Gangguan di Pagi Hari

Rafael mengusap rambut Murni. Air mata Murni mengalir, merasa bersalah. Rafael sabar menunggu Murni membuka hatinya.

Murni tetap di pelukan Rafael. Istrinya itu seperti sudah menemukan tempat yang hangat untuk berlindung.

Rafael menepuk kepala Murni dengan lembut. Pada saat yang sama dia juga menenangkan hatinya. Dia benar-benar menginginkan Murni.

_"Kamu sungguh tidak tahu betapa menariknya dirimu...!" Rafael memejamkan matanya. Dia hampir tidak bisa mengendalikan diri nya.

"Rafael ayo kita ketempat tidur!" Kata Murni lembut.

Hah! Rafael kaget.

"Maksudku...aku ingin berbaring...aku lelah...!"

"Oh!" Rafael tertawa.

"Ahh!" Murni kaget. Rafael mengangkatnya ke tempat tidur.

Jarak dari sofa ke tempat tidur hanya 15 langkah. Tetapi pria itu tak mengizinkannya berjalan.

"Tidurlah!" Rafael membaringkan Murni dan menyelimutinya. Dia mengambil posisi di sebelah mana dan masuk ke dalam selimut. Murni jadi berdebar.