The Beginning(1)

Pagi ini,aku memulai hariku seperti biasa,aku tidak banyak bicara.Aku hanya bangun,mandi,mengganti bajuku,dan sarapan.Terlihat didapur ibu sedang membuat jus jeruk,sambil menunggu roti selesai dibakar.Ibu begitu sibuk hari ini,maka akupun membantu ibu.

Aku menyiapkan piring dan sendok diatas meja berbentuk bulat dan terbuat dari kayu aras.Disamping meja terdapat 3 kursi, aku melihat kursi kosong yang terdapat didekat dapur.Itu kursi ayah,aku hampir meneteskan air mata.Aku hanya berbicara dalam hati.

"Ayah....andaikan kau disini.."

Ibu menatap kebingungan,katanya

"Sayang,ibu tau kau penyendiri dan tidak banyak berbicara sejak kematian a--"

Ibu tiba-tiba menutup mulutnya saat hampir menyebut kata "ayah",aku tau ibu juga kesepian karena aku tidak banyak berbicara. Tapi hey,aku kehilangan ayahku....meskipun itu sudah lama berlalu.Aku sekarang umur 11 tahun,kejadian itu kira-kira 7 tahun yang lalu.Tetapi,kejadian mengerikan itu seolah baru terjadi kemarin malam.

Aku melihat ibu yang hampir membuat kesalahan.

"Maafkan ibu nak,ibu hanya ingin mengatakan bahwa kau harus melupakan kejadian itu. Kalau begini terus bisa-bisa kau tidak akan mendapat teman."

Aku memalingkan wajah dan melanjutkan sarapanku,ibu hanya bisa melihat sedih.Selesai sarapan aku langsung mengambil tas dan pergi.Aku melambaikan tangan sambil berkata

"Selamat tinggal ibu,aku pergi dulu"

"Hati-hati nak"

Aku hanya mengucapkan 6 kata ketika berangkat sekolah,setiap hari.Aku bersekolah di SMP Kerukunan 01. Sekolahku tidak lah jauh,aku hanya perlu berjalan selama 15 menit.

Sambil berjalan,aku memikirkan perkataan ibu saat sarapan. Apa yang ibu katakan? Aku harus melupakannya? Setiap hari aku berusaha untuk melupakannya,tetapi tidak bisa.Seorang anak terikat kuat dengan orang tuanya karena,sang anak memiliki apa yang dimiliki oleh orangtuanya. Seperti sifat,keunikan fisik,dan lain-lain.

"Hah....ayah,aku rindu"

Sementara itu,awan gelap terlihat dilangit.Bersiap untuk menangis.

"Hey! Elva,apa kabar?"

Terdengar suara dari belakangku,aku familiar dengan suara ini,dan benar saja! Itu Myla,orang yang paling tahu tentang kisahku,sahabatku.

Myla adalah sahabatku dari kecil,kedua orang tua kami bersahabat dari dulu.Myla adalah orang yang selalu menghiburku.Meskipun aku selalu mengabaikannya,tapi aku menghargainya.

Aku sebenarnya ingin pergi dari kesedihan ini,tapi aku tidak bisa! Ayah selalu muncul dipikiranku. Sungguh dalam kesedihanku!Andai--

"Elva!"

Myla menepuk bahuku,mengagetkanku.Aku menengok

"Elva,aku sudah memanggilmu daritadi. Tapi kau hanya bengong"

"Maaf"

Kali ini aku menjawab,lebih bersimpati.

"Elva,kalau begini terus bisa-bisa kamu dijauhi semua orang"

Aku menatap wajah Myla yang kesal,tidak berkomentar.

"Mereka akan berpikir kau sombong,ingat mereka tidak tahu kisahmu,Elva"Lanjut Myla

Memang benar kata Myla,tapi mau

bagaimana lagi?Aku kehilangan ayahku!Kalau aku hanya kehilangan hewan peliharaan,palingan hanya 1minggu aku bersedih.Tapi ini?Aku kehilangan seseorang yang mendidikku penuh kasih sayang sejak aku kecil.

"Ok,baiklah...ayo kita pergi ke kelas"Myla seperti tahu apa yang aku pikirkan,dia langsung pindah ke topik lain.

"Ok" Aku tersenyum tipis karena Myla mengerti akan aku.

Kelas kami 8D,berada di lantai dua.Kami harus menaiki 16 anak tangga.Sementara kami menaikinya,Myla disambar oleh seorang murid.

"Hei,lihat-lihat dong kalau jalan!"Myla berseru kesal.

Murid yang menyambar Myla adalah seorang laki-laki yang berusia 11 tahun.Dia adalah murid yang paling terkenal di sekolah ini.Bagaimana tidak?Setiap datang kesekolah,seragamnya berantakan,mukanya terlihat tidak bersemangat,selalu mendapat nilai jelek di ulangan.Padahal dia genius.Namanya Fali.

"Seharusnya kau yang lihat-lihat!"Fali marah-marah.

Fali kemudian meninggalkan kami berdua dan berseru "Cih,dasar cewek"

"Sudah salah,malah marah-marah.Tidak heran dia terkenal"

Aku memberanikan diri bicara

"Sudah,tidak usah dipikirkan.Lebih baik kita langsung ke kelas,hampir waktunya bel"

Benar saja,semenit kemudian bel berbunyi nyaring.Kami sudah mengeluarkan buku agama kami-----Pelajaran pertama hari ini----- Tidak lama kemudian,guru kami datang.Ibu.Audrey

Ibu.Audrey adalah guru yang sangat ramah.Dia menyukai pelajaran agama sejak dini.Menurut desas-desus,Ibu Audrey adalah master agama saat dia masih bersekolah dulu.

Ibu.Audrey berambut panjang sampai di pinggang dengan berwarna coklat,kuning,keemasan,wajahnya awet muda,dan Ibu.Audrey keturunan Belanda.Ibu.Audrey memakai kemeja abu-abu berlengan panjang dan memakai celana panjang berwarna senada.

"Selamat pagi,anak-anak"Ibu.Audrey menyapa dengan ramah

"Selamat pagi bu"Kami semua menjawab

"Semuanya hadir?"

"Hadir bu"

"Oh iya,Anak-anak,jangan lupa.Minggu depan kita ulangan"Ibu.Audrey mengingatkan

Kami semuapun berseru

"Yah....."

Termasuk Myla,dia terlihat tidak semangat.

Pelajaran agama berlangsung 2jam.Aku lapar....aku melirik Myla.Dia terlihat lapar juga.

"Kriiiiinngggg"Bel istirahat berbunyi

"Sampai disini pelajaran kita,silahkan istirahat"Ibu.Audrey berkata diiringi senyum.

"Elva,ayo kita makan bakso"Myla tiba-tiba berdiri disampingku.

Aku mengangguk,kami berdua pergi menuju kantin.Sementara kami berjalan,hujan deras turun.

"Wah,sudah turun hujan!"Myla berseru mengalahkan suara hujan

Aku mengangguk

Tiba di kantin Myla memesan menu favoritnya,bakso.Aku mengikutinya.Kami memesan bakso dengan teh hangat.Mumpung hari ini hujan deras,kami menghangatkan badan.Persis saat suapan kedua,Fali datang.

"Hai Elva,Myla.Bolehkah aku bergabung?"

Mendengar hal itu Myla tiba-tiba tersedak

"Ohok ohok,kau mengagetkanku Fali.Tentu saja kau tidak boleh bergabung"Myla menekan kalimat kedua.

"Ayolah,meja-meja sudah penuh dan hanya meja kalian yang kosong"Fali memaksa kami

Myla melirikku,menunggu jawabanku.Aku mengangguk.

"Baiklah,tapi berada 3m dari kami!"

"Ok,ok apapun akan aku lakukan demi mendapat meja makan"Fali akhirnya menyetujui.

Dia duduk 3m dari kami.

"El,kamu tahu nggak"Myla berbisik kepadaku,mengingat Fali didekat kami.

"Apanya?"Aku bertanya

Eh,tunggu dulu.Bukankah selama ini aku hampir tidak pernah berbicara?Bukankah selama ini ketika aku berada dengan Myla aku selalu berbicara dengan normal?Myla.....

"Aduh..."Aku memeluk Myla dengan kuat.

"El,ada apa sih kamu ini?"Myla kesal karena baksonya hampir tumpah.

"Tidak ada apa-apa,Myla.Aku hanya ingin memelukmu"Aku tertawa

"El,kamu berubah banyak nih"

"Ah,masa sih?"Aku pura-pura tidak tahu

Kami berdua tertawa.Fali melihat kami sekilas lalu sibuk dengan baksonya.Tidak lama kemudian,bel berbunyi.Waktunya kami belajar kembali.

Esoknya,hari ulang tahunku yang ke-11!Aku mandi lalu sarapan.

"Selamat pagi,Elva.Selamat ulang tahun"Ibu menyapa dengan senyum.

"Pagi,bu"

"Maaf ibu tidak bisa menyiapkan kue.Ibu sebenarnya ingin memberimu kejutan,tetapi ibu bangun kesiangan"Ibu berkata lembut sambil menatapku yang sedang makan

"Tidak apa-apa bu.Aku tahu ibu banyak pekerjaan dirumah,sehingga ibu lelah dan bangun kesiangan"Karena ayah sudah tidak ada,maka semua pekerjaan rumah ibu lakukan ketika aku di sekolah.

"Kamu selalu tahu cara menyenangkan orang lain"Ibu memelukku.

"Aku mandi lalu ganti baju ya bu"Selesai aku makan,aku pergi lalu mandi

Tidak lama kemudian,aku bersiap pergi ke sekolah.

"Hati-hati nak"Ibu mengantarku sampai kedepan gerbang lalu melepasku pergi.

Sementara berjalan,aku menabrak seorang pria.

"Hei!"Kami bertabrakan dan pria itu berseru kesal

"Maaf,pak"

"Huh! Baiklah,jangan meng--"Pria itu menatapku agak lama lalu akhirnya bicara

"K..kau... bukankah kau..Astaga!Maafkan aku aku tidak sengaja"Tiba-tiba pria itu bersikap sopan.

"Eh..Iya pak?"Aku kebingungan,bukankah baru tadi pria itu marah-marah? Kenapa dia tiba-tiba bersikap sopan?

"Maaf ya...Oh iya anda pasti memutuskan tinggal disini,ini kalungnya,rakyat sudah menantikan Yang Mulia tapi anda tidak kunjung kembali.Tidak sangka saya bertemu anda disini"Pria itu menyerahkan sebuah kalung kepadaku

"Saya pergi dulu,jangan lupa kembali,Yang mulia"Tanpa membiarkanku bicara,pria itu langsung bergegas pergi.

Rakyat?Yang Mulia?Apa maksudnya itu?Dan juga,aku memang tinggal disini.Lalu apa maksudnya "memutuskan"?

Yah...aku ambil saja kalungnya.Lagipula,pria itu sudah pergi.Akupun lanjut jalan kesekolah sambil menatap kalung ditanganku.

Kalung itu memiliki buah/inti yang berbentuk seperti kunci.Ujung kuncinya berbentuk hati dengan ukiran yang indah.Sementara,gagang kuncinya terukir gambar mahkota putri.Kunci itu dihiasi berlian.

"Wah...kalung yang indah,aku masukkan kedalam tas saja"Kunci itu kumasukan kedalam saku kecil ditasku agar tidak tercecer

Setelah aku masukan kunci tersebut,aku tidak menyadari kunci itu bersinar.

5 menit kemudian aku sampai di gerbang sekolah lalu Myla menyambutku.

"Hai,Elva"Dia melambaikan tangannya dan aku balas melambaikan tangan.

"Hai,kau sudah menungguku?"

"Iya,ayo taruh tasmu lalu pergi makan bakso"Myla melangkah duluan pergi ke kelas.

Setelah kutaruh tasku,aku menikmati bakso ditemani segelas teh.Kantin terlihat sepi,sepertinya aku datang lebih awal.Segera kulirikkan mataku ke kiri dan ke kanan memastikan tidak ada murid yang tiba-tiba datang makan.Karena aku tidak melihat murid yang datang,maka aku memberitahukan kejadian tadi pagi kepada Myla.

"Hei,Myla"Kataku memecah kesunyian.

"Ya Elva,ada apa?"Myla bertanya sambil tidak mengalihkan pandangannya dari bakso.

"Jangan beritahu siapa-siapa ya,tadi pagi seorang pria memberikanku ini"Aku menunjukkan kalung yang sudah kuambil dari tasku saat dikelas.

"Wah....kalung yang indah.Mengapa seorang pria memberikanmu kalung?"Myla menatap kalung yang kupegang dengan mata berbinar-binar.

"Aku tidak tahu,tadi pagi aku tidak sengaja menabrak pria itu lalu dia marah-marah tapi ketika melihatku lama,dia tiba-tiba bersikap formal.Lalu memanggil ku "Yang Mulia" dan berkata bahwa aku memutuskan tinggal disini ya? Lalu dia memberikanku kalung dan berkata bahwa rakyat menantikanku.Katanya,datanglah kapan-kapan"Kataku menjelaskan.

"Yang mulia? Ahahaha....Yang mulia katanya"Myla tertawa terbahak-bahak sambil menangis.

"Hei,jangan menggaraku!Aku juga tidak tahu kenapa pria itu memanggilku yang mulia"Aku berseru kesal.

"Iya-iya,maaf yah...habisnya lucu sih.Lagipula ditambah kata rakyat lagi"Myla mengusap air matanya karena tertawa.

"Hah...aku penasaran sekali,tapi nanti saja kita cek kalung ini"Aku lalu memasukkan kalung itu kedalam saku dan lanjut makan.

Myla juga lanjut dan menghabiskan baksonya.Setelah kandas,kami membayar bakso lalu pergi ke kelas.

Tidak lama kemudian,murid-murid berdatangan dan lonceng pun berbunyi.