senja baru

Alhamdulillahirrobilalamin,

kupanjatkan rasa syukur atas segala nikmat yang kau berikan kepadaku ya Allah.

seperti biasa aku berjalan melewati jalan setapak yang dipenuhi tanaman singkong tetapi justru ilalang lah yang tumbuh subur disekitarnya sehingga terlihat seperti hamparan kebun tak terawat dengan semak belukar subur di sekitarnya dan beberapa meter dari jalan setapak yang kulalui tepat di kiri jalan sesuai arah aku menghadap adalah tempat pemakaman umum yang terbuka tanpa pagar disekitarnya sehingga beberapa centi saja dari aspal dimana kaki ku saat ini berpijak sudah menyatu dengan jajaran batu nisan yang sebagian masih terawat dengan jelas pahatan nama yang tertera di sana tetapi sebagian lagi sudah usang ,nisan yang terpahat kini justru terlihat seperti bongkahan batu yang berlubang karna kikisan air hujan.

ada nama yang tidak jelas tetapi tanggal kelahiran di batu nisan itu masih terpahat jelas, hampir sama dengan tahun kelahiran ku tetapi tentu saja berbeda bulan dan hari ,

ada tahun 1992 ada juga nisan yang terpahat 1994 ,,,, dan tahun kelahiran ku ada diantara ke duanya, sambil membayangkan jika aku yang diantara mereka apa yang akan aku kerjakan diakhirat sekarang, dan sekali lagi aku hanya bisa beristighfar dan menarik nafas dalam. terkadang aku berfikir bagaimana jika bendera kuning lah yang lebih dulu menghampiriku dan bukan janur kuning,,, terlintas di benakku bahwa jika kalian berfikir tempat yang paling sunyi di dunia ini bukanlah lautan yang luas karna sesungguhnya deburan ombak masih jelas memecah kesunyian nya,tetapi justru pemakaman lah tempat yang menyimpan kesunyian dan ketenangan yang sesungguhnya bahkan tidak pernah ada hal sekecilpun yang bisa memecah hening sunyi disana.

aku si bungsu yang semua kakak ku sudah berkeluarga dan

kini aku hanya memiliki seorang ibu yang tiap kali beliau menungguku dirumah setiap aku pulang kerja,. dan ayah ku beliau sudah lebih dahulu wafat tepatnya tanggal 9 September 1999 tepat saat aku masuk SD kelas satu dan saat itulah ibuku seorang singgle parent yang harus berjuang mencari nafkah untuk ke 6 anaknya yang masih terhitung belum mandiri saat itu sampai segala musim pun pernah beliau lewati dengan susah payahnya berjuang sendiri membesarkan anak-anaknya seorang diri tanpa pernah mengeluh dan tetap sendirian sampai kini ibu hanya memiliki satu suami yaitu ayahku dan sampai setelah lama kepergiannya pun ibuku hanya memiliki satu suami yaitu hanya ayahku.

dan ketika aku sudah lulus kuliah aku yang ingin segera merawat ibuku di masa tuanya.

disaat beliau sudah 63 tahun aku ingin beliau merasakan masa pensiun dan istirahat .

hanya istirahat dan menikmati jerih payah nya membesarkan ku dana mendidik ku puluhan tahun dengan banyak biaya,tenaga, peluh, keluh, dan kesah nya yang kini harus aku ganti dan berestafet pindah ke pundakku.

aku ingin ibuku menikmati hasil jerih payahku dengan tersenyum penuh bangga, aku ingin....