IMPITEN 102.

Enjoy Reading.

***

Aaaarrrggghhhhh." Jovan berteriak frustasi karena hanya mampu melihat Ella meregang nyawaa tanpa bisa melakukan apa-apa.

Setiap detik dan setiap helaan napas Ella yang tersengal-sengal serasa berabad-abad lamanya. Jovan lebih baik merasakan hatinya diiris kemudian disiram dengan cuka daripada melihat Ella berdarah dan terluka karena perbuatannya.

Jovan menutup matanya. Tidak sanggup melihat penderita Ella lebih lama lagi. Jovan ingin mati saja rasanya.

Jovan sudah pasrah dan tidak memperdulikan semuanya. Dia terlalu shok hingga tidak mendengar ketika pintu didobrak dari luar dan Alxi masuk dengan anak buahnya untuk menolong dia dan ella. Jovan sudah kebas. Tiada ekspresi di wajahnya.  Hanya diam dengan pancaran mata yang kosong.

Jovan tahu bahkan jika Ella selamat. Semuanya tidak sama lagi.

***

Alxi mengumpat dan langsung membungkus tubuh telanjang Ella dengan kaus dan jaket yang dia kenakan sambil melepas ikatan di tangan dan kakinya.