Bab 24

Aku pergi ke walk-in closet untuk ganti baju. Karena aku berencana untuk melarikan diri malam ini, aku pikir aku harus mengenakan pakaian yang aku kenakan ketika aku diculik. Apalagi, bagaimana aku bisa lari dengan gaun mewah ini? Aku yakin aku akan tersandung sebelum aku bisa pergi jauh.

Aku melihat-lihat rak pakaian, dan memeriksa setiap laci, tetapi aku tidak bisa menemukan pakaian lamaku dimanapun.

"Lupita?" aku berteriak, tahu kalau dia akan mendengarku karena dia sedang berdiri di depan kamarku.

Secepat kilat, Lupita muncul. "Apa yang bisa aku bantu, Rosanne?"

"Di mana kamu meletakkan pakaian yang aku kenakan saat pertama kali aku datang ke sini?" aku bertanya.

"Ke—kenapa tiba-tiba kamu bertanya tentang pakaianmu?" Lupita bertanya balik dengan suara gugup.

"Aku akan berkencan dengan Pangeran Maximilian malam ini. Aku ingin memakai pakaian lamaku karena itu satu-satunya pakaian kasual yang aku miliki di sini," aku menerangkan.

"Aku benar-benar minta maaf, Rosanne, tetapi aku telah membuang pakaian itu," jawab Lupita dengan menyesal.

"Kamu apa?! Ya Tuhanku Lupita, siapa yang menyuruhmu membuang pakaianku?" Aku menjambak rambutku dengan frustrasi.

"L—L—Lord Sigmund," dia tergagap, "Beliau berkata bahwa kamu tidak lagi membutuhkan pakaian itu sehingga dia memerintahkanku untuk membuangnya."

"Oh, si brengsek itu akan membayar untuk itu!" gumamku dengan marah.

Aku meninggalkan walk-in closet dan melangkah menuju pintu. Tapi tiba-tiba aku berhenti berjalan ketika aku mengingat sesuatu.

"Tunggu! Tidak, aku tidak bisa menemui Sigmund sekarang. Jika aku bertemu dengan Sigmund, dia akan membuat upaya pelarianku gagal. Aku lebih baik pergi ke Maximilian sekarang dan segera keluar dari sini," pikirku.

Aku mencoba membuka pintu kamarku dan secara mengejutkan pintu itu terbuka. Mungkin Lupita lupa untuk menguncinya ketika dia masuk.

"Di mana Pangeran Maximilian?" aku bertanya kepada salah seorang penjaga yang aku tahu namanya adalah Robert.

"Silakan ikuti saya, Yang Mulia! Pangeran Maximilian sedang menunggu anda di ruang depan," jawab Robert.

"Oke, terima kasih."

Kami, maksudku Robert dan aku, diikuti oleh 9 penjaga dan Lupita, melewati banyak lorong dan berjalan menuruni beberapa tangga sampai kami mencapai lobby istana yang memiliki dua buah tangga.

"Hai calon suamiku, maaf sudah membuatmu menunggu," aku menyapa Pangeran Maximilian yang duduk di sofa dekat tangga.

Pangeran Maximilian berdiri dan menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Lihatlah dirimu! Aku pikir kamu ingin berpakaian santai," dia mengejekku.

"Ya, aku sudah merencanakannya. Tetapi aku telah kehilangan satu-satunya pakaian kasual yang aku miliki gara-gara Sigmund," gerutuku.

Maximilian terkekeh tetapi tawanya seketika mereda ketika aku memelototinya.

Pangeran Maximilian berdeham. "Ayo, kita harus pergi sekarang jika kita ingin kembali sebelum fajar."

"Oh iya, aku lupa bahwa kalian para vampir terbakar di bawah sinar matahari," ledekku.

"Sebenarnya, kami tidak mudah terbakar di bawah sinar matahari, Putri. Sinar matahari hanya mengganggu kami saja. Alasan mengapa vampir memilih untuk tidak keluar di siang hari karena kami adalah makhluk nocturnal; kami bangun di malam hari dan tidur di siang hari."

"Ya, ya, aku mengerti. Bisakah kita pergi sekarang?" kataku dengan tidak sabar.

"Tentu saja. Ayo kita pergi!" Pangeran Maximilian mengulurkan tangannya padaku.

Aku meraih tangannya.

Sebelum kami pergi, Pangeran Maximilian berbicara dengan pengawalku, "Kalian semua tidak harus mengikuti kami. Aku telah berbicara dengan Raja Bellamy, dan Yang Mulia mengizinkan aku untuk membawa Putri Mirabelle keluar tanpa para pengawalnya."

"Baik, Yang Mulia, kami mengerti," ucap Robert.

Aku menghembuskan nafas lega ketika semua pengawalku termasuk Lupita meninggalkan kami sendirian.

Akhirnya, Pangeran Maximilian dan aku berjalan beriringan keluar dari kastil.