puisi terindah

sore ini angin bergemuruh dari arah timur membawa dedaunan kering yang ringan disertai debu kearah barat, langit yang abu-abu berubah muram menjadi kehitaman, gerimis yang perlahan mulai marah menjadi sebuah badai angin disertai hujan namun tanpa petir yang menakutkan, orang -orang mulai berteduh dan mulai mencari kehangatan, senja yang sore ini enggan datang tergantikan wajah langit yang termurah, Suri yang malas dengan langkah pelan pelan menaiki tangga keatas teras lantai dua tempat kost nya, disana dia bermaksud menghibur diri menyaksikan keramahan hujan yang menyapa lantai bumi,

Suri hanya melamun merasakan tiupan angin yang membelai seluruh tubuhnya hingga menerbangkan helaian rambut panjang hitam yang ikal miliknya ,,,,kulit kuning Langsat yang identik dengan dirinya terlihat mempesona karena tidak ada orang lain selain dirinya di kontrakan yang berdiri dua lantai itu karena semua penghuninya memutuskan pergi berjalan-jalan ke mol ternama di kota "L" maklum karena tempatnya kuliah memang pusat kota metropolitan di kota "L", sore itu Suri tidak mengenakan baju panjang tertutup dengan kerudung melekat pada kepalanya melainkan ia hanya mengenakan baju piyama selutut dengan model tanpa lengan gambar boneka beruang warna putih tulang yang menawan, karena semua isi kontrakan nya hanya berisi perempuan alhasil Suri bebas tanpa harus selalu mengenakan baju panjang.

entah mengapa sore itu tidak terasa dingin sama sekali walaupun hujan lebat datang, justru suri merasa nyaman, tenang, damai sore yang sangat bersahabat pikirannya menyaksikan tetesan hujan di tanah dan aspal aspal jalanan juga membasahi atap -atap rumah dan pepohonan, dari lantai dua ini ia bisa melihat segala pemandangan di tempat sekitarnya karena posisi tanah bangunan kos nya memang dataran lebih tinggi dari tanah lainnya bahkan dia juga bisa menyaksikan hamparan bukit dan gunung-gunung indah yang masih ditumbuhi pohon-pohon lebat walau dari kejauhan.

ditengah lamunannya tiba-tiba dia teringat dengan tatapan mata Sosok DIA alhasil dia tersenyum memikirkannya...

kemudia. Suri komat-kamit menatap jauh kedepan tak terduga ia berbicara dengan alam sehingga tercipta puisi untuk senja kala itu.

Senja yang Merindu

senja tak kan datang sendirian,,,,

senja tak kan datang tanpa pesan,,,,

senja tak kan datang pula dengan tanpa kepastian,,,,

Tapi

Senja akan datang dengan diam dengan

membawa pesan singkat tentang kerinduan ,,,,

kerinduan pada si dia yang dirindu ,,,,

kerinduan dari nya yang merindu,,,,,

kerinduan bagi rindu yang merindukan rindu,,,,

hujan sampaikan rinduku pada senja

agar senja juga mau merindukan ku.

kemudian Suri tersenyum simpul dan masih terus menikmati hujan yang berharap akan menyampaikan pesan rindunya.