Teralis bisu melukis jemari lesu
Dengan segala rupa untuk menceritakan segala pilu
Ketika syak hati meringkuk syahdu.
Dengan segala cemooh yang menghitam biru
Bak darah yang semakin ungu membeku.
Tuk sampaikan hal rancu
Pada sang penguasa Yang Maha Tahu.
Apakah saya telah berjalan dengan benar
Atau langkahku harus berputar?
Ketika sesal akan sebuah kenang yang tak bisa diulang.
Sungguh manusia bodoh sengan segala logika di ujung jurang.
Merombak segala akal untuk benarkan dosa lapang.
Tak menahu benar atau salah yang dijalankan.
Hanya ikuti arus untuk bertahan.
Walau akan banyak korban.
Wajah ini seperti punya seribu kedok rupawan.
Hasut, satir atau menusuk lidah hujam lawan.
Tak ada kata kawan ataupun teman
Pada dunia yang semakin mendekati akhir zaman.
Menghitung hari kita melewati penghujung tahun.
Keluh kesah akan terus tersaji untuk tertegun.
Pada masa dimana kita akan
pikun.
Semoga tahun ini akan Menjadi cemeti akan hati.
Untuk tetap berdiri dengan gigih.
Runtut hadapi setiap kecewa yang terpatri.
Rogoh lirih lempar ke samudra tak bertepi.