Sore ini para father bertanding volly bersama para anak di bibir pantai.
Team father ada dhika, okta, angga, daniel, seno dan jack. Sedangkan team son ada leon, datan, vino, verrel, percy dan Adrian. Dengan Edwin yang menjadi wasitnya.
"daddy awas lho asam uratnya kambuh" ujar datan membuat yang lain terkekeh
"dasar anak durhaka,, doain daddy yang gak bener" ujar okta
"bukan dad, datan Cuma mengingatkan daddy. Datan kan sayang sama daddy" ujar datan
"tenang aja datan, daddy masih kuat dan perkasa. Genjatan senjata aja sama mommy kamu masih kuat" ujar okta asal
"itu mulut, jaga kenapa" tegur daniel
"hehe,, maklum lidah tak bertulang" kekeh okta cuek
"memang genjatan senjata itu apa, dad?" Tanya Adrian
"ahh dasar gator pe'a, anak gw jadi terkontaminasi kan" ujar dhika membuat yang lain terkekeh
"oke semuanya siap di tempat masing-masing, kita mulai" ujar Edwin dan semuanya siap di tempat masing-masing.
"dad, jangan nangis yah kalau kalah" teriak datan membuat semuanya terkekeh.
"nela, loe gak pusing ngadepin anak sama bapak model begitu" kekeh dewi
"udah biasa kak, paling ngusap dada aja. Aku udah kayak ngurusin dua bocah" kekeh chacha
Permainan vollypun di mulai dengan heboh,, para anak perempuan menyemangati team son dan para istri menyemangati team father.
"ayoooo semangat team son" teriak para anak
"team father jangan mau kalah sama yang mudaa" teriak para istri heboh
"crocodile ayoooo semangattt,,,,," teriak chacha
"mommy kenapa datan gak di dukung???" teriak datan tak terima
"diem kamu little crocodile,, nela hanya akan selalu membela crocodile" teriak okta membuat datan mencibir
"mommy pilih kasih" teriak datan
"maafkan mommy son,," teriak chacha
"gator, pukul bolanya yang keras" teriak jack
"tenang,,, jangan remehkan kekuatan sang raja buaya" ujar okta bangga
Plak
Bola mengapung ke atas hingga tinggi tetapi tak melewati ring, membuat semuanya tertawa puas.
"segitu aja kekuatan raja buaya, om?" Tanya verrel meledek
"itu barusan kesalahan teknis verrel,, belum terkumpul kekuatannya" ujar okta ngeles
"alah gator, loe ngeles aja. Bilang aja loe udah tuwir jadi kagak kuat" celetuk angga asal
"kayak loe gak tuwir aja, loa loa. Sesama tuwir jangan saling menghujat" ujar okta
"ini kapan mainnya????? Malah jadi rapat kpk" ujar datan
"main deh mulai lagi,, kali ini akan gw perlihatkan kekuatan tersembunyi dari sang aligator" ujar okta
"bukannya kekuatan daddy sudah di turunin ke datan semua yah" ujar datan
"ada yang masih tersembunyi little crocodile" ujar okta.
Bola di smash oleh leon melewati ring, lalu di passing oleh okta dengan sangat keras.
Brak
"michella!!!!" semuanya terpekik karena kepala chella terkena bola voli hingga pingsan.
"gatorr,,,,,anakkkk gw!!!! Tanggung jawab loeeee!!!" amuk elza yang sudah menghampiri chella
"wow,, singa betina ngamuk" gumam okta menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Thalita membantu menyadarkan chella, vino berlari kearah chella dan langsung duduk di hadapan thalita dan mengambil alih kepala chella ke atas pangkuannya. Kejadian itu sempat membuat yang lain heran karena chella dan vino tak terlalu dekat.
Leonna juga melihatnya, dan berjalan mundur sedikit menjauhi mereka dengan tatapan bertanya-tanya melihat vino yang begitu memperhatikan chella.
"kepalanya tak apa-apa, mungkin dia syok jadi pingsan. Bawa ke vila saja" ujar lita karena chella masih belum bangun.
Dan entah dorongan dari mana, vino mencium bibir chella memberinya nafas buatan.
Deg
Bukan hanya leonna yang melotot sempurna tetapi juga yang lain yang ada disana. Verrel menyadari kalau leonna cemburu dan dengan segera menarik tangan leonna hingga tubuh leonna berbalik dan menabrak dada bidang verrel.
"jangan melihatnya" gumam verrel membuat leonna menengadahkan kepalanya menatap verrel dengan mata yang berkaca-kaca.
"kak verrel" cicit leonna dengan berkaca-kaca.
Verrel tersenyum manis dan mengusap air mata yang tiba-tiba saja luruh dari sudut mata leonna.
"abang hanya menolongnya saja, kak" gumam leonna seakan menghibur dirinya sendiri seraya mengusap matanya yang basah dan berlalu pergi meninggalkan semuanya. Verrel hanya bisa melihat punggung leonna yang semakin menjauh.
'sepertinya cintamu bertepuk sebelah tangan, verrel' batin verrel dan hanya bisa tersenyum kecil mentertawakan dirinya sendiri.
oho oho oho
chella terbangun saat tiupan ketiga. Vino membantu membangunkannya.
"sayang, kamu gak apa-apa kan?" Tanya elza menyerahkan sebotol air ke chella.
"tidak mam, kepalaku sakit" ujar chella mengusap kepalanya.
"ini gara-gara loe, gator" celetuk elza
"ya maaf, kan tadi lagi berusaha ngeluarin kekuatan. Kalau tuwir tuwir gini masih kuat" ngeles okta. "chella sayang, maafin daddy yah" ujar okta
"iya dad, gak apa-apa" ujar chella lemas dan masih mengusap kepalanya.
"biar saya anterin chella ke kamarnya, tante" ujar vino membuat elza menatap curiga ke vino.
"baiklah," ujar elza dan vino langsung membopong tubuh chella membawanya menuju villa.
"sepertinya sang pakpol akan besanan sama mister psyco" celetuk okta
"sepertinya" kekeh Irene
Vino membawa tubuh chella menuju kamarnya. Chella awalnya begitu nyaman menyandarkan kepalanya ke dada bidang vino, tetapi saat di kamar. Terlihat leonna tengah duduk di atas ranjang sambil melihat hasil bidik di camera digitalnya. chella langsung turun dari gendongan vino saat leonna melihat kearah mereka.
Leonna tersenyum manis pada mereka berdua dan beranjak dari duduknya.
"loe gak apa-apa kan chell?" Tanya leonna berjalan menghampiri chella
"gw sedikit pusing" ujar chella sedikit tak enak pada leonna.
"gw mau istirahat saja" tambahnya seraya beranjak menaiki ranjangnya.
"lalu abang kenapa masih disini?" Tanya leonna menyadarkan vino yang masih memperhatikan chella
"abang hanya mengantarnya saja" ujar vino sedikit malu ke leonna
"udah sana keluar,, chellong biar leonna yang jaga. Hush hushhh,,," leonna mendorong tubuh vino keluar kamarnya.
"jagain dia yah" ujar vino sebelum pergi
"iya abang,, udah sana pergi" ujar leonna dan vinopun berlalu pergi.
Leonna berjalan menuju ranjang sambil mengambil kembali camera yang tadi dia simpan di nakas.
"ona,, maaf" cicit chella membuat leonna mengernyitkan dahinya saat duduk di samping chella
"maaf buat apa?" Tanya leonna
"gw gak bermaksud ganggu pangeran berkuda loe" ujar chella sangat merasa bersalah, tetapi leonna hanya tersenyum saja.
"sudahlah, abang gw yang tampan itu memang sangat penyayang" ujar leonna masih riang
'tapi apa benar begitu? Abang bahkan belum pernah mencium bibirku' batin leonna
"jadi loe gak marah sama gw?" Tanya chella meyakinkan
"iya, chellong sayang" kekeh leonna
"syukurlah" chella sangat lega mendengarnya.
'positive thingking leonna, belum tentu kan abang menyukai chella' batin leonna
***
Malam menjelang, semuanya tengah melakukan pesta barbeque di pantai dengan suasana yang begitu romantic dan ramai.
Para orangtua hanya duduk bersama di atas kursi dan meja yang ada di sana, sedangkan rasya, randa dan pretty membakar daging. Leon dan datan sibuk bermain gitar di dekat para orangtua dengan chella yang duduk cukup jauh dari leon. Percy dan rindipun ikut bernyanyi disana, walau rindi duduk di samping Irene berjauhan dengan percy.
Vino juga duduk di samping dhika bersama Adrian. Verrel berdiri tak jauh dari mereka semua yang sibuk bernyanyi bersama dengan leon yang memainkan gitarnya.
Kebersamaan yang menyenangkan itu tak di lewatkan oleh leonna untuk selalu membidik dan mengambil moment indah itu.
"senyumm dong semuanya" ujar leonna membuat mereka tersenyum ke arah camera.
"daddy tampan gak, ona?" Tanya okta
"daddy oke, tapi masih oke papanya leonna" ujar leonna terkekeh
"ah leonna gak asyik nih,," ujar okta merengut
"tapi daddy yang paling unyu di antara semuanya" ujar leonna terkekeh
"nah ini nih,, anak yang pintar dan jujur" ujar okta
"itu sih karena leonna takut gak di kasih uang jajan sama loe" ujar dewi membuat semuanya tertawa.
"delia" panggil verrel membuat leonna menengok. Terlihat verrel berdiri di bibir pantai dengan kakinya yang di terpa ombak kecil. leonna berlari kearah verrel dan berdiri di sampingnya.
"ada apa kak?" Tanya leonna
"aku nemu ini" verrel menengadahkan tangannya dan terlihat seekor penyu kecil berwarna hijau lumut.
"lucu banget sih penyunya" ujar leonna antusias.
Verrel mengambil sebelah tangan leonna dan menyimpan penyu itu ke telapak tangan leonna.
"boleh di pelihara gak kak?" Tanya leonna terus melihat penyu di telapak tangannya sambil mencolek colek penyu itu dengan sebelah tangannya.
"pelihara saja, sepertinya dia tersesat" ujar verrel
"mau di foto dong bareng penyu ini" ujar leonna. Verrel mengambil camera yang menggantung di leher leonna. Dan hendak berjalan untuk memotret leonna tetapi di tahan leonna membuat verrel menengok.
"sama kakak juga di fotonya" ujar leonna
"baiklah" ujar verrel
Cekrek!! Mereka berfoto bersama dengan penyu kecil itu.
"siapa yah kira-kira namanya" gumam leonna berpikir.
"Chelonian mydas nama jenis penyu hijau ini, kita namai oni gimana?" ujar verrel
"oni? Ona sama oni, boleh juga" kekeh leonna.
"hallo oni,, kenalin aku leonna dan lelaki tampan di sampingku ini namanya kak verrel. Kamu sekarang jadi anak angkat aku yah" kekeh leonna antusias seraya melihat wajah mungil penyu itu membuat verrel terkekeh melihatnya.
"kita harus nyiapin tempat tinggal buat oni" ujar verrel yang di angguki leonna dengan antusias.
"nana,, sedang apa?" vino menghampiri mereka berdua dan seketika leonna tersenyum dan beranjak kearah vino meninggalkan verrel.
"ini abang lihat, lucu yah penyunya. Kak verrel nemu ini" ujar leonna.
"oh iya lucu banget, sama kayak kamu" ujar vino mencubit hidung mancung leonna membuat leonna terkekeh.
Verrel langsung berlalu pergi meninggalkan mereka berdua yang sibuk mengobrol.
"papaaaaaa" leonna berlari mendekati dhika.
"apa princes" Tanya dhika menengok dan leonna duduk di samping dhika
"papa, tadi kak verrel nemu ini. lihat lucu kan penyu nya" ujar leonna
"nemu dimana? Tapi setahu papa disini gak ada pertenakan penyu" ujar dhika
"gak tau pa, kayaknya nyasar. Kasian kan, aku mau pelihara. Boleh yah" ujar leonna antusias
"boleh saja sayang, tapi kamu harus merawatnya dengan baik" ujar dhika
"bener sayang, kamu harus bisa merawatnya dengan baik" timpal lita
"dari pada melihara itu, mending melihara buaya bule. Si laura udah banyak tuh bertelur" ujar okta
"tidak ada reftil di rumah" ujar lita buru buru
"ah mama lita cemen yah Adrian" ujar datan
"bapak sama anak akur" kekeh seno
"mama,, leonna mau,, aaaa" ujar leonna dan lita menyuapinya.
"kamu makan gih, barbequenya masih banyak" ujar lita
"nggak ma, leonna gak laper" ujar leonna masih asyik memainkan penyunya.
"siapa namanya leonna?" Tanya angga
"oni, om" ujar leonna
"kembaran loe dong,, ona oni" tawa chella
"berarti si leon dong" tawa datan pecah
"dasar buaya kunyuk" cibir leon
"kenapa di kasih nama oni?" Tanya serli
"gak tau tante, kak verrel yang kasih nama" ujar leonna polos membuat serli tersenyum misterius.
"de, ini masukin oni kesini" verrel datang dengan membawa toples dari kaca berukuran sedang dan sudah diisi air dan beberapa hiasan yang verrel cari tadi di sekitar pantai.
"kakak udah dapet rumahnya oni" ujar leonna sangat antusias dan berdiri di hadapan verrel.
"iya, kakak nyari dulu barusan. Ayo masuki sini" ujar verrel.
"kamu yang betah yah di dalam, oni" ujar leonna memasukkan penyu itu ke dalam toples dan penyunya langsung bergerak bebas di dalam toples.
"sepertinya dia menyukainya, kak" ujar leonna antusias dan verrel hanya tersenyum saja.
Hati verrel merasa bahagia bisa memenuhi apa yang bisa membuat leonna bahagia.
"verrel, makan dulu" ujar serli mengambilkan barbeque buat verrel
"verrel gak lapar, ndha" ujar verrel
"kamu belum makan dari tadi, rel" ujar serli
"iya entar saja" ujar verrel seakan tak mau di ganggu karena tengah memperhatikan leonna yang memainkan penyu itu dengan lucu. Serli hanya bisa tersenyum melihatnya
***
Keesokan paginya, semuanya sibuk membereskan barang-barang mereka untuk kembali pulang. Adrian sedang menanyai leonna mengenai powerbank miliknya.
"kakak, ayolah. Rian butuh buat di mobil" rengek Adrian.
"iya rian, kakak lupa lagi nyimpen" ujar leonna kembali membongkar tas ranselnya.
"pokoknya gak mau tau, harus ada" rengek Adrian
"sabar napa, ini lagi dicari" ujar leonna. "oh iya, ada di bawah bekas semalam" ujar leonna berlari keluar.
"kakak jangan lari lari kenapa sih" teriak Adrian yang mengikuti leonna.
"kamu banyak complain rian" teriak leonna yang tengah menuruni tangga.
"jatuh, tau rasa lho" teriak Adrian yang berjalan menuruni tangga.
Seakan doa ucapan Adrian itu, leonna terpeleset saat tinggal dua undakan tangga lagi.
"kyaaaaaaa"
Bruk
Cup
Adrian mematung di tempat melihat sang kakak perempuannya terjatuh menabrak tubuh seseorang dan bibir mereka saling menyentuh.
Deg
Deg
Deg
Leonna melotot sempurna saat sadar dirinya tengah mencium bibir siapa. Begitupun seseorang yang ada di bawah leonna.
Leonna langsung beranjak dan berdiri tegak dengan wajah yang sangat merah.
'ya tuhan first kiss gw' batin leonna
"khem" seseorang itu juga terlihat canggung dan salting.
"kak verrel"
"delia"
Keduanya berbarengan mengeluarkan suara membuat keduanya semakin malu dan canggung.
'ya tuhan verrel, kendalikan diri loe' batin verrel
Adrian terkikik di atas tangga melihat kakaknya yang biasanya tak tau malu kini terlihat malu-malu bahkan wajahnya terlihat sangat merah.
'kalau aja aku bawa handphone, udah aku fotoin mereka dan kasih ke papa biar langsung di nikahin' batin Adrian terkikik.
"maaf" cicit leonna menunduk malu.
"tidak apa-apa" jawab verrel yang masih menormalkan detak jantungnya.
'memalukan sekali ya tuhan,,, kabuurrrrrrrrrr leonnaaaa' dewi batin leonna berteriak dan tanpa mengucapkan apa-apa lagi leonna langsung ngacirrrrr tanpa mau melihat verrel lagi.
"kakak mau kemana???" teriak Adrian masih tertawa. "duluan kak verrel" ujar Adrian.
Verrel tersenyum dan memegang bibir merah dan seksinya yang baru saja di cium leonna. Setelahnya berlalu pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah yang cerah.
Di ruang keluarga leonna mondar mandir tidak jelas dengan Adrian yang tertawa di ambang pintu.
"ya tuhan ya tuhan itu memalukan sekali,, mau di simpen dimana muka gw pas ketemu kak verrel nanti. Aghhhhhhhh.... Leonna kenapa kamu bisa teledorrrr gitu...." Ujar leonna uring uringan tak jelas.
"malu malu malu..."rengek leonna. "muka gw mau taruh dimana dong....aaaaaaaa" leonna menutup wajahnya sendiri.
"hahahahahaaa,, kakak lucu. Udah aja mukanya tukeran sama si oni" kekeh Adrian.
"heh bocah,, ini karena kamu. kenapa kamu doain kakak jatuh??? Kualat kamu jadi adik" ceroscos leonna kesal
"kakak yang kualat, siapa suruh lari-larian di dalam rumah. Kakak pikir ini lapangan sepak bola" kekeh Adrian masih tertawa puas melihat wajah merah kakak perempuannya.
"ini salah kamu,, pokoknya ini salah kamu rian. Aiishhhhh memalukan sekaliiiiii" rengek leonna duduk di atas sofa dengan menutup wajahnya dengan bantal sofa.
"hahaha,, kalau aja tadi aku foto. Pasti lucu" kekeh Adrian
"awas yah kamu. dan jangan bilang bilang ke papa" ancam leonna menatap Adrian garang.
"asal ada uang tutup mulutnya" ujar Adrian menyebalkan.
Adrian memang 11 12 dengan leon, hanya saja Adrian lebih ramah seperti lita tidak sedingin leon.
"aisshhh dasar matre" gerutu leonna.
Keduanya terdiam cukup lama, leonna memikirkan kejadian tadi saat bibirnya bersentuhan dengan bibir verrel. Walau hanya menempel saja, tetapi ada perasaan lain yang menjalar ke dalam hatinya dan entah perasaan apa itu.
Tanpa sadar leonna menyentuh bibirnya sendiri dan menggigitnya pelan, bayangan wajah verrel yang begitu dekat dengannya terus terbayang di kepalanya, membuat leonna tanpa sadar tersenyum sendiri.
'ciuman pertama gw' batin leonna tersenyum
"cieee kakak ngebayangin kak verrel yah, pengen di cium lagi yah. aku panggil kak verrel nya ahh" ujar Adrian menyebalkan.
"kak verrel,, sini kata kak onaa" teriak Adrian
"ka verrehmmmppppp" leonna langsung membekap mulut Adrian yang menyebalkan.
"awas loe teriak teriak lagi,, aku masukin ke kandang conel" ancam leonna tetapi Adrian menggigit tangan leonna
"awwww" pekik leonna kesakitan
"kak verrel...kak verrel....kak verrel" teriak Adrian berlari ke ruangan lain membuat leonna mengejarnya sambil melempari Adrian dengan bantal sofa.
"adriannnn,, awassss kamuu" teriak leonna mengejar Adrian yang berlarian bahkan sampai menaiki sofa untuk menghindari amukan leonna.
"kak verrelllll........" teriak Adrian
"Riannnnnnn!!!!!!!"
Puk
Leonna kaget saat timpukannya mengenai papa tersayangnya yang baru saja datang bersama mama tersayangnya.
"papa,, maaf" cicit leonna nyengir saat dhika melihat kearahnya.
"kalian berdua, turun dari atas sofa" ujar lita karena leonna dan Adrian sudah membuat ruangan itu bagai kapal pecah.
"iya mama sayang" kekeh Adrian turun dari atas sofa.
"kenapa berantem?" Tanya dhika
"ini adriannya pa,, dia ledekin leonna terus" rengek leonna manja
"abis tadi kak onahmmmmpppp" leonna kembali membekap mulut Adrian membuat dhika dan lita menghela nafasnya.
Sudah tidak aneh, ketiga anaknya selalu membuat onar di rumah dan memberantakan rumahnya.
"rapihkan lagi ruangan ini, kalau tidak. Kalian berdua papa tinggal" ujar dhika.
"papa-" rengek keduanya.
"turuti saja, daripada di tambah hukumannya" ujar dhika membuat mereka menghela nafas.
"ayo sayang" dhika merangkul thalita hendak pergi.
"papa sama mama mau kemana?" Tanya Adrian
"mau pacaran dulu sebentar, kalian bereskan saja ruangan itu dan jangan ganggu kami" ujar dhika membuat lita terkekeh dan berlalu pergi dengan suami tercintanya.
"awassss papa mama, jangan berbuat mesum" teriak leonna membuat dhika dan lita terkekeh.
"yang ada kak ona yang buat mesum tadi" celetuk Adrian
Puk
Leonna memukul Adrian dengan bantal sofa.
"nyebelin kamu" gerutu leonna dan langsung memunguti barang-barang yang berjatuhan ke lantai.
***