Adrian terharu mendengar penuturan Meera. Kini ia yakin, bahwa mempertahankan rumah tangganya dulu adalah tindakan yang benar. "Sayang, besok kita pulang, yuk. Aku rindu anak-anak," ucap Adrian seraya membelai lembut rambut sang istri.
"Ayo, Mas. Tadi pagi juga mereka menelepon, mereka tanya kapan kita pulang. Aku jawab secepatnya, saat di sini sudah beres. Untunglah mereka mengerti," jelas Meera pada suaminya.
Dibantu Adrian, Meera berdiri dari posisi bersimpuhnya. Kini, beban di hatinya telah menghilang. Ya, suaminya sudah kembali tersenyum, apa yang lebih baik lagi daripada itu?
"O ya, mama bilang besok pengacara papa mau ke sini. Jadi, kita pulangnya agak sorean, gimana?"
"Iya, Sayang. Kau jangan kabari anak-anak, kasihan nanti mereka berharap. Takutnya besok gak selesai cepat." Meera mengangguk.
Keduanya pun kembali ke kamar mereka. Sudah cukup untuk bersedih, Papa Ardi pasti akan ikut menangis di sana, jika yang ditinggal tak jua melepaskan dengan rela.