Delapan puluh satu

Nasi goreng putih ala Jehan matang. Gadis manis itu tak begitu menyukai kecap, menurutnya rasanya aneh. Itulah mengapa makannya polos. Meski begitu masih tetap terlihat cantik, oleh warna merah dan hijau dari sayur dan cabai yang ia baurkan. Dalam hitungan menit, makanan sederhana itu pun sudah berpindah tempat ke perutnya.

Dicucinya perabot yang baru saja ia gunakan, tak terasa air matanya menetes. Dua tahun di luar negeri, jauh dengan sang ibunda, sungguh membuat relung hatinya meringis. Perih yang disebabkan rindu makin membuatnya nyeri. Dan kini, ia malah tinggal di tempat orang.

Jika saja waktu itu ia tak gegabah dan menyusul papanya di sini, semua ini mungkin takkan pernah terjadi.

"Mama, aku rindu. Aku menyesal, tidak mendengarkan nasihat mama waktu itu, dan pergi begitu saja. Di sini, papa bahkan berniat menjualku demi saham perusahaan," celotehnya dalam tangis.