Bisakah Rong Zhan Berhenti Bersikap Genit?

Ketika mobil itu berhenti, tubuh yang ramping dan tinggi turun dari mobil itu. Jaket hitam yang dikenakannya masih tampak lemas dan longgar. Tatapan matanya dan nafasnya yang panas nampak berbahaya dan mengerikan. 

Di sisi jalan, sosok gadis itu seperti bunga yang patah dan layu. Air mata mengalir membanjiri seluruh wajahnya.

Lelaki itu berjalan menuju gadis itu lalu mengangkatnya. 

Gadis itu sudah tidak sadarkan diri. 

Ketika lelaki itu mengangkatnya, bibir gadis itu nampak bergerak seperti menggumamkan sesuatu.

Lelaki itu mengerutkan alis keheranan dan mendengar seksama suara yang keluar dari mulut sang gadis. 

Suara itu...

"...persetan." 

Ujung mata Rong Zhan sedikit berkedut mendengarnya, "..." 

Seberapa marahkah ia? Sampai-sampai dalam keadaan tak sadar begini ia masih bisa mengumpat. 

Ia membelai wajah cantik Sang Xia yang terlihat pucat, lalu bibir tipisnya berbisik, "Apakah ini kesedihan yang berlarut-larut? Aku... malam itu, apakah masih belum cukup?" 

Saat mata Rongzhan melihat bekas luka di sekujur tubuh Sang Xia, matanya yang panjang dan sipit berubah menjadi lebih dingin. 

Terutama ketika ia melihat dari kejauhan Sang Xia berjalan keluar dari villa ayahnya dengan terseok-seok. Tiba-tiba ia tersenyum dan pandangan matanya berubah berat. 

Orang-orang bodoh itu!

Berani-beraninya menyentuh wanitanya. Jangan harap mereka bisa melarikan diri! 

 **

Sang Xia terbangun dengan nafas yang terengah-engah dan tubuh yang menegang. Saat ia meneliti ke bawah, ia menyadari bahwa tubuhnya telah terbungkus oleh selimut. Sejenak, ia tertegun. 

Ia ingat, ia telah dipukuli sebelumnya. 

Ia bisa menebak kalau ia telah diselamatkan oleh seseorang. 

Tetapi bukankah seharusnya ia ada di rumah sakit? 

Sebenarnya, apa yang terjadi? 

Sinar matahari terpantul dari lantai ke langit-langit, setengahnya terhalang oleh tirai dan jatuh ke dalam bayangan. 

Dan ada sesosok pria yang berdiri di bawah bayang-bayang. 

Pria itu sedang merokok di dekat jendela dan korek api menyala dengan warna biru samar. Jari-jari putih ramping itu dengan lembut mengapit sebatang rokok dan ada cahaya merah samar di antara apitan jarinya, seperti cahaya tipis saat matahari terbit. 

Sang Xia tertegun. 

Setelah menyadari siapa pria itu, tiba-tiba nafasnya tersenggal dan berubah menjadi tidak teratur. 

Ini mengerikan. 

Dengan hanya melihat sosok itu secara samar, Sang Xia bisa langsung menebak siapa orang itu. 

Ini benar-benar menghantuinya. 

Pria itu bersandar di dinding dengan asap di jari-jarinya. Sang Xia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas tetapi ia bisa merasakan aura yang misterius dan mengerikan dari orang itu. 

"Sudah bangun?" 

Pria itu melihat Sang Xia dengan pandangan tenang. Ia baru saja menghisap rokoknya sehingga suara yang dikeluarkannya terdengar serak dan seksi. 

Sang Xia tidak bergerak tetapi ia sangat ingin memastikan siapa pria yang ada di dalam ruang bersamanya itu.

Pria itu tahu kalau Sang Xia tidak ingin berbicara dengannya, tetapi mau tidak mau Sang Xia tetap menggerakkan kepalanya ke arah pria itu dan menatapnya. 

Saat ini. 

Sang Xia merasa sedikit agak malu. 

Ia dihadapkan oleh seseorang yang telah mempermalukan dirinya dan telah mencicipi tubuhnya. Ia merasa jijik dan kesal. Dan saat ini, dirinya adalah pemandangan paling memalukan dan menyedihkan dan orang itu bisa melihatnya dengan sesuka hati. 

Diselamatkan olehnya lebih baik daripada kehilangan tempat tinggal dan kehujanan di sisi jalan.

Pandangan Rong Zhan terlihat rumit. 

Ia segera menghabiskan rokoknya dan membuang putung rokok itu ke luar jendela. Detik setelahnya ia berjalan mendekat ke arah Sang Xia dan mencoba mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba Sang Xia membuka suara terlebih dulu, "Rong Zhan, aku tahu kamu ingin bermain-main denganku. Kamu berpikir bahwa aku telah mempermainkan perasaan sahabatmu dan kamu ingin membalas dendam karena itu. Tapi..." 

Sang Xia berhenti sejenak sambil memainkan jari-jarinya. Gerakan kecil ini mengungkapkan kegelisahan terhadap Rong Zhan. Lalu ia berkata dengan pelan, "Tapi akhir-akhir ini, aku merasa tidak enak badan. Jadi bisakah..." 

Bisa apa, tidak perlu dikatakan lebih lagi. 

Semua orang juga sudah mengetahuinya dengan jelas.

Sifat jahat Rong Zhan bukanlah sesuatu yang tidak ia khawatirkan.

Ia hanya menjelaskan padanya sekarang. Jika ia berasumsi apapun, Sang Xia sudah tidak peduli apakah dirinya akan terluka atau tidak. 

Rong Zhan mendengarkan tanpa menyela. Mata sipitnya menjadi lebih menyipit dan bibirnya ditutupi dengan senyum tipis yang dingin yang tidak bisa dilihat oleh Sang Xia. 

"Bisakah apa?" 

Sang Xia menarik napas dalam-dalam, "..." 

Rong Zhan sudah mengetahuinya dengan jelas. 

"Bisakah, tidak membiarkanku...menidurimu?" Rong Zhan tertawa jahat dan dengan sengaja menggoda Sang Xia.