Seperti biasanya bumi berputar mengelilingi matahari bergandengan dengan bulan tanpa lelah. meteor berekor keemasan melintasi cakrawala menembus kesucian awan malam. kota Shincuang ramai ibarat seraya serdadu semut mengelompok di setiap penjuru kota. berbagai ras, bentuk, kemewahan, dan aura yang dimiliki orang di kota ini berbeda beda. di sudut kota di gang gelap anak manusia berbau busuk keluar ngesot menarik kakinya menuju pusat kota.
"tt tolong.. tolong..to..tolo... tololll kenapa tidak ada satupun makhluk yang menghampiri".rnengok kanan kiri pada setiap orang yang lewat sedikit kerutan di dahi Xila dengan sedikit usaha memelas tidak ada satupun yang memperhatikan apalagi menolong.
"hah seperti biasa di manapun aku berada sepertinya surga menelantarkanku".
Xila kembali berdiri wajah memelas nya kembali tegas bergegas menuju air mancur kota. Shincuang memiliki danau berair mancur dipusat kota diterangi lampu warna warni. kemewahan dewa air meliak liuk terlihat menyembur memberkati kota dengan anugrahnya.
"huft.. hidup kembali hidup kembali, seperti air suci. air ini lumayan segar membuat perutku kembung". pejalan kaki sedikit memperhatikan tingkah Xilan menggelengkan kepala mereka dan mendengus bersamaan prihatin dengan seorang anak kecil yang gembira karena meminum air yang tidak bersih tidak sedikit juga dari mereka yang geram karena air tercemar.
"sepertinya banyak pandangan setajam pedang ke arahku sebaiknya aku pergi ke area hutan". sebelum bergegas pergi langkah Xilan dihentikan oleh suara ringkih memanggilnya.
"Pengemis kecil meminum air itu tidak akan memuaskan perut kecilmu sebaiknya kau makan saja kue manju ini". kakek pemulung menyerahkan sekantong kue yang masih hangat ke arah Xilan, dia hanya bisa menganga dengan sedikit air liur bocor di sudut bibirnya.
"Kakek baik hati orang tuaku bilang kita tidak boleh menerima pemberian orang asing". menyeka air liur di mulutnya mata Xilan berbinar seraya bintang di langit malam.
"hohoho kau bilang seperti itu tapi kau sudah menyikat kue manju kakek ini dan bahkan tidak menyisakan nya". kakek itu tertawa melihat tingkah konyol yang kontras dari pengemis kecil dihadapanya.
"nyam..nyam..nyam. kakek aku bukan pengemis kecil aku Xilan salam kenal.. glek".
"baiklah Xilan, sekarang sudah hampir tengah malam sebaiknya kau kembali ke orang tuamu sebelum hal buruk terjadi". wajah kakek yang berkeriput dalam namun mata yang jujur dan hangat memandangi Xilan.
"tidak apa-apa kakek aku akan segera pulang.. haha" tawa canggung menghiasi senyum kaku Xilan atas interaksinya terhadap kakek penolong. Setelah menjilati tangannya Xilan membungkuk untuk berterima kasih kemudian dia melambaikan tangannya pada kakek baik hati dia menjulukinya kakek manju.
"pulang ke rumah kah! pulang.. pulang?? tapi pulang kemana setelah menjadi Xilan yang di buang ibu kandungnya di tempat sampah. jadi kiranya dumana tempat yang bisa aku sebut rumah?". gumamnya membawa sedikit kekhawatiran di lubuk hatinya. sampai sesuatu di benaknya memanggil entah dari mana.
[Master.. master.. sepertinya perjalan jiwa melintasi alam kita berhasil!!]
"siapa?? jangan menakutiku hantu dedemit gentayangan kalau berani tunjukan moncongmu"
[siapa yang dedemit aku raja keabadian empat alam yang termulia kaisar Feng Huang!!.. Haah master sebaiknya kau berkonsentrasi dan tempatkan energi qi di pusat dantian mu dan pejamkan matamu]
"Feng Huang, maksudmu senjata makan tuan yang aku gunakan sampai akhirnya berakhir disini.."
[sudahlah master berhenti bercandanya aku bukan senjata tapi hanyalah arwah suci pengantar jiwa antar dimensi. kalau bicara seperti ini terus master seperti orang gila sebaiknya kau cepat lakukan apa yang ku suruh tadi, aku menunggu di alam jiwamu master cepatlah]
"hmphh baiklah akan kulakukan".
setelah beberapa saat energi qi tertumpuk di dantian Xilan dia kaget bukan kepalang beberapa detik saja energi qi sudah terkumpul.
"hah aku bahagia tapi sedikit kecewa energi qi di dunia ini sangat padat seolah tidak ada yang menggunakan menandakan sedikitnya kutivator di sini". bibir Xilan melengkung bagai bulan sabit mematikan.
"dunia ini tidak terlalu buruk, sebaiknya aku kuasai saja kah??.ha. haha ha ha.. haha.. gohok..gohok". suara tawa nyaring dan manis mendengung di penjuru kota Shincuang benar benar suara tawa yang manis namun beracun.