Bunda harus bahagia! Ayah juga!

Richman cepat-cepat memasukkan surat yang dikirim pengacara Angelina di laci meja.

"Lho...Koh..Kalian ke sini!, sih?" Richman kaget.

Dia memasang senyum cerah menyambut ketiga anak gadisnya, dan

memeluk anaknya satu satu.

"Habis... ayah sih...main lenyap aja dari kita!" kata Putri dengan bibir cemberut.

"Ayah ini tidak mungkin lenyap, mana mungkin ayah Segede ini bisa menghilang!" Richman tertawa.

"Habis ayah suka tidak ada di rumah, pergi tengah malam, pagi bagi pulang!" Putri baru sekarang bisa protes.

"Ayah banyak kerjaan. Ada apa mencari ayah ke sini?"

"Ayah dengan siapa di sini?" Raihana bertanya sambil memeriksa kantor ayahnya yang sekalian dijadikan markas teman-temannya.

Putri dan Raihana memeriksa keadaan rumah kantor itu. Ruang tamu, kamar istirahat dan dapur kantor itu sangat kotor. Di sana sini banyak puntung rokok dan gelas dan piring kotor menumpuk di dapur, sampah bungkus mie instan juga penuh di tempat sampah.