Rasa kemarin

Prolog

    Namaku Reinata hasyim biasa dipanggil reina atau Ina, umurku 20 tahun, aku salah satu mahasiswa di kampus terbaik yang ada dibandung. Aku berada di jurusan hukum dan mahasiswa semester ke-3. Aku bukan asli orang Bandung, aku orang Riau yang datang ke Bandung untuk menuntut ilmu. Aku tinggal di sebuah kos-kosan puteri yang tidak terlalu jauh dari kampusku.

     Pagi ini pukul tujuh lewat hujan turun tidak terlalu deras, aku menadahkan tangan ke arah langit, aku rasakan sejuk dan lembutnya tiap tetes hujan yang turun.

"Neng sarapan dulu atuh , malah main hujan." Ucap si pemilik warung tempat dimana aku berteduh menunggu angkot, Teh Narsi namanya.

"Makasih teh, saya sudah sarapan tadi."

"Yaudah atuh jangan disitu ntar basah, kamu kan mau berangkat kuliah."

" hehe (nyengir) Iya teh, dingin soalnya Ina suka."

"Aya-aya wae (sambil menggelengkan kepala)."

Angkot yang biasanya aku tumpangi akhirnya tiba. "Hayu neng!!." . "Iya kang Mamat."

       Setibanya aku di kampus hujan mulai reda dan hanya meninggalkan sejuk. Aku berjalan perlahan menuju kelas sambil menikmati ketenangan ini, dari arah belakang terasa dua orang berlari menghampiriku.

"Inaaaaaaa!!!!!." Serentak ica dan amel Memanggilku, aku berbalik dan tersenyum.

"Yahh rupanya kalian ku kira siapa, kaget aku" dengan raut wajah tersenyum

"Iya-iya maaf" sahut amel dan ica

Ica dan adek adalah teman yang cukup dekat denganku di kampus ini, karena di kampus ini dan dibandung aku cukup tertutup dengan lingkungan dan orang-orang sekitar. Bagiku, terbuka dan dekat dengan orang-orang sekota bukan hal yang baik itu hanya akan membuat aku menjadi lelucon untuk mereka karena aku hanyalah anak perantau yang bisa datang ke kota besar ini dengan beasiswa yang ku dapat.

"Na, kamu udah sarapan? Hayuk ke kantin" ajak ica

Aku tersadar dari lamunan ku "engga ah aku uda sarapan tadi dirumah"

"ayo lah" amel menarik ku , aku hanya tersenyum mengangguk dan mengiyakan ajakan kesian temanku.

Kami duduk dikantin sembari menunggu kelas dimulai.

"Ca kamu pesen apa ?"

"aku nasi uduk deh sama teh anget ya mel"

"kamu na?"

"aku teh hangat aja mel"

"Oke, bentar ya"

Amal berjalan menuju stand kantin tiba-tiba , gubrakkkkk!!!!!

"Aduh liat-liat dong kalau jalan" dengan nada agak kesal

Aku dan Ica hanya duduk melihat apa yang terjadi pada amel dan cowok yang kami tidak tahu siapa, mungkin dia juga salah satu mahasiswa di kampus ini.

"Maaf ya, kamu gak apa-apa kan ? Aku buru-buru soalnya." Ucap cowok itu.

Amel menatapnya dan tiba-tiba tersenyum.

"Iya-iya gapapa kok, lain kali hati-hati ya." Cowok itu pun mengangguk tersenyum, berlalu dan menatap ke arah aku dan ica.

Aneh sudah selesai dengan pesanan nya, dia pun menghampiri kami, raut wajahnya memerah aku dan ica menertawakan amel yang sedari tadi tersenyum.

"Ihhh kamu kenapa sih mel ?" Ucap ica menanyakan maksud dari raut wajah amel.

"Kalian lihat kan ? Ganteng banget ih , seandainya si Dion seganteng dia aku gak bakalan ngelirik yang lain lagi."

"Huuu dasar." Ledek ica

Aku hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepala mendengar ucapan amel.

      Mata kuliah pertama telah usai, aku pun berkemas dan beranjak menuju kantin. Aku dan kedua temanku tidak berada di prodi yang sama , jadi aku menunggu mereka dikantin karna amel menghubungiku kelasnya akan segera selesai, dia akan segera datang ke kantin dengan Ica.

Aku pun memesan makanan sembari menunggu mereka datang.

"Bude mie rebus nya satu , Es teh nya satu."

"Iya neng" kata bude kantin.

Selesai nya aku memesan makanan , aku terkejut karena seseorang duduk di mejaku dan didepan laptopku. Aku menghampirinya ternyata ,

"Ya ampunnn Andi bikin kaget aja."

Andi tersenyum ke arahku , wajah ini ya ampunnnn lagi-lagi dia. Andi orang yang berusaha untuk dekat denganku walaupun seribu cara aku mencoba untuk lari dan menjauh dia tetap mencoba untuk bersikap baik dan menawarkan beberapa hal jika aku sedang membutuhkan. Entah apa tujuan nya aku pun tidak tahu.

"Sendirian aja , ajak-ajak lain kali biar ada temen makan siang bareng aku juga sendirian kok, gausah sungkan-sungkan kita juga ada di kelas dan jurusan yang sama kan hehe." Dia tersenyum.

Dengan agak sedikit ragu dan bingung aku duduk di depan Andi

"Iya aku juga gak sendirian sebentar lagi teman-temanku juga datang." Jawabku agak terkecoh.

"Bolehkan aku duduk disini ? Sampai teman-temanmu datang."

"Ha ? Ohhhh iya boleh kok." Aku terpaksa tersenyum.

Sebenarnya aku agak canggung dan tak terbiasa karena aku tak cukup dekat dengan nya , ya tapi tidak mungkin aku menolak ketika dia ingin duduk dikantin bersama ku, aku rasa tidak sopan dan jahat sekali jilbab mengatakan tidak.

"Kamu sudah selesai dengan tugas yang di berikan pak lis 2 hari yang lalu?"

"Belum, tapi sudah 50% selesai. Kamu ?"

"Aku sudah selesai, aku ambil tema lingkungan sosial."

"Cepet banget, pinter dong kamu pastinya." (Tersenyum).

"Enggak juga, kamu juga pintar asal ada usaha pasti semuanya mudah di lakuin."

"Hehe iya." (Sambil menyeruput minumanku).

Ternyata Andi orang yang cukup baik dan sopan, selama ini aku selalu menghindari nya jika Dia ingin mengobrol dan menanyakan sesuatu padaku.

"Aku duluan ya na, ada perlu ni . Boleh aku minta nomor WhatsApp kamu ? Buat komunikasi kalau ada tugas dan hal-hal lain yang penting."

"Ohhh boleh, nanti aku send di messenger facebook