Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan

Sang Xia, wanita yang terlihat sangat cantik dan mempesona,dan bekerja sebagai seorang penyanyi kelab malam ternyata adalah seorang peretas senior yang dikenal di dunia gelap. 

Di kalangan peretas Internasional, ia dikenal dengan sebutan "Peretas Y" 

Banyak orang yang ingin menggunakan jasanya. 

Itu membuktikan bahwa tidak sedikit orang jahat di dunia ini. 

Untuk menghindari penangkapan, diam-diam ia memasuki kelompok senjata terkuat di Eropa Barat demi mencari tempat perlindungan. 

Hanya sediakan komputer di depannya, maka ia dapat mengontrol sistem komputer apapun yang ingin ia kuasai! 

Grup ini penuh dengan peretas elit dari seluruh dunia. Banyak dari mereka memiliki identitas ganda.

Hal paling membahagiakan dan menguntungkan dari kelompok misteri ini adalah mereka bisa mengetahui banyak orang tangguh dan luar biasa di luar sana. Suli, salah satu temannya yang disumpah, ada di antara mereka. Sekarang ini ia telah menjadi bintang internasional. 

Detik ini juga.

Sang Xia telah mengunduh video itu tanpa membutuhkan waktu lama. 

Dalam layar itu terputar gambar ia sedang berada di lift! 

Mata Sang Xia benar-benar terkunci pada layar. 

Bagaimana ini bisa terjadi semalam!? 

Di sana menunjukkan ia sedang berjalan sempoyongan dan diseret ke lift oleh dua pria yang tak dikenal. Ketika pintu lift itu terbuka dan pria yang menyeretnya berjalan keluar, tanpa sengaja mereka menabrak seseorang...

Itu adalah Rong Zhan! 

Kemudian Sang Xia langsung, ia langsung... 

Ia meneriakkan nama seseorang dan melompat kedepan Rong Zhan. Ia mendorongnya berkali-kali agar pergi dari hadapannya kemudian tiba-tiba saja ia langsung menempelkan bibirnya ke bibir Rong Zhan.

"Pip!"

Sang Xia mematikan layar komputer dengan tangan gemetar. 

Mengerikan sekali pergi minum di kelab malam sendirian. 

Entah karena diseret oleh dua orang yang tidak dikenalnya atau karena menabrak Rong Zhan si setan gila itu. Yang pasti Sang Xia harus percaya bahwa apa yang dikatakan Rong Zhan tentang semalam itu benar. 

Itu benar-benar inisiatifnya sendiri…...

...

... 

Di luar, tampaknya Bo Yi sudah akan pergi. 

Karena tak lama setelahnya, Sang Xia dapat mendengar Rong Zhan berjalan sambil membuka pintu. 

"Aku dengar kali ini kamu membawa kekasihmu pulang kemari? Siapa, apakah itu Xiao Mi?" 

"...Uh huh." 

Membawa kekasih...

Sang Xia sudah tidak bisa mendengar kalimat setelahnya karena Bo Yi sudah berjalan pergi. 

Ia tertegun beberapa saat, bulu matanya yang lentik mulai bergerak perlahan. 

Sang Xia tahu bahwa Rong Zhan sengaja mengatakan hal itu saat ia membuka pintu kamarnya agar ia mendengarnya. Dan faktanya, Sang Xia memang sudah tidak ada lagi hubungannya dengan kehidupan Bo Yi. 

Apa yang dikatakan Rong Zhan sebelumnya benar. Mereka sudah berpisah begitu lama. Tidak ada yang memiliki hak untuk saling mengganggu satu sama lain. Bahkan jika ia berhubungan badan dengan Rong Zhan, itu seharusnya tidak akan menjadi masalah. 

Hanya saja Sang Xia masih sangat kesal dengan Rong Zhan.

Tapi... tunggu! 

Sang Xia sedang memikirkan ucapan Rong Zhan tetapi ia mengerutkan kening tajam. 

Ia dan Bo Yi telah berpisah sejak lama. Rong Zhan mengatakan bahwa mereka telah berpisah selama satu tahun tiga bulan dan itu benar.

Tetapi... bagaimana bisa Rong Zhan mengetahui detail itu dengan begitu jelas?! 

Munginkah ia... memiliki motif tersembunyi!? 

Wajah Sang Xia berubah perlahan-lahan. 

Detik setelahnya ia mendengar pintu ditutup. Rupanya Bo Yi sudah benar-benar pergi. 

Rong Zhan dengan gayanya yang santai dan elegan menyandarkan dirinya ke sofa, sambil memegang segelas vodka di tangan, dan kakinya yang panjang sengaja disilangkan di atas kaki yang lain. Hanya dengan gestur yang sesederhana itu bisa Rong Zhan menunjukkan aura kejam, jahat, dan semena-mena. 

Melihat Sang Xia keluar, ia dengan santai mengangkat alisnya dan tersenyum licik, "Apa kamu baru saja mendengarnya?" 

Sang Xia memalingkan mukanya, enggan menatap Rong Zhan, "Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan." 

"Masih berpura-pura?" 

Rong Zhan mengeluarkan sindiran tajam. 

Kemudian Sang Xia menghampiri Rong Zhan dengan wajah canggung. 

Rong Zhan sengaja mengokang kakinya layaknya seorang bos. Ia tertawa dengan nada penuh sindiran sehingga membuat dada Sang Xia bergemuruh menahan amarah. Melihat kaki iblis itu digantung, Sang Xia memandangnya seperti seorang bajingan tengik. 

"Sahabatku punya pacar. Dia cantik, berpengetahuan luas, kaya dan memiliki kepribadian yang baik. Suatu hari, jika ada waktu luang kita akan makan bersama untuk bertemu dengannya untuk belajar lebih banyak dan saling mengenal satu dengan lainnya."

Rong Zhan setengah bercanda dengan maksud ingin melihat hati Sang Xia yang hancur. 

Tanpa diduga___

Bukannya marah, Sang Xia justru tertawa, "Rong Zhan, apakah kamu tergila-gila dengan mimpimu? Ataukah aku yang tidak memahami ucapanmu? Kita tidak ada hubungan apa-apa! Aku sudah mengatakan kemarin kita melakukan kesalahan. Mengapa kamu masih ingin menggangguku?" 

Lucu sekali ia mengajak Sang Xia makan malam. 

Dengan ia sengaja mengungkit soal kekasih baru Bo Yi, jelas sekali menunjukkan kalau ia bersikap kekanak-kanakan. 

Rong Zhan tidak mempedulikannya dan ia hanya meminum vodka di tangannya. Cairan tajam yang menyelinap di tenggorokannya terasa sangat panas. 

Ruangan itu terlihat gelap, mereka sengaja membuatnya menjadi gelap dan suram dengan tidak membuka tirai jendela. Dengan begitu, suasana yang ada akan terasa lebih mengerikan. 

Detik setelahnya. 

Apa yang Rong Zhan katakan dari mulutnya lebih mengerikan. 

Bibir tipisnya perlahan terbuka, "Jadilah wanitaku." 

Begitu kata-kata itu keluar, ruangan besar yang sunyi itu terasa semakin suram. 

Sang Xia hanya terdiam, "..." 

Setelah beberapa saat, akhirnya Sang Xia membuka suara, "Bagaimana jika aku mengatakan tidak?" 

Sang Xia menyadari bahwa Rong Zhan sangat serius dengan pernyataannya, tak terasa ada lelucon disitu. 

Jika orang cabul ini benar-benar ingin melakukan sesuatu dengan kapasitasnya saat ini, Sang Xia khawatir ia bahkan tidak sebanding dengan semut yang ada di bawah kakinya. 

Ia terlalu kecil.

Rong Zhan tertawa, "Jika kamu tidak menyetujuinya, aku akan membunuhmu!"

Sang Xia mengangkat alisnya. Membunuhnya? 

"Tuan Rong, meskipun kamu mendominasi di Kota T, apakah kamu benar-benar berpikir kamu bisa melakukan apa saja?"

Kata-kata yang Sang Xia ucapkan terdengar mengejek. 

Detik selanjutnya Rong Zhan berdiri. Tubuhnya yang langsing dibalut dengan baju tidur hitam yang sedikit longgar. Sekilas, tulang pinggulnya yang terekspose terlihat sangat seksi, belum bagian yang tidak nampak dari luar. 

Ia berjalan perlahan, menatap Sang Xia lekat-lekat dan dengan santai berkata, "Sang Xia, putri walikota Kota T. Satu setengah tahun lalu ibumu melompat bunuh diri dari gedung bersama dengan saudara tirinya, meninggalkanmu dan saudara laki-lakimu. Lalu adikmu mendorong ibu tirimu hingga terjatuh dari tangga setahun yang lalu. Kemudian ia dipukuli habis-habisan oleh oleh ayahmu dan ia dikirim ke penjara remaja untuk disiksa. Saudara tirimu menjiplak beberapa lagu asli yang kamu persiapkan untuk kompetisi dalam dua tahun terakhir, lalu sekarang ini dia telah menjadi diva pop di dunia hiburan. Dan dirimu..."

Rong Zhan mengatakannya dengan senyum mengejek. Tidak sampai di situ, bahkan ia masih terus melanjutkan, "Ini takdir. Kamu hanya menjadi penyanyi di kelab malam." 

Sang Xia mendengarkan dalam keheningan. Ia benar-benar terkejut Rong Zhan mengetahui lebih banyak tentang dirinya lebih dari yang ia pikirkan. Semua dendam yang menumpuk itu digali tanpa seijinnya dan ditumpahkan di depannya dengan cara keji dan tanpa aba-aba.

Sang Xia mengepalkan tangannya, untuk Rong Zhan dan untuk masa lalunya. 

"Jadi? Kamu pikir kamu bisa membantuku? Membayarku dengan cara menjadi wanitamu?"

Sang Xia perlahan mengangkat matanya untuk menatap Rong Zhan, lalu ia mengeluarkan senyum sinis, "Apalagi yang bisa aku lakukan untuk membalas dendam? Mungkin kamu salah mengira. Aku hanya seseorang yang tanpa ambisi. Aku hanya ingin menjalani kehidupan yang biasa dan aku tidak ingin mengaitkan hatiku..."

"Tidak, kamu bisa." 

"Apa?" 

Sang Xia tertegun. 

Tanpa diduga Rong Zhan langsung menggenggam pergelangan tangan Sang Xia, menekan ke dinding belakang, lalu membungkuk dan menatapnya sejenak, "Kamu tidak bisa menipuku dengan wajah lugumu meskipun kamu bisa melakukannya kepada orang lain. Jika tidak, kamu tidak akan berada dalam pemeriksaan kasus kecelakaan ibu tirimu. Membuat remnya tidak berfungsi dan hampir membunuhnya, bukan?" 

Kata-kata itu diucapkan oleh Rong Zhan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Rong Zhan memandang Sang Xia lekat-lekat dan berkata, "Sang Xia, akui saja, kau seorang wanita yang kejam."

Namun sebenarnya dalam hati, Rong Zhan sangat terkesan dengan Sang Xia. 

Begitu Rong Zhan selesai mengatakannya, Sang Xia benar-benar terkejut dan wajahnya seketika berubah menjadi cemberut. 

Bagaimana Rong Zhan bisa mengetahui semua itu!?

Bahkan polisi pun tidak mengetahuinya.

Sekarang apa yang Rong Zhan inginkan darinya dengan semua informasi itu? 

Mengancamnya?

Dan kemudian telepon berdering——

Sang Xia berusaha mencerna apa yang baru saja Rong Zhan katakan. 

Tapi...

Panggilan telepon itu datang dari rumah sakit. 

"Halo, apakah ini anggota keluarga Sang No? Ini adalah Rumah Sakit Pusat pertama kota T. Pasien Sang No menderita infeksi serius pada daerah pangkal paha dan mungkin perlu diamputasi. Anggota keluarga diharapkan untuk segera menandatangani perjanjian operasi."

Sang Xia berusaha memahami kata demi kata yang ia dengar, "..." 

Panggilan telepon yang tiba-tiba ini benar-benar mengejutkannya dan pikirannya penuh dengan satu kata itu, "amputasi…...amputasi..."

Tangannya bergetar dan matanya berkaca-kaca. Tidak, bagaimana mungkin.

"Halo, apakah ini anggota keluarganya?"

"...Ya..." 

"Kalau begitu, segera datang dan jangan lupa untuk membayar 200.000 yuan untuk biaya operasi pertama." Klik. Telepon ditutup. 

Leher Sang Xia seperti terganjal sesuatu hingga kata-kata tidak dapat keluar dari mulutnya. Ia mengepalkan tinjunya hingga tangannya terasa mati rasa, "Nono, Nono..."

Sang No, adik laki-lakinya yang berusia 14 tahun, adalah satu-satunya yang ia punya di dunia ini. 

Bagaimana bisa Sang Xia membiarkan ia mendapat masalah seperti ini. 

Sang Xia dengan panik mencari tasnya, tetapi ia tidak dapat menemukannya. Sepertinya ia kehilangan tasnya sejak ia mabuk tadi malam. Ia memegang ponselnya tanpa daya, mata merah, dan hampir roboh ketika ia melihat kartu hitam di atas meja.

Ia bergegas meraih kartu itu seolah-olah ia baru saja menemukan penyelamat jiwa. "Aku membutuhkannya segera dan aku tidak membawa kartu. Aku punya kebutuhan mendesak. Aku akan membayarmu kembali besok!"

Namun, Rong Zhang memegang tangan Sang Xia dengan lembut dan berkata dengan perlahan, "Apakah kaki adikmu infeksi?" 

Sang Xia tidak peduli bagaimana Rong Zhan tahu. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya memohon, "Pinjamkan dulu ini padaku. Aku tidak bisa membiarkan mereka mengamputasinya. Dia tidak boleh sampai diamputasi."

Rong Zhan menyipitkan mata elangnya yang panjang dan sipit, lalu memandang tubuh Sang Xia yang hampir roboh, dan berkata dengan suara yang dalam, "Jika kamu mau, aku dapat menemukan dokter terbaik untuknya, tanpa amputasi, tetapi hanya ketika kamu mau menjadi wanitaku."

"Rong Zhan, kamu___!" 

"Tidak mau?"

Ia mengatakan sambil mengambil kartu hitam dari tangan Sang Xia. 

Akhirnya, mau tidak mau Sang Xia buru-buru berteriak dengan panik, "Aku mau! Aku berjanji padamu!" 

Detik itu juga Rong Zhan menampakkan senyum kemenangan. 

"Tunggu. Jika kaki adikku sampai diamputasi, kamu juga harus berhati-hati dengan kakimu!" Sang Xia bergegas keluar sambil merebut kembali kartu hitam itu.

Rong Zhan menatapnya dengan tatapan tak percaya, tapi Sangxia sudah menghilang sepenuhnya. Ia mendengus, "Gadis ini!"

Ia lalu mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang.

Rong Zhan memerintahkan orang di seberang telepon agar menggunakan dokter terbaik untuk menangani adik Sang Xia. Jika kaki anak itu diamputasi, jangan harap orang itu akan bisa berdiri dengan kakinya sendiri lagi. 

 **

Saat ini. 

Akhir musim panas dan awal musim gugur.

Angin sepoi-sepoi yang sejuk berhembus.

Ketika Sang Xia keluar dari rumah sakit, hari telah berganti.

Sesosok tubuh kurus yang berjalan dengan lunglai, mengenakan jaket hitam, bersih dan rapi, tetapi dia terlihat kesepian dan kedinginan.

Ia terlihat sedikit berantakan, wajah dan pancaran matanya tidak terlihat baik saat ini.

Sanno, saudara laki-laki Sang Xia, belum dapat berdiri karena kecelakaan mobil yang terjadi tidak lama sejak ia keluar dari penjara remaja. Sang Xia menghiburnya untuk terus berlatih berdiri, tetapi tiba-tiba saja dokter mengatakan bahwa ia hampir diamputasi kemarin.

Tiba-tiba saja ia mengalami infeksi di kaki yang memperburuk kondisinya.

Kaki Sang No telah pulih dengan baik sebelumnya, tetapi mengapa tiba-tiba dokter mengatakan kakinya terinfeksi? Sang Xia merasa ada yang aneh di sini. 

Mungkinkah itu ulah Rong Zhan?