gini kalau papa kamu ga berucap bisa kembali jatuh cinta sama tante sera."

"ucapan papa kamu itu bikin mama jadi gelisah, apa lagi mereka pernah pacaran malah tunangan lagi, gimana nih nak?" ucap gue gelisah.

"kalau papa kamu jatuh cinta sama tante sera, trus gimana dengan mama nak? gimana dengan kalian juga."

"tapi tante sera cinta banget sama om james, apa bisa hilang saat papa dan tante berhubungan lagi."

"duh,, mama kok jadi nyesel ya nak."

"udah jam 00:30 papa juga belum pulang nak.  Mereka nginap kali ya."

Gue pun memutuskan untuk kembali keluar kamar mereka, ingin kebawah mau intip dia lagi. Baru aja turun dari tangga, dirles udah masuk kerumah.

Gue pun berjalan kearah dia tapi ada rada sesak saat dia senyum-senyum gitu, kayak lagi happy banget. Apakah mereka udah melakukan itu?

Gue mencoba normal kembali dan masih berjalan kearah dia, dia pun melihat aku dengan kaget.

"loh kamu belum tidur hem?" tanyanya.

"be..belum, gue nunggu kamu."

"ngapain ditunggu sih, kan gue udah bilang kalian duluan tidur aja, kunci ada sama gue. Gimana sih." keselnya.

"gue salah ya nungguin suaminya?" lirih gue sambil natap matanya, dia pun menghela nafas.

"anak-anak mana?" dia alihkan ucapan gue.

"dean sama sha udah tidur lah dikamarnya."

"oh, yaudah kita masuk kamar aja. Kamu ini keras kepala banget sih hem." dia mencoba meraih tangan gue tapi gue mundur selangkah.

"hey, kamu kenapa?"

"kamu belum jawab pertanyaan gue,  gue salah ya nunggu suaminya pulang?" ulang gue.

"ya ga salah sih, tapi kan gue kan ga mau ganggu kalian tidur. Kenapa kamu kayak kesal gitu sih?"

"kamu masih cintakan sama gue?"

"apa sih, ya cintalah.." dia udah meluk gue, biarpun dia meluk gue namun gue kembali disesakkan sama aroma farfum wanita dibajunya, ini bukan aroma dirles.

"hey, kok diam..?" gue hanya menggeleng dan ga juga balas pelukannya.

"yaudah kita kekamar ya.." gue pun mengangguk dan dia langsung gendong gue ala bridal.

Begitu dia gendong, gue langsung meluk erat lehernya. Dan lagi-lagi dibuat sesak sama dia, apa ini? bekas lipstik pink di rahang bawah kupingnya, gue pun meneteskan air mata.

Dia pun membawa kita ke kamar, begitu dia nurunkan gue, gue berpura nguap agar dia mengira tetesan air mata ini akibat nguap bukan karena nangis.

Dia pun langsung ganti baju, ga mandi dulu mungkin karena udah pagi buta gini. Gue kembali berbaring dikasur menunggu dia kembali kekasur, akhirnya dia pun berbaring.

Kenapa dia masih senyum gini sih, seindah apa sih kebersamaan mereka hari ini. Gue sakit hati saat dia masih berkutak dihpnya dengan senyum-senyum gitu. Dia jatuh cinta sama sera lagi?

"dir.."

"hem?" namun ga lihat gue.

"dir, kamu lagi chat sama siapa sih? kok senyum-senyum gitu hem?" berpura biasa aja.

"oh, ini lagi chat sama sera. Baru jumpa udah kangen aja katanya. Lucu banget sih dia..wkwkwk."

"kamu chat sama Sera?" tanya gue.

"iya.."

"abang James ga marah?"

"ya jangan sampai tahulah, lagian James masih diluar jakarta kok. Jadi amanlah.."

"oh gitu ya.." dia pun mengangguk tanpa lihat gue.

"hemm dir.."

"ya?" masih fokus pada hpnya.

"gimana tadi? ka..kalian udah ber..berhubung badan?" tanya gue dengan mencoba menahan sesak.

"oh iya..belum cerita gue ya." gue pun mengangguk dan dia langsung letakkan hpnya.

"kok senyum lagi sih dir.." ucap gue, dia malah semakin senyum.

"iya, berhasil..kita udah melakukannya." duarrr...!! ya Tuhan lemas sudah jantung ini dengarnya, mereka udah lakukan itu.

"ka..kalian u..udah lakukan itu?"

"iya, awalnya dia nolak namun gue menjelaskan sama dia, apa lagi ini permintaan kamu karena kamu ingin nolong dia. Dan dia pun menyetujuinya, namun jangan tahu james dulu. Ya..gimana pun james adalah suaminya kan." mata gue udah memanas mendengarnya.

"kamu tahu ga kita itu lakuinnya ga dirumah nyalah, mampuslah sama tetangga kalau ketahuan, jadi kita kepuncak tadi, makanya gue lama pulangnya." gue cuma telan ludah aja lah.

"dan wkwwk, dia lucu banget tahu, dia grogi sama gue awalnya, apa lagi kita sempat ulang masa pacaran dulu. Dan lama-lama kebawa suasana gue ya..ya gitulah, berhubungan badan sama sera."

"saking ketagihan kali ya, bisa-bisanya kita main 4 jam. Haduhhh capek sih khristal, duh.."

"jadi gue juga bilang kalau misalnya nunggu 2 minggu ini belum ada tanda, kita akan lakukan itu lagi sampai dia ada tanda hamil, seperti mau kamu." blass.., jatuh sudah air mata gue.

"hey..hey kok kamu nangis sih.." dia menghapus air mata gue dengan ibu jarinya.

"en..engga kok, gue hanya bahagia aja, kamu mau kabulkan permintaan gue, terima kasih udah mau bantu dia, semoga langsung ada tanda hamil ya." ucap gue berpura senyum bahagia.

"em..kamu beneran karena bahagiakan? ga ada beban, marah atau cemburukan?" ucapnya, gue hanya menggeleng.

"syukurlah, semoga ya ada darah daging gue tumbuh dirahim sera, kamu tetap kok jadi mama untuk anak gue dan sera nanti."

"dir.."

"ya?"

"i love you.." ntah kenapa gue sering bilang itu, agar dia tahu dan mengingat gue istri yang dia cintai.

"i love you too sayang.." ucapnya serius, gue pun tersenyum lalu dia pun menarik gue masuk dalam pelukannya.

"kita bobo ya, besok biar jangan telat bangun."

"iya..." balas gue ga semangat.

Percayalah bahwa gue ga beneran tidur, bagaimana gue bisa tidur nyenyak setelah mendengar kebersamaan mereka hari ini,  sampai mereka harus kepuncak untuk melakukan hal itu.

Gue kembali meneteskan air mata namun ga bersuara, ga ingin dia curiga dan ganggu tidurnya. Gue pun menatap sebentar bekas liptsiknya, gue pun menghapus dengan tangan dan kembali mencium ditempat yang sama.

"gue cemburu sayang, gue cemburu mendengar cerita kebersamaan kalian hari ini. Dan...gue menyesal telah meminta kamu melakukan hal konyol itu. Dan benar katamu seharusnya gue ga meminta itu dari awal. Namun semua udah terlambat." ucap gue dalam hati.

"sanggupkah gue nantinya menerima anak dari hasil kamu dengan sera?" batin gue udah mulai meronta.

"sayang, maaf telah melibatkan kamu dalam niatan bodoh gue, gue berharap malam kebersamaan kalian membuahkan hasil, gue ga mau sayang, gue ga mau kamu keseringan melakukannya, gue takut kamu lupa sama gue dan jatuh cinta sama sera."

Itulah ungkapan hati gue dalam hati untuk dia, serius gue beneran ketakutan dengan kedepannya. Semoga rumah tangga kita masih bertahan selamanya.

****

Gue terbangun bukan karena kebiasaan seperti biasa, namun gue terbangun saat mendengar suara hp dirles berbunyi dan ini masih jam 5 loh.

Dirles pun mengangkatnya namun gue berpura masih tertidur karena gue ingin tahu siapa yang nelpon dana apa yang dibicarakan.

"halo sera..." degh!! Sera.

"aku udah bangun kok, makasih udah niat bangunin aku hehehe.."

"oh, kamu ketagihan ya. Akh janganlah dulu, kita tunggu aja 3 minggu lagi kalau belum ada tanda baru kita mengulang malam yang indah kayak semalam, okey.."

"khristal ga masalah kok, kan dia yang paling antusias."

"iya, aman."

"james pulang lusa ya? yaudah selama james belum pulang, aku yang antar jemput kamu ya."

"okey, bye cantikku.."

Itulah percakapan mereka ditelpon. Tuhan, kayaknya mereka akan semakin dekat dan otomatis rasa mereka dulu akan kembali lagi, sakit sekali hati ini.

"pliss jangan biarkan itu terjadi Tuhan, maafkan khristal..karena khristal lah penyebabnya." doa gue dalam hati.

Dia pun kembali tidur sebentar, dan 10 menit kemudia gue bangun mau siapkan sarapan, namun gue kekamar mandi dulu. Mungkin menangis dulu sepuasnya dengan memutar kran air sederas mungkin agar ga terdengar sama dirles.

Setelah puas, gue pun kebawah menuju dapur untuk menyiapkan sarapan anak-anak dan suami gue. Meski dengan setengah hati diakibatkan rasa ketakutan tadi. Bahkan saat masak pun gue sesekali meneteskan airmata.

~••~••~

(Makanya khristalllllllll,  jangan sok.  Nyesalkan ujungnya.. 😡😩😰😤

Dirles, semoga langsung jadi ya biar ga keterusan kalian berhubungan badan.  Kasihan kristal. 😥😥)