Setelah kejadian dompetku terjatuh, aku terus memikirkan penemunya. 'Kapan aku bisa bertemu lagi dengannya dan mentraktirnya minum kopi? aku belum mengucapkan terima kasih dengan benar.' pikirku.
Sudah dua bulan aku belum bertemu lagi dengan wanita itu. Setiap hari aku lalui jalanan yang sama, cafe yang sama, bar yang sama, di jam yang sama. Tapi, tidak terlihat sesosok wanita seperti dirinya. Sampai-sampai aku salah memanggil seseorang. Aku jadi malu sendiri.
'Mungkin dia bukan orang sini. Mungkin dia hanya sedang liburan. Kenapa aku tidak langsung mengajaknya minum kopi saat itu. bodohnya aku.', gumamku terus yang semakin hari semakin mendalam.
Akhirnya, aku memutuskan untuk tidak memikirkannya terus-terusan.
Aku duduk di kursi tempat dimana aku menjemput rejeki. "Stop thinking about that girl. You can meet her again, maybe. I'm not sure.", kataku sendiri.
"Hah? Kamu ngomong sama siapa, Bin? Her? Kamu sudah punya pacar?", kata partner disampingku. Namanya Cris.
"Nope. Cuma cewek yang lewat.", kataku.
"Hahaha. Yang mana? Yang kamu ceritakan terus setiap hari? Kamu belum bertemu lagi dengannya?", sahut Cris yang mengejek.
"Entahlah. Aku banyak kerjaan. Sana balik ke mejamu.", kataku sentimental.
"Cih."
Teman kantor sekaligus partnerku ini memang sedikit cerewet dan dia sangat populer dikalangan wanita. Mungkin karena dia supel dan mudah berteman. Tapi, wanita yang sering ngobrol dengannya rata-rata memberikan hadiah yang ditujukan kepadaku.
"Hai, Cris. Aku ingin memberikanmu sesuatu. Tapi.. Biasa... Hehehe..", kata seorang wanita yang menghampiri Cris.
"Dih. Fansmu, Bin.", kata Cris sambil mendorongkan kursi pelan ke arahku.
"Hah?", kataku yang menoleh dan bingung.
"Aku juga nitip ya, Cris.", dan satu lagi wanita yang tiba-tiba memberikan sebuah kotak.
"Wahh.. Kalian ini. Berikan sendiri dong, kok aku jadi kurir kalian sih.. Untukku mana? Kok hanya Robin yang dikasih??!"
"Tolong ya Cris...", kata mereka sambil berjalan dan tertawa kecil sambil melirik ke arahku.
"Nih.", kata Cris memberikan kepadaku.
"Aku?", tanyaku pada Cris.
"Yaps. Always be like that. Your Fans, babe."
"WTF, Cris. I don't want it. Buat kamu aja deh."
"Are you sure??? Ga rugi nih???"
"You see????", kataku sambil membuka laci meja kantorku.
"Oww...kay... Jadi buatku nih..?"
"Hem. Aku mau meeting dulu sama Pak Raka."
"Yo'i."
**