Terpesona

Seperti biasa, pagi ini aku berangkat ke tempat kerjaku dengan mobil jemputan dari perusahaan. Terdengar keren ya... Tapi ini bukan mobil pribadi, ini mobil bersama-sama dengan yang lain juga. Ya, tapi tetap saja, arah bola mataku tak pernah lepas dari seseorang itu. Seseorang yang dalam kediamanku sudah benar-benar mencuri hati dan pikiranku. Adiyaksa, apakah kau juga merasakan hal yang sama. Ah, aku mungkin kepedean menuliskan ini, mana mungkin seorang Prince charming seperti Adiyaksa akan tertarik dengan wanita pendek, gemuk dan sedikit ketus seperti aku ini, ya walaupun menurut teman-teman, aku cukup menyenangkan sich kalau sudah mengenal dekat. Tapi tetap saja aku merasa minder di dekatnya.

Perjalanan pun dimulai, dalam diam aku ingin sekali mencuri pandang ke belakang ke arahnya, tapi tidak bisa. Kenapa harus aku yang di depan dan semakin aku merasa ke-Gr-an bahwa sekarang dia sedang memperhatikan aku dari belakang...

Terasa cepat perjalanan ini, kemudian kami sampai di kantor tujuan kami. Yah, hanya untuk berasa-basi, aku mulai sedikit menyapanya.

"Kamu sudah sarapan?" tanyanya mengawali

"Sudah." jawabku singkat sambil menampilkan senyum terbaikku, bukan... Bukan senyum terbaik, tapi senyum untuk menutupi rasa gugupku.

"Simpan air mineral ini, biasanya kalo siang kita kehabisan. Jangan sampai telat minum, gak baik untuk kesehatan." katanya sambil mengerlingkan matanya dan beranjak meninggalkan ruangan.

Uhhh.. Meleleh hati adek bang, batinku. Kenapa setiap hari aku selalu mendapat cobaan yang hebat seperti ini, terpesona pada pandangan seorang Adiyaksa Pratama, seorang Prince Charming buat banyak pekerja wanita disini... rasanya aku semakin terjebak dan sulit untuk keluar dari jeratan kharismanya.