aku mulai pertama kali bertemu dr adria disaat ia pertama kali Pindah bekerja dari Jakarta dan pulang ke kampung halamannya di sini di kampung ku juga tepatnya 2 tahun yang lalu, dan ia pun bergabung di rumah sakit yang sama seperti di tempatku bekerja dan beliau menjadi dokter tetap sebagai dokter jaga di rumah sakit swasta ini sehingga kami bekerja di atap yang sama dan juga kami sering bertemu karna dengan waktu jaga yang hampir selalu bersamaan, disitulah kami saling mengenal dan lambat laut sosok raiz bisa teralihkan dengan sosok dr adrian, kami makin dekat dan saling memahami kebiasaan, karakter, dan sifat buruk masing-masing, awalnya aku ragu dengan dr Adrian beliau berasal dari keluarga terpandang kaya raya dan sukses dari peternak yang tersohor di kampung yang bersebrangan dengan ku, beliau dokter muda dengan mantan kekasihnya juga seorang dokter cantik yang berasal dari kota, sedang aku hanya petugas laboratorium dengan berasal dari keluarga biasa yang juga tidak berada dan tidak cantik pula,
sebenarnya sudah 2 Minggu lebih kami memutuskan untuk lebih dari sekedar teman kerja alias kami sudah jadian dari juteknya pertama kali dari diamnya pertama kali dari senyum dinginnya pertama kali,. aku bisa merasakan perasaan yang berbeda,
dan untuk itulah aku sedikit merasa memiliki dirinya disaat ia akan pergi yang padahal baru kali ini aku bisa benar-benar membuka hati,,,
" bii mau pulang, mas anter ya? " tanya dokter Adrian
aku hanya menatap wajahnya dalam dengan tetap diam.
" enggak biar bii pulang sendiri aja ya, "dengan wajah tulusku
bii adalah panggilan dr Adrian kepadaku
" ayolah bii,mas anter ya.?"
aku pun hanya menggeleng dengan menatap matanya dan pergi berlalu dari ruang UGD tempat basecamp kerjanya.
dr Adrian tahu jika aku benar benar ingin sendirian ia akan berusaha untuk tidak menggangguku, walaupun sebenarnya ia sangat ingin.
....********
dan hubungan kami ini sengaja tidak kami publikasikan ke banyak orang dengan sementara hanya kami berdua yang tahu
***"""""
aku menyebrangi jalan raya lewat tepat didepan rumah sakit tempat ku bekerja dari kejauhan dr Adrian memperhatikanku tepatnya dari depan pintu UGD dia mengawasi ku sampai aku menaiki mikromini warna abu-abu,
didalam tidak banyak orang memang yang kuingat ada seorang bapak separuh baya mengenakan topi warna hitam sambil memegang rokok ditangan nya dan sesekali ia menghisap rokoknya dan membuang uap nya kesembarang arah sehingga mengganggu kenyamanan ku ada juga ibu ibu yang hampir tua dengan tas menjalin dihadapannya berwarna hijau dan percampuran merah motif tikar sambil mengalungkan kain jarik di pundaknya dan ada juga ibu ibu yang berdandan sedikit necis dengan tas dan jam tangan warna emas padahal aku tahu itu semua barang merk kw yang tidak ada super-supernya sama sekali dengan mengenakan jilbab dengan model Cepol kuda di kepalanya dengan bedak sedikit tebal dan lispstic merah merona dengan sendal tinggi berhaq kurang lebih 5 centi -an sedang asyik mengobrol dengan teman disebelah kanan nya dengan sambil membicarakan uang transferan yang entah dari siapa mungkin dari suaminya yang sebagai tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia sepertinya yang ku dengar sih begitu dan ku dengar ia bertujuan ke bank untuk mengambil uang miliknya yang sepertinya ibu itu juga belum faham alur pengambilannya tapi sudah berkoar - koar bahwa ia adalah golongan orang kaya dengan segala yang ia punya dengan logat nya yang keras dan tidak perduli lingkungan sekitarnya dan tentunya logat itu yang sangat aku kurang sukai, dan sopir yang sedang sibuk sendiri memperhatikan jalan yang padat dengan laju kendaraannya, begini lah situasi orang golongan rendah sepertiku yang hanya bisa berbaur dengan debu dan asap rokok ditemani dengan bau-bau keringat yang menjadi aroma khas yang menyengat pengganti parfum mahal yang tidak mampu kami jangkau dengan upah dan gaji kami yang hanya mampu untuk memenuhi papan dan pangan kami sehariannya.
berbeda jauh dengan dokter Adrian Wahyudi yang kulitnya saja tidak pernah tersentuh debu dan asap rokok yang ada hanya udara AC dan udara bersih dan wangi yang sudah tercampur dengan dengan aroma terapi atau pengharum ruangan , jika ia terkena asap itu pun hanya terkadang rokok yang ia hisap sendiri itu juga jika ia menginginkannya tapi semenjak ia dengan ku aku tidak pernah melihatnya merokok karena itu aku suka, walaupun begitu aku pernah memergokinya membawa rokok tapi itu hanya sekali saja, hanya membawa sih,,
aku sangat tidak nyaman dengan bau ini aku ingin segera turun tapi apa daya aku tidak bisa mengingkari kodrat dengan mengendarai mobil Alphard miliku sendiri seketika sehingga bisa aku terbebas dari ketidak nyamanan ini, sudah hampir 5 tahun aku berangkat dan pulang bekerja dengan menemui kondisi seperti ini, bahkan jika aku menaiki bis aku juga akan bertemu dengan banyak dan macam profesi lagi ada penjual asongan yang hidupnya hanya menjajakan dagangannya di atas bis ada pengamen yang menawarkan suaranya yang terkadang pas pas an bahkan ada juga yang menjual suaranya padahal itu terdengar sumbang kemana&mana, ada juga profesi pencopet yang berkedok membantu orang lain tapi ternyata modus dengan menukar harta dan uang mereka sebagai upah paksa atas jasa lewat rampasannya, bahkan beberapa kali aku hampir kecopetan ada copet yang berkedok seperti pegawai dengan busana rapih dan topi serta tas ala-ala pegawai kantoran, ada juga copet bapak paruh baya yang berpura-pura baik dengan membantu dan memberikan tumpangan bantuan dan tempat duduknya dan masih banyak lagi hufffff apa mereka para penjahat tidak takut jika makanan yang mereka makan didapat dari membeli dengan menggunakan uang curian dan jika suatu saat Allah murka jadilah itu daging tumbuh tumor misal emmm jangan yang lebih buruk saja kanker itu lebih tepat karena penyakit ini bisa membunuh orang secara perlahan tapi menyakitkan,yahhhh semoga saja tapi kalau sudah begitu larinya juga bakal kerumah sakit juga dan fatalnya bertemu aku juga yeehhhhh oke ke topik lain lagi,,,,
tetapi aku senang jika kondisi bis sepi dengan hanya penumpang beberapa gelintir saja dengan pengamen yang menyanyikan lagu dengan suara indah nya dan dengan lagu syahdunya serta permainan gitarnya dengan jalannya bis yang aman tanpa asap rokok didalamnya , itu lah hiburan bagi kami pecinta ilusi dari kata harmoni lewat bahasa puisi sederhana seorang kaum manusia dengan lamunan- lamunan pagi disaat melewati ilalang -ilalang dan pepohonan yang tidak lagi rindang di sepanjang jalan yang ku lalui seolah olah aku hidup dan bisa saling memahami dengan alam.
terkadang aku mensyukuri nikmat mu ya Rabb ,,,, tapi terkadang aku berfikir kenapa aku yang tercipta dengan keterbatasan dan bukan yang lainnya saja jika boleh memilih aku ingin dilahirkan sebagai putri raja saja yang bergelimang harta dengan pengawalan serta mendapatkan apa saja yang dipinta,
tapi sekali kali aku bersyukur karena ini lah jalan hidupku yang harus ku lalui sebagai jalan cerita yang harus ku lewati alur demi alurnya.