WebNovelBem Sama97.98%

Ruri Gadis Pemalu (2)

"sudah semuanya Ruri?", tanya Rei lagi. Ruri mengangguk, ia sudah menerima uang dari semua pesanan rei. Rei mengaruk kepala belakangnya, ia Terlihat gugup, jarang sekali Rei malu seperti ini. ia hanya sering berwajah ceria dan yah ekspresi senang gitu. kedua matanya menatap Ruri yang langsung membuat Ruri terdiam sejenak.

"oh ya Ruri..besok..kau mau ikut aku kerumah orang tuaku?"

deg

Ruri terdiam. pipinya memerah secara otomatis. sehingga tampak sangat manis. Rei jadi ikutan memerah saat melihat betapa manisnya sosok sahabat nya itu, rambut hitamnya perlahan bergoyang , dan kedua matanya membesar dengan polos ketika mendengar pernyataan itu.

"ja..jadi Ruri , pokoknya kau datang besok ya!!" seru Rei. ia mendorong Ruri dan segera menutup pintu. di balik pintu itu. Rei langsung menghela nafas, ia mengerakkan tangan nya mengelus bagian kanan rambut hitamnya itu, astaga ia benar benar sangat manis, sebenarnya Rei menyukai Ruri . terutama karena Ruri manis sekali, ia takut kalau Ruri tidak merasakan hal yang sama dengannya.

Ruri terdiam di depan pintu Rei. ia masih terdiam tepat di depan rumah Rei, kedua pipinya memerah. ia seketika menunduk setelah beberapa saat. Astaga apa benar , apa benar??? . aaghh!!, Ruri sama sekali tidak menyangka Rei akan mengatakan itu. Ruri tidak suka berharap besar. jika saja itu benar, Ruri akan sangat bahagia.

ia.. tidak sabar.. menunggu hari esok.

.

.

.

.

.

di depan rumah Rei. Rei sudah menunggu. ia mengenakkan pakaian bagus dan juga rambutnya dirapikan. Rei melipat kedua tangan nya menunggu Ruri. yah ia akan melamar Ruri. Rei menunggu, tidak lama Ruri datang. Rei menoleh, dan astaga Ruri manis sekali.

ia memakai pakaian kaos dengan rok berwarna pink. Sangat manis ditambah rambutnya yang dikuncir satu. Rei sampai terdiam hingga Ruri mengarahkan tangannya melambai pada Rei. Ruri menatap polos pada Rei.

"Rei..kau kenapa??"

"A..ah tidak apa apa, kau cantik sekali Ruri", seru Rei. ia mengaruk tengkuk belakangnya.. sungguh ia malu sekali, Ruri hanya menunduk. dalam hati ia juga terpesona melihat betapa tampannya Rei. tidak pernah Ruri melihat Rei berpakaian seserius itu.

"A..ayo kita pergi", seru Rei mengarahkan tangannya pada Ruri. Ruri meraih genggaman tangan itu. detak jantung Ruri perlahan semakin kencang.

"i..iya",

.

.

.

.

.

ditengah perjalanan Rei berhenti. Ruri menatap bingung. sampai Rei membalikkan badannya dengan seikat bunga mawar di tangannya. ia malu malu . sosok Rei yang biasanya tidak seperti ini. kini malah malu malu di hadapannya. Ruri meremas kedua tangan nya perlahan. ia juga malu sekali.

"A...apa..apa kau mau menikah denganku?", desiran angin waktu itu terasa begitu hangat , dengan wajah Rei yang tampak memerah. Ruri terdiam sejenak. ia tidak mengerti kenapa impiannya selama ini akhirnya menjadi kenyataan.

dengan bahagia, Ruri mengangguk. menyelipkan senyuman lebar pada wajahnya itu. ia sangat sangat bahagia, ia menyukai Rei. ia berharap suatu saat nanti Rei juga akan menyukai nya.

"iya", seru Ruri. Rei memeluk Ruri dengan erat. keduanya terkekeh pelan. Rei meletakkan kepalanya pada pundak Ruri. merasakan aroma permen manis yang seolah memabukkan itu.

"terima kasih Ruri..aku mencintaimu", seru pria berambut hitam itu. Ruri mengeratkan pelukannya pada pinggang Rei. rasanya sangat hangat, Ruri bisa mendengar detak jantung rei yang tidak kalah kencangnya dengan jantung Ruri.

"aku juga mencintaimu Rei..."

.

.

.

.

.