sebuah ruang kepala divisi kriminal terlihat dua orang pria berbincang serius.
"kita telah menghadapi kasus pembunuhan yang sama,dan pagi ini menjadi ke tiga kalinya" ucap kepala divisi kriminal alex
"origami bunga" ucap pria lainnya sembari mengernyitkan dahi (aron).
"ke tiga korban semua adalah pejabat pemerintah yang memiliki skandal buruk dan juga korupsi" ucap alex jarinya memainkan pen berbutar kadang mengetuk meja.
"dan kita seperti petugas bodoh yang tidak dapat menemukan pembunuhnya" jawab aron.
"begitu rapi tampa cacat dan dengan sombongnya meninggalkan bukti arigami" keluh aron lagi.
"coba kamu selidiki lagi lebih dalam,apakah ketiga korban memiliki keterkaitan satu sama lain" perintah alex.
"baik,akan saya lakukan penyelidikan langsung,saya ijin keluar."ucap aron,mendengar ucapan aron,alex mengacungkan ibu jarinya tanda setuju.
aron beranjak keluar dari ruang divisi kriminal.kepalanya dipenuhi kegelisahan,sebagai petugas penyelidikan dirinya seperti berlayar dalam lautan gelap yang tidak memiliki cahaya setitikpun.saat berjalan menyusuri lorong langkahnya terhenti menatap dane yang sedang berdiri menikmati secangkir kopi dengan tekun membaca dokumen dijarinya.
"pagi dane" sapa aron berjalan menuju meja kopi lalu meraih teko kopi dan menuangkan kopi panas pada cangkir di atas meja.
"bantu aku mencari arsip origami pertama dan kedua,tolong antar ke mejaku" ucap aron.
"ok " jawab dane pendek lalu alex berlalu meninggalkan dane dengan secangkir kopi panas di tangannya.
*
tiga puluh menit kemudian dane terlihat berjalan menuju meja aron.
"ini berkas yang anda minta" ucap dane sembari meletakkan map file di atas meja aron.
"ok.tx" jawab aron tampa memandang dane.
dane berlalu pergi dari meja aron.
"dane" panggil aron tiba tiba menatap dane.
dane menghentikan langkahnya berbalik menatap aron.
"apakah kamu ada waktu" ucap aron.
dane menatap sejenak lalu mengangguk.
"sebaiknya kita bicara di ruanganku"jawab dane tegas lalu berlalu pergi.
aron memahami dane bukan perempuan yang suka berkeliaran di divisi lain namun aron tahu bahwa dane memiliki intuisi yang kuat untuk memecahkan beberapa kasus rumit terbukti dari beberapa kasus besar terpecahkan karena dane memberi beberapa masukan pada aron.divisi kriminal tidak mengetahui kelebihan dane karena dane tidak ingin keluar dari divisi arsip.dalam beberapa kasus yang rumit pilihan terakhir aron akan meminta pandangan dane.kasus origami adalah kasus yang tidak pernah aron diskusikan dengan dane karena publik seakan berterima kasih pada sosok origami yang mengeyahkan penjahat penjahat berdasi yang seakan tidak tersentuh hukum.namun kasus origami ke tiga yang terjadi tadi malam membuatnya terusik karena kepala divisi kriminal memerintahkan dirinya untuk menyelediki secara mendalam kasus origami.
aron memasuki ruang arsip yang besar terlihat dane sedang menghadapi beberapa dokumen di mejanya,dane adalah kepala divisi arsip.
aron menarik kursi lalu duduk dibalik meja dihadapan dane.
"tadi malam origami beraksi lagi,kali ini mentri perdagangan yang menjadi korbannya,mati terbunuh dengan luka yang sama seperti di alami origami satu dan dua" jelas aron.
dane masih terlihat sibuk membaca dokumen ditangannya.
"menurutmu....apa motivasi pelaku?" lanjut aron.
dane melepas pandangannya dari dokumen lalu menatap aron dengan santai.
"tampa perlu saya jelaskan bukankah anda juga akan dapat menangkap motivasi pelaku? korban adalah penjahat yang sulit tersentuh hukum" jawab dane.
"hmmm... ya saya faham namun bila hal ini berlanjut hukum negara akan menjadi tidak berarti bagi publik" ucap aron.
"publik sekarang menilai origami sebagai pahlawan,mampu mengenyahkan penjahat penjahat berdasi." ucap aron lagi,matanya menatap gadis cantik didepannya yang terlihat menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi tinggi.
"apa yang ingin anda tanyakan?" jawab dane acuh.
"berikan saya pendapat tentang kasus origami satu dan dua,untuk kasus origami tiga file akan akan menyusul,apakah mungkin ketiganya memeliki keterkaitan ? " ucap aron.
"ok...saya akan pelajari dahulu filenya,saya akan beri pandangan bila saya telah mempelajari ke tiganya" jawab dane.
aron tersenyum puas lalu berdiri beranjak pergi.
"oya...maukah kamu menemaniku ke rumah sakit untuk melihat jenasah korban origami tiga" tanya aron tiba tiba menghentikan langkahnya menatap dane.
" sepertinya tidak dapat" jawab dane tegas tampa memandang aron.
aron mendesah kecewa mendengar jawaban dane lalu beranjak pergi keluar dari ruang arsip.
saat pendengarannya memastikan aron sudah keluar dari ruang arsip,dane menghela nafas panjang,matanya tertutup berlahan sembari jarinya memijat keningnya.
lalu jarinya meraih cangkir kopi dari atas mejanya...menyecapnya berlahan.