Anak-anak itu memeriksa ponselnya masing-masing.
Ada puluhan kali panggilan masuk dari bundanya. Putri jadi merasa bersalah, dia mengabaikan panggilan dari bundanya. Zaid diliputi penyesalan. Dia telah mematikan ponselnya. Supaya tidak bisa dihubungi. Maulana apa lagi. Pemuda itu menyesal tidak menelpon ilbundanya dari kemarin.
Richman mengantar anak-anaknya ke rumah Murni. Viona menangis berpisah dengan kakak-kakaknya. Selama ada mereka, anak itu tidak kesepian.
"Kakak-kakak itu harus sekolah!" Kata Angelina menghentikan tangis anak itu. Viona mengerti kalau kedua kakak perempuannya itu ada keperluan. Putri akan mengurus pindah sekolah di Jakarta. Sementara Raihana tidak bisa lama-lama izin tak masuk sekolah.
Mereka tiba di apartemen bunda Murni. Saat itu Murni baru saja menyiapkan makanan untuk anak-anak itu. Dia langsung bersemangat ketika mendengar Anak-anaknya boyongan datang.