Aku ambil gelas kaca, dengan mata yang juga masih berkaca-kaca
Aku ambil sesendok serbuk kopi ditatar paradoks lubuk sepi
Kutambah gula yang kuharap dapat melenyapkan pahit yang disesap senyap
Mengepul bersama asap dan mengendap dalam ampas gelap
Aku ingin menantang malam yang pekat
Hingga semburat mentari pagi tinggi merambat
Dalam sekat tulang belikat
Dalam rekat gugat terikat
Aku ingin menyayat daging mulai dari pangkal rusuk dan terus masuk
Ke bawah tepat merobek struktur peredaran darah
Memotong jantung tepat di serambi bagai psikopat gila