Mu Xichen melirik sekilas ke arah wanitanya dan bertanya, "Kenapa? Sudah berhenti berbicara?"
Suaranya sangat rendah dan tepat di sisi telinga Li Beinian sehingga kebetulan itu adalah suara yang masuk ke dalam telinga Li Beinian.
Matanya menyapu sekitarnya dan di dalamnya sangat jelas terdapat rasa cemburu dan selidiki.
Li Beinian tidak bisa berkata-kata sehingga dia langsung mendorong Mu Xichen dengan siku tangannya dalam posisi masih menggenggam handphone-nya. Lalu dia berkata menghadap ke handphone-nya dan berbicara dengan hati tenang, "Kenapa aku harus membencimu? Aku hanya murni merasa sangat tidak menyukaimu saja."
Perkataan ini bisa dibilang sangat tidak memberi ampun.
Mu Donglin merasa bahwa hatinya seperti ditusuk oleh sebilah pisau yang langsung menusuk ke dalam lubuk hatinya.
Mu Donglin tersenyum pahit dan bertanya, "Apa bahkan bukan membenci juga?"
Bencilah, tentu saja merasa benci.