SADIS

Warning : Terdapat adegan kekerasan, yang tidak tahan silahkan di skip.

Enjoy reading.

****

"Sir, ada apa? Kenapa anda memukul saya?" Vicky terus melangkah mundur berusaha menghindari Pete.

"Kanapa?" Pete menyeringai dan mulai mengeluarkan pisaunya, lalu menjilat ujung pisau itu seolah akan segera menikmati mangsanya.

"Kau bertanya kenapa? Harusnya kau berfikir seribu kali sebelum melukai seorang Cohza."

Vicky kembali mundur dengan wajah ketakutan. "Saya tidak akan berani melukai seorang Cohza sir, anda pasti salah paham."

"Yang ada di penjara adalah seorang Cohza." Pete mendekati Vicky dengan langkah santai. Namun Vicky tahu sekali Pete bergerak dia tidak akan bisa kabur kemana-mana.

"Saya hanya menjalankan tugas dari Ratu."

"Tugas?" Pete memiringkan wajahnya.

"Aku juga menjalankan tugas, menghabisi semua yang berani melukai keluargaku."

Sebelum Vicky bisa menghidar satu sabetan sudah bersarang di wajahnya, darah mengalis membasahi pipi dengan cepat.