Shiba Tatsuya saat ini sedang bersama dengan utusan dari Kerajaan Wolf. Mereka berada di dalam pertemuan sambil menunggu kedatang Fel.
Utusan sama sekali tidak memberitahukan kenapa alasan Kerajaan Wolf mengirimkan utusan tetapi dia beralasan bahwa dia di beri perintah hanya mengatakannya kepada Fel jadi tatsuya hanya bisa menerima alasannya dan dia juga tidak ingin membuat hubungan antara kedua kerajaan menjadi semakin buruk dengan membaca ingatannya dengan paksa.
" Aku cukup terkesan dengan orang-orang di kota yang bisa menerima situasi perang kemarin dengan cepat" Kata Utusan dengan tersenyum canggung.
Shiba Tatsuya melihat ke arah utusan dan mengangguk "Terima kasih atas pujiannya"
Suasana menjadi hening kembali dan menjadi canggung bagi Utusan. Shiba Tatsuya memanglah orang yang seperti itu, dia memang cukup buruk dalam percakapan karena kurangnnya emosi.
' Apakah pria ini memang benar-benar perdana menteri ? Dibandingkan dengan Perdana menteri sebelumnya dia sangat kaku dan tidak banyak bicara' Pikir Utusan.
Sebelumnya dia pernah datang kemari tetapi waktu itu dia bertemu dengan Perdana menteri Moba, dibandingkan dengan Moba Perdana menteri saat ini yaitu Shiba tatsuya sangat pendiam tetapi memiliki mata yang tajam tetapi juga tidak menunjukkan emosi selain tenang yang membuat Utusan merasakan tidak nyaman.
"Enn.."
"Iya, ada apa ?" Tanya Tatsuya.
"Itu-.. Tidak jadi, aku hanya memikikrkna pemikiran yang tidak berguna maaf jika mengganggumu"
Kata Utusan tidak melanjutkan apa yang ingin dia katakan.
"Baiklah, jika kamu ingin melakukan sesuatu maka tidak bilang saja kepadaku" Kata Tatsuya.
"Baik" Kata Utusan dengan mengangguk.
Dia hanya bisa berharap Raja cepat datang untuk mengakhiri Suasana canggung ini, Utusan merasa dia akan mati bosan dengan suasana ini.
....
Di dalam kereta.
Aku duduk dengan Alya yang berada di sampingku sejak tadi dia hanya diam sama sekali tidak mengeluarkan suara.
Aku memutuskan untuk menghancurkan suasana sunyi ini.
"Hey Alya"
"Eh iya ?"
Alya terkejut dan dia melemparkan pandangan bertanya kepadaku.
"Kamu pernah berkata bahwa dirimu itu adalah orang yang biasa yang diangkat oleh ayah"
Alya mengangguk dan berkata "Iya yang mulia, aku dan hampir semua penyihir lainnya yang dimiliki oleh kerajaan adalah orang biasa. Raja sebelumnya sampai terjun sendiri ke kalangan orang biasa dan tempat kumuh untuk merekrut kami terlebih lagi aku... Aku saat berumur 10 tahun sudah hilang aharapan dan menerima takdirku yang akan menjadi budak untuk melunasi hutang-hutang dari pamanku tetapi Raja sebelumnya membeliku dan memberikan kebebasan tetapi dia juga memberikan kesempatan kepada diriku.Walaupun dia menyelamatkanku hanya karena bakatku sebagai penyihir tetapi bagiku dia adalah seorang Dermawan dan aku ingin membalas budinya dengan cara mengabdikan diriku ke kerajaan ini bahkan setelah dia meninggal"
Matanya lembab dan nada suaranya menjadi sedih, sepertinya dia memang sangat menyayangi ayahku atau ayah Fel sebelumnya. Aku mengerakkan tanganku dan mengusap air mata dari kedua matanya.
Alya tersentak dan pipinya menjadi merah.
'Apakah dia malu karena perlakukanku atau dia menyukaiku?' Aku berpikir saat melihat pipinya yang semakin merah. Tapi wajahku tetap tenang seakan tidak menyadari perubahan di pipinya.
Alya memang wanita yang cantik dan mungkin tercantik dari semua wanita yang aku temui. Tapi saat ini aku tidak memiliki keinginan untuk memulai sesuatu hubungan sebelum kerajaan mencapai tingkat tertentu.
Aku menarik tanganku dari pipinya, Alya masih merona tetapi lebih baik dari pada sebelumnya bahkan aku dapat melihat dia memiliki semacam kekecawaan di matanya karena aku mengambil tanganku.
Tapi aku mengabaikannya.
" Jika aku bilang bahwa aku ingin melakukan hal yang sama dengan ayahku maka apakah kamu ingin menjadi orang yang menemukan anak-anak yang berbakat itu ?"
Alya mengangguk dengan cepat dan berkata " Iya yang mulia, kamu bisa menemukan mempercayakan hal itu kepadaku. Aku pasti akan menyelesaikan misi yang kamu berikan dengan segenap jiwaku"
Dia sangat antusias, mungkin karena dia bisa mengikuti jejak ayah. Selain itu dia menjadi semakin imut saat bertingkah seperti itu. Alya menjadi tenang dan wajahnya kembali memerah.
"Aku suka dengan antusiasmu dan kamu pasti akan bisa melakukannya, aku percaya dengan dirimu sebagai orang yang sangat setia kepada Ayahku. Tapi sebelum itu aku ingin tahu bagaimana kamu dapat menemukan apakah orang itu berbakat atau tidak?"
Biasanya ada alat yang digunakan untuk mengukur bakat seperti dalam novel dan aku yakin pasti akan ada alat yang mirip di dunia ini jika tidak maka bagaimana mereka akan mengetahui anak itu berbakat atau tidaknya.
Alya menggelengkan kepala dan berkata dengan sedih "Saya tidak memilikinya yang mulia,hanya raja yang punya tetapi aku sama sekali tidak tahu dimana dia menyimpan alat tersebut"
Sungguh mengecewakan bahkan dalam ingatan Fel dia tidak tahu dimana ayahnya menyimpan alat tersebut.
"Jangan bersedih, aku pasti akan menemukan alat milik ayah atau aku bisa menemukan yang baru seharusnya ada"
"Iya yang mulia"
Alya mengangguk.
Aku mengingat alat-alat pengukur bakat seharusnya ada karena banyak dari mereka berada di dalam anime maupun novel-novel fantasy.
Tapi aku akan memikirkannya nanti, lagi pula masih banyak waktu dan dengan adanya master Yoda maka menumbuhkan Penyihir tidak terlalu penting tidak seperti sebelumnya.
....
Aku sudah sampai di depan istana, aku dan Alya mulai berjalan turun dari kereta dan disambut oleh para prajurit.
"Salam yang mulia"
Aku mengangguk dan berjalan melewati mereka dengan Alya yang ikut berjalan di belakangku. Aku tidak berhenti dahulu dan langsung berjalan menuju ke ruang pertemuan.
Beberapa menit kemudian....
Aku sampai dan langsung membuka pintu dan disana sudah ada Tatsuya dan orang asing yang aku tebak adalah seorang utusan kerajaan Wolf.
"Yang mulia"
"Salam Raja Fel"
Tatsuya dan utusan berdiri dan memberi hormat.
Aku mengangguk.
"Kalian bisa duduk kembali"
Aku dan Alya berjalan ke arah kursi yang berada di tengah dengan Alya yang duduk disamping tatsuya. Kenapa dia mengikutiku hingga kesini?
Tapi aku sama sekali tidak mempersalahkannya dan mulai melihat ke arah Utusan.
Utusan itu sudah memasuki usia 30an tetapi masih memiliki tubuh yang bugar dan cukup atletis walau mukanya hanya rata-rata tidak bisa dibandingkan dengan diriku.
"Alya tolong panggilkan Pelayan untuk menyiapkan teh untukku dan mungkin mereka ingin juga"
"Baik yang mulia"
Alya berdiri dan berjalan keluar dari pintu.
Saat melihat Alya keluar aku kembali melihat ke arah utusan dengan senyum sopan.
" Jadi jika boleh aku tahu siapa namamu ?"
Aku tidak langsung mengatakan ke percakapan inti.
Sebagai orang yang berasal dari bumi, saat ada yang bertamu ke rumahku maka aku tidak akan langsung menanyakan tujuannya dan melakukan percakapan ringan sebentar sebelum ke bagian inti. Sepertinya kebiasaan itu masih ada sampai sekarang.
"Nama saya adalah Rexi Alferod yang mulia" kata Utusan.
Jadi utusan adalah seorang bangsawan.
Dia terlihat gelisah ingin segera menyudahi semua ini dan kembali ke kerajaan Wolf, aku paham perasaan gelisahnya tetapi aku tidak perduli.
" Jadi Rexi bagaimana percakapanmu dengan Tatsuya perdana menteriku ini"
Aku melihat ke arah tatsuya yang tidak memiliki perubahan dalam wajahnya bahkan saat dibicarakan.
"Cukup menyenangkan yang mulia tapi Perdana meneteri adalah orang yang pendiam" Kata Utusan dengan canggung dan menatap ke arah Tatsuya dengan permintaan maaf.
Aku sangat tahu itu, aku pikir dia akan berbohong.
"Jangan begitu canggung, aku tahu bagaimana perasaanmu. Tatsuya memang orang pendiam tetapi dia adalah orang yang mampu" Kataku.
Pintu terbuka dan Alya bersama dengan pelayan berjalan masuk sambil mebawa teko keramik dan nampan yang diatasnya terdapat gelas.
"Permisi yang mulia"
Aku mengangguk dan Pelayan mulai menyajika teh kepada kami.
"Kamu boleh kembali dan taruh saja tekonya disini"
"Baik yang mulia saya permisi"
Alya kembali duduk disamping tatsuya dan pelayan mulai keluar dari ruangan.
Aku mengambil teh dan meminumanya secara perlahan.
"Ahh... Cukup menyenangkan minum teh setelah melakukan perdebatan. Silahkan diminum Rex"
"I-iya yang mulia"
Rex mengambil gelas dan dengan waspada menatap kami dan sangat ragu-ragu untuk meminum tehnya.
"jangan takut, teh itu sama sekali tidak memiliki racun. Lagipula teh kita dari teko yang sama. Jika aku ingin membunuhmu maka aku tidak akan melakukan tindakan bodoh dengan meracunimu disini"
Utusan menjadi canggung dan mulai meminum tehnya.
Saat dia selesai aku memutuskan untuk melanjutkan percakapan namun langsung ke intinya.
"Jadi untuk tujuan apa kamu datang kemari
Utusan terlihat lega dan mulai menjawab perkataanku "Aku disini untuk menyampaikan Gencatan Senjata selama 1 tahun dan Kerajaan Wolf bersedian membayar kerugian sebanyak 20.000 Gold"
"..."
Aku memikirkan tawaran dari kerajaan Wolf.
"Sepertinya perang sebelumnya dengan kami sangat merugikan bagii kalian terlebih lagi, Penyihir yang mati bukan jumlah yang sedikit. Tapi aku rasa alasan itu saja tidak cukup untuk membuat Kerajaan Wolf meinta Gencatan senjata apalagi selama 1 tahun. Jadi apa alasannya ?" Tanyaku dengan senyum memandangnya.
Utusan menggertakan gigi dan berkata dengan suara dalam "Apakah tidak bisa anda hanya menerima tawar yang diberikan oleh kerajaan kami tanpa perlu bertanya lebih lanjut"
"kamu !!! Berani bertingkah seperti itu terhadapat raja Fel" Teriak Alya dengan marah dengan api melayang di sekitarnya.
Utusan langsung menjadi pucat dan gemetar. Dia sepertinya sangat ketakiutan.
"jangan membuat tamu kita taku Alya, sebaiknya kamu tenang dan kembali duduk"
"tapi-..."
"Apakah kamu ingin membunuh utusan kerajaan lain, jika kamu melakukan hal itu maka hanya akan membuat mereka memiliki alasan yang jelas untuk menyerang Kita"
Aku membentak Alya sehingga dia langsung terdiam dan kembali duduk tetapi masih menatap Rexi dengan tatapan marah.
Rexi masih pucat tetapi dia lebih baik dari pada sebelumnya dan memberikan tatapan terima kasih kepada diriku dan dia masih tidak berani menatap ke arah Alya.
"Apakah kamu tahu kenapa Rajamu meminta gencatan senjata sambil memberikan kompensasi kepada kami ?"
Rexi menggelengkan kepala.
"Apakah kamu mendengar rumor tentang Kesatiran berlapisan armor berwarna hitam dan putih membantai pasukan kalian dan membunuh semua penyihir Kalian ?"
"Iya, tetapi kami sama sekali tidak percaya, tidak mungkin ada orang seperti itu yang tidak memiliki sihir dapat membunuh 16 penyihir milik kami"
Dia menyangkal hal itu.
Raja Wolf pasti tidak akan membiarkan kebenaran terungkap karena hanya akan memperburuk moral tentaranya.
"Aku hanya berkata bahwa rumor itu benar dan wanita itu adalah saksinya.."
"Tidak mungkin" Dia berseru tidak percaya dan menatap Alya dengan takut.
Dia tidak bisa percaya bahwa satu orang bisa membantai ratusan tentara mereka ditambah dengan penyihir yang dikenal sebagai seorang dewa bagi mereka orang biasa.
"Itu terserah kamu jika tidak percaya dan aku tidak akan memaksamu untuk menjawabnya, aku menerima keputusan kerajaanmu dan aku ingin Kompensasi secepatnya datang"
"Baik Raja Fel saya akan menyampaikan perkataan anda, saya permisi" Kata Rexi.
Dia berdiri dan berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan terburu-buru.
"Sebaiknya kita pindah lokasi"
"Baik tuan"
....
Semua perkataan yang aku katakan kepada utusan tersebut dengan menunjukkan Alya sebagai orang yang melihat kejadian tersebut adalah untuk menanamkan benih keraguan di dalam dirinya.
Kita hanya bisa menunggu apakah benih itu akan tumbuh atau mati.
Taman.
Ini adalah tempat yang nyaman untuk membicarakan masalah tadi.
" Jika kamu menunjukkan armormu maka aku yakin sambil menunjukkan pertahananya maka seharusnya dia percaya yang mulia ?" Kata Alya.
"Untungnya buat kita apa ?"
"...."
Aku langsung membungkam Alya dengan kata-kata itu.
"Aku memiliki tebakan bahwa raja mereka juag masih tidak percaya dengan adanya Kesatria yang bisa membunuh 16 penyihir Jika tidak maka dia tidak hanya akan memberikan permintaan gencatan senjata tapi akan menawarkan membantuk aliansi karena itu akan menguntungkan mereka terlebih lagi mereka sepertinya sedang mengalami kesulitan mereka sendiri, bagiamana menurutmu Tatsuya?"
Aku mengalihkan pandanganku ke Tatsuya dan meminta pendapatnya sebagai orang yang memiliki pengalaman dalam masyarakat yang keras dan perang yang mematikan.
Tatsuya mengangguk dan berkata dengan suara tanpa emosi.
"Benar yang mulia, Kemungkinan besar masalah mereka adalah bagian dalam mereka sendiri seperti pemberontakan, perebutan tahta dll."
"Kenapa kamu berpikir seperti itu, bisa saja mereka sedang berperang dengan negara lain atau mengalami masalah makanan"
"Kita bisa melihat perang dua minggu yang lalu. Dengan Korban sebesar itu terlebih lagi mereka kehilangan penyihir yang tidak sedikit tidak mungkin mereka melancarkan perang ke negara lain ataupun mereka mengalami serangan pasti mereka sudah meminta bantuan ke kita maupun negara lain, Jika masalah makanan bahkan hal yang paling tidak mungkin karena mereka saja berani memberikan kompensasi kepada kita dengan jumlah yang sangat besar 10.000 point emas maka bearti mereka masih memiliki jumlah uang yang cukup banyak. Jadi kemungkinan besar adalah bahwa mereka memiliki masalah internal atau menunggu apakah Kesatria dark dan Light itu memang ada atau hanya Rumor dan seorang penyihir yang melakukan pembantaian itu"
Point demi point dikatakan oleh Shiba Tatsuya dengan cermat memberikan jawaban atas bantahan Alya.
Alya hanya bisa mengangguk menerima peraktaannya.
Dia memang seorang jenius, tidak salah aku memasukkannya dalam posisi perdana menteri.
Dia belum selesai dan melanjutkan.
"Kemungkinan besar Yang mulia sudah menydari hal tersebut benar yang mulia ? Jika tidak maka Yang mulia tidak akan membangkitkan masalah Kesatria Dark dan Light untuk menimbulkan keraguan di dalam dirinya"
Tatsuya dan Alya melihat ke arahku. Alya menatapku dengan tidak percaya.
Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk terhadap perkataan Tatsuya dia bahkan bisa melihat ke dalam Rencanaku.
"Iya, tapi aku sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan dirimu tatsuya"
Jika bukan pengalaman Dracule Mihawk yang berhubungan dengan orang-orang licik maka aku sama sekali tidak pernah berpikir untuk menumbuhkan kecurigaan tersebut dan juga terima kasih kepada Anime-anime yang sudah aku tonton.
Kita hanya perlu menunggu bagaimana kelanjutannya.