Tampaknya, Sang Xia berhasil memberikan gertakan yang tepat sasaran. Ia hanya tidak bisa merasa tenang membiarkan putrinya bersama dengan monster kecil begitu saja.
Setelah menjelaskan kepada putrinya, Sang Xia sudah ingin kembali dengan tergesa-gesa.
Kemudian, ia memutar nomor lain sebagai gantinya.
Sontak, perasaan hangat lain menyeruak di hatinya.
Namun, ketika ia sedang menelepon, tiba-tiba secara perlahan, di bawah lampu jalan kuning redup, kepingan salju yang berkilauan dan transparan berjatuhan, satu persatu mulai memenuhi punggung tangannya dan layar ponselnya.
Mau tak mau, ia mengangkat kepalanya sedikit. Di bawah cahaya lampu jalan kuning redup di jalan, salju turun di antara langit dan bumi.
Benar-benar lembut dan indah.
Kemudian, Sang Xia sedikit membuka matanya.
Hujan salju.
Di jalan seperti itu, salju mulai turun.