Pergolakan (1)

Tidak lama setelah Xiao Lingxi pergi, Xia Qingyue datang. Hari ini dia mengganti baju merahnya dengan memakai baju biru yang bersulam desain phoenix. Di rambutnya terlihat jepitan safir, ditelinganya menjuntai sepasang anting-anting mutiara dan dilehernya dihiasi dengan kalung mutiara safir biru. Bagian lehernya yang terlihat tampak seputih salju. Suatu pancaran kecantikan yang sangat memukau dan memikat mata.

Xiao Che menatapnya dengan ekspresi yang sangat kagum, matanya tak berkedip. Keindahan pemandangan yang terpampang sekarang dapat dibandingkan dengan turunnya seorang peri ke dunia fana.

Xia Qingyue berjalan melalui pintu, setiap langkahnya sangat mempesona seolah dia lagi berjalan diatas awan. Wajah dan lehernya yang seputih salju bukan saja cantik luar biasa tetapi juga memancarkan keanggunan dan kemewahan yang dapat membuat orang merasa tidak layak saat menatapnya… Tidak ada seorang pun yang menatapnya akan berpikir dia adalah seorang putri dari seorang pedagang kota kecil tetapi akan berpikir dia adalah seorang kaisar wanita yang agung dan tak tersentuh.

Xiao Che menatapnya dengan agak linglung, hatinya berdegub kencang ribuan kali… Kamar ini adalah satu-satunya tempat dimana Xia Qingyue bisa mengganti pakaian! Sementara Xiao Che tadi tertidur dan melewatkan pemandangan indah saat Xia Qingyue ganti pakaian! Ahhhh, ini benar-benar tidak bisa diampuni!!

"Pakaian biru lebih cocok untukmu daripada merah," Xiao Che memuji Xia Qingyue.

Xia Qingyue tidak terpengaruh sama sekali oleh perkataan Xiao Che. Saat melihat baskom sup yang kosong diatas meja, dia berjalan mendekat dan mengangkat baskom itu yang akan dibawa keluar.

"Apakah kamu yang membuat sup ayam ini?" Xiao Che bertanya dengan suara keras.

"Apakah rasanya tidak enak?" Xia Qingyue bertanya dengan dingin sambil membelakangi Xiao Che. Tetapi jauh didalam matanya ada emosi yang bahkan dia sendiri tidak mengerti.

"Rasanya sangat enak. Saya baru tahu kalau ternyata kamu adalah seorang pembuat sup yang luar biasa." Xiao Che berkata sambil tersenyum. Dia berdiri dan meregangkan diri, kemudian berkata : "Untuk membalas sup ayam isteriku Qingyue, nanti malam di ranjang… Saya pasti akan lebih energik."

"..." Xiao Qingyue sudah biasa dengan godaan Xiao Che. Dia berkata tanpa ekspresi : "Orang-orang Sekte Xiao akan tiba sore ini. Pemimpinnya adalah anak bungsu Ketua Sekte Xiao, bernama Xiao Kuangyun. Guru pernah memberitahu bahwa kekuatan kultivasi Xiao Kuangyun termasuk biasa saja diantara generasi muda Sekte Xiao, juga memiliki reputasi yang tidak menonjol. Tetapi dia sangat manja karena dia anak bungsu. Tidak ada seorang pun di Kota Awan Apung yang berani memprovokasi dirinya. Sangat baik jika berusaha untuk tidak berhadapan dengan dirinya secara langsung."

"Xiao Kuangyun? Oke, saya mengerti. Terima kasih sudah memperingatkan saya, isteriku Qingyue." Xiao Che berkata dengan berseri-seri.

............

Hari ini adalah hari kedatangan orang-orang dari Sekte Xiao.

Berita tentang kedatangan orang-orang Sekte Xiao bukan saja hanya mempengaruhi Klan Xiao tetapi juga Kota Awan Apung.

Status Kota Awan Apung berada diposisi rendah dalam Kerajaan Angin Biru. Sedangkan Sekte Xiao memiliki status yang sangat tinggi dalam Kerajaan Angin Biru. Perbedaan level antara keduanya tidak terbayangkan. Kedatangan orang-orang Sekte Xiao.. apalagi ada anak bungsu Ketua Sekte Xiao, bisa dikatakan seperti seorang raja yang mendatangi keluarga desa yang paling rendah. Seluruh kota Awan Apung diliputi oleh suasana gelisah dan gugup. Beberapa orang memikirkan peluang dari kejadian ini, berharap dapat menggunakan beberapa cara untuk membangun hubungan dengan Sekte Xiao sekalipun hanya hubungan kecil belaka. Tetapi banyak orang juga sangat takut dan gelisah dalam hatinya. Mereka lebih memilih untuk berdiam didalam rumah… karena jika orang-orang Sekte Xiao ingin membunuh mereka, itu tidak banyak berbeda seperti menginjak semut. Bagi mereka hukum hanyalah bahan tertawaan.

Halaman utama Klan Xiao sangat rapi dan teratur, tidak ada setitik debu dapat ditemukan. Sejak dua hari lalu halaman yang paling besar dan mewah Klan Xiao milik Xiao Yunhai selalu ramai, dibersihkan dan didekorasi. Bahkan seprai, selimut dan perabotan semuanya diganti. Xiao Yunhai juga pindah ke halaman yang lebih kecil. Makanan-makanan mewah yang akan disiapkan dipilih sendiri oleh Xiao Yunhai… Meskipun dia sangat capek tetapi hatinya gembira luar biasa! Hal ini karena dia yakin seratus persen bahwa anaknya Xiao Yulong akan dipilih oleh Sekte Xiao kali ini ! Jika ini terjadi anaknya seperti naik ke langit! Dan dia akan menjadi orang yang tidak akan berani diprovokasi oleh siapapun di Kota Awan Apung… Tidak! Bahkan dalam radius ratusan kilometer!

Mulai jam sepuluh pagi, Xiao Yunhai secara pribadi memimpin semua Tetua untuk menunggu di gerbang utama klan, siap untuk menjemput tamu. Mereka menunggu sepanjang hari sampai sore.. Belum jam lima sore ketika seorang murid Klan Xiao berlari dan berteriak dari jauh : "Ketua Klan! Mereka… mereka tiba!! Orang-orang Sekte Xiao tiba… Ini hebat… Benar-benar Sekte Xiao!"

Setiap orang gemetar. Xiao Yunhai melangkah keluar, dengan suara pelan : "Cepat! Memberi peringatan kepada semua orang untuk bersiap. Saya tidak akan mengampuni jika ada orang yang mengacaukan dan mengganggu tamu terhormat! Para Tetua, ikut bersama saya untuk menjumpai tamu!"

Xiao Yunhai terburu-buru keluar. Hanya berjalan sekitar lima ratus meter, mereka akhirnya melihat empat orang yang berjalan ke arah mereka.

Keempat orang ini dipimpin oleh seorang anak muda yang terlihat seperti berusia dua puluh tahun dengan pakaian yang sangat mewah, postur tubuhnya normal dengan roman biasa saja. Wajah putihnya terlihat agak pucat, penampilannya sangat hedonis. Terlihat dia tidak mau berbaur dengan kerumunan orang. Walaupun berwajah biasa saja tetapi sangat angkuh dan sombong. Tangannya berada dibelakang tubuh saat berjalan, matanya memandang keatas, tidak pernah sekalipun memandang orang yang lewat, seperti mereka akan mengotori matanya.

Berjalan dibelakangnya seorang Tetua mengenakan pakaian hitam, penampilannya tenang seperti air. Dibelakang Tetua berjalan dua orang anak muda dengan pakaian hitam yang sama. Gambar elang perak tersulam pada bahu mereka.

Xiao Yunhai menarik nafas dalam dan secepatnya berjalan mendekati mereka. Dia menangkupkan tangannya dengan hormat, tubuhnya membungkuk ke depan dan berbicara dengan penuh hormat : "Maafkan saya, apakah tuan berempat adalah tamu kehormatan dari Sekte Xiao?"

Anak muda yang didepan berhenti, memandangnya dengan cuek dan berkata dengan mata setengah tertutup : "Benar, yang mulia ini dari Sekte Xiao, Xiao Kuangyan,"

Pembawaan Xiao Yunhai menjadi lebih hormat. Dia berkata : "Oh, selamat datang bagi keempat orang yang mulia, ini sesuatu yang luar biasa bagi kami! Kami sudah menanti sangat lama untuk kunjungan ini. Pelayanmu yang rendah ini adalah Ketua Klan Xiao Kota Awan Apung. Kelima orang dibelakang saya adalah Tetua Klan Xiao. Kunjungan empat orang yang mulia ke Klan Xiao merupakan sebuah kehormatan yang sangat besar bagi kami.

"Tidak perlu terus berbasa-basi." Pandangan Xiao Kuangyun menyapu kelima Tetua. Dia dengan malas menggoyangkan tangannya : "Pimpinlah jalan."

"Ya, ya! Silahkan ikuti saya." Xiao Yunhai segera mengangguk dan berbalik untuk memimpin jalan ke arah Klan Xiao.

"Maafkan saya tidak mengenal senior…."

"Xiao Moshan." Tetua yang berpakaian hitam menjawab dengan acuh tak acuh. Wajahnya tanpa emosi seperti mayat.

Xiao Yunhai tidak berani bicara lebih lanjut, hatinya penuh dengan ketakutan. Dia dapat merasakan kekuatan kultivasi Xiao Kuangyun tetapi tidak dapat mendeteksi kekuatan sakti dari Xiao Moshan. Ini bukan berarti Xiao Moshan tidak melatih kultivasi tetapi kekuatan kultivasinya menekan kemampuan Xiao Yunhai untuk mendeteksi kekuatannya.

Tidak lama kemudian mereka telah berada di Klan Xiao, sejumlah besar orang telah berdiri menunggu di depan gerbang. Melihat sikap Xiao Yunhai yang penuh dengan penghormatan, hati mereka bergetar. Pandangan mereka terarah pada anak muda yang sikapnya sangat sombong dan kemudian berjalan untuk menyambut mereka.

"Bolehkan saya bertanya kalau ini adalah tuan muda dari Sekte Xiao?" Seorang paruh baya berpakaian ketat yang berdiri didepan bertanya dengan penuh hormat.

"Siapakah kamu?" Xiao Kuangyan mengarahkan matanya yang setengah tertutup ke arah laki-laki itu.

"Saya… saya Gubernur Kota Awan Apung. Yang rendah bernama Situ Nan. Ketika saya mendengar ada tamu terhormat dari Sekte Xiao akan datang, saya datang kesini… datang untuk bertemu." Suara Situ Nan gemetar dan dahinya penuh dengan keringat dingin. Bagi banyak orang disini dia adalah orang penting tapi dihadapan tuan muda dari Sekte Xiao dia tidak berarti apa-apa. Anak muda sombong dihadapannya walaupun biasa saja wajahnya tetapi sepatah kata yang dia ucapkan bisa membawa kematian bagi dirinya.

"Pelayan yang rendah ini bernama Yuwen Ba. Saya adalah teman baik Ketua Klan Xiao. Saya datang… datang untuk memberikan penghormatan bagi tuan muda Sekte Xiao. Saya juga membawa hadiah kecil, saya berharap tuan muda dapat menerimanya." Ketua Klan Yuwen, sama terkenalnya dengan Klan Xiao di Kota Awan Apung, wajahnya penuh dengan penghormatan. Tangannya menyerahkan kotak kecil giok yang indah.

Xiao Kuanyan memandang kota giok itu dan mengayunkan tangannya kedua orang dibelakangnya. "Terima itu."

Salah satu dari orang dibelakangnya segera melangkah kedepan dan tanpa ekspresi mengambil kotak giok itu.

Melihat tuan muda Sekte Xiao menerima hadiahnya, wajah Yuwen Ba penuh dengan kegembiraan. Orang lain yang mencari kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Sekte Xiao segera maju mempersembahkan hadiah mereka.. Xiao Kuangyun tidak menolak seorangpun dan menerima hadiah mereka tanpa bertanya. Kemudian dengan memiringkan matanya, dia berkata : "Kalian semua silahkan kembali. Sudah cukup untuk hari ini. Jika ada hal lain, kita bisa bicarakan besok."

"Benar, benar! Tuan Muda Xiao menyeberangi daratan dan lautan untuk datang kesini. Tuan muda pasti capek. Kami akan kembali besok, silahkan tuan muda beristirahat." Gubernur Situ berkata sambil menganggukkan kepalanya.

Kemudian kerumunan orang bubar.

Xiao Yunhai dan kelima Tetua dengan hormat mengenalkan Klan Xiao kepada Xiao Kuangyan. Xiao Yunhai berkata kepada mereka : "Keempat tamu terhormat Sekte Xiao sudah berjalan jauh dan pasti lelah. Apakah tuan-tuan ingin beristirahat dulu? Kami sudah menyiapkan kediaman untuk beristirahat."

"Tidak perlu, tubuhku tidak lemah." Xiao Kuangyan menyapukan pandangannya ke seluruh Klan Xiao, ujung mulutnya ditarik, menampilkan penghinaan yang terselubung. Dengan tidak bersemangat dia berkata : "Jika bukan karena kematian Tetua Xiao Zheng, saya tidak akan pernah tahu kalau ada tempat seperti ini. Saya mendengar bahwa leluhur tempat ini adalah seonggok sampah yang dibuang oleh Sekte Xiao kami. Tetapi, sekalipun sampah, tetap merupakan bagian dari Sekte Xiao. Bahkan jika dia adalah seonggok sampah yang tidak dibutuhkan Sekte Xiao tetapi tetap dapat menjadi tuan atas tempat ini. Mampu tumbuh seperti ini setelah bertahun-tahun bukanlah hal yang terlalu buruk.

"Ya, ya. Terima kasih untuk pujian tuan muda Xiao."

Menghadapi hinaan langsung dari Xiao Kuanyun, Xiao Yunhai tetap menganggukkan kepala dan mengatakan terima kasih. Bagaimana mungkin dia berani untuk membela?

"Kematian adalah hal penting. Alasan saya pribadi datang kesini adalah untuk memenuhi keinginan terakhir Tetua Xiao Zheng. Kami telah memberitahu dengan jelas kepadamu melalui surat. Besok pagi, kumpulkan semua orang klanmu di halaman ini. Tidak boleh ada seorang pun dari mereka yang tidak datang. Saya akan memilih satu dari mereka untuk dibawa pulang ke Sekte Xiao." Setelah mengatakan kalimat terakhir ini, Xiao Kuanyun mengangkat kepalanya seolah-olah dia selesai memberikan perintah dari langit.