Jung's Family

Semua organisasi, tempat, kasus dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi.

°°°

Pagi yang cerah dihiasi oleh sinar mentari yang menenangkan serta kicauan burung yang begitu merdu menyapa pendengaran. Namun, suasana itu tak membuat gadis bernama Lee Nara rela meninggalkan kasur empuknya hanya untuk menikmati suasana pagi yang cerah hari ini.

Ayolah Lee Nara begitu lelah setelah pulang dari Rumah Sakit tadi malam diakibatkan Jadwal operasi yang membludak. Lee Nara heran kenapa akhir-akhir ini banyak Ibu hamil yang akan melahirkan sih? Apa Mereka bersekongkol untuk hamil diwaktu yang sama sampai taksiran persalinan Mereka juga serempak? Dan kenapa juga sebagian besar harus memiliki indikasi yang mengharuskan Nara bekerja extra guna untuk membelah perut buncit mereka itu. Harusnya mereka menjaga kehamilan dengan baik sehingga tidak menimbulkan penyulit seperti itu pikirnya.

Nara yang tengah bergelung dengan selimut hangatnya tiba-tiba tersentak dan bangun ketika Dia merasa ada seseorang dengan kasar menyibakkan selimutnya.

"Yak!.... Jung Jaehyun? Sedang apa Kau di sini?"

Ya Jung Jaehyun, pria itulah oknum yang baru saja mengganggu tidur lelap Nara. Membuat Nara terkejut bukan main dan bertanya-tanya ada perihal apa dan sepenting apa hingga lelaki ini sudi menginjakkan kaki berharganya itu di kediaman Nara yang sederhana. Dan apa ini, Jaehyun bahkan berani masuk ke dalam kamarnya! Sejak kapan Ia tahu tempat tinggal Nara?

"Berani-beraninya Kau mengabaikanku. Bukankah kemarin Aku memberitahu akan menjemputmu lewat pesan singkat itu? Dan apa ini, Kau masih enak-enakkan tidur di kamarmu."

Habit. Jaehyun berbicara dengan muka datar andalannya.

"Hey! Salah sendiri Kau tidak memberitahu Jam berapa Kau akan menjemputku. Jadi ku pikir acara pertemuannya dilaksanakan nanti malam, makanya jam segini Aku masih tidur."

Jaehyun memang tak memberitahu 'calon istri'nya itu perihal jam berapa Dia akan datang menjemput, Jaehyun baru ingat. Tapi ya namanya juga Jung Jaehyun, tidak mau menerima alasan apapun dan kemauannya harus segera dituruti.

"Aku tidak mau tahu, sekarang cepatlah bersiap. Pertemuannya satu jam lagi di restoran tempat Kita bertemu waktu itu."

Lee Nara tidak bisa melakukan apapun selain pasrah dan menuruti pria itu. Dia sudah menyetujui kesepakatan mereka, jadi tidak ada alasan untuk tidak menuruti perintah Jaehyun.

Nara kemudian turun dari tempat tidurnya lalu berjalan ke arah lemari untuk mengambil selembar handuk kemudian menyeret langkahnya malas ke arah kamar mandi.

"Apa yang Kau lakukan?"

"Tentu saja mandi, mau ikut?"

Jaehyun melotot ke arah Nara ketika gadis itu melontarkan lelucon yang menurut Jaehyun tidak lucu, apalagi disertai seringaian nakal khas gadis bermarga Lee itu.

"Singkirkan tampang konyolmu itu Tuan." 

Nara tertawa lebar sambil berlari kecil menuju kamar mandi ketika melihat ekspresi Jaehyun seolah ingin menghajarnya. Lagian Jaehyun bodoh atau apa? Sudah lihat Nara berjalan ke kamar mandi ya mau mandi lah, tapi Jaehyun masih saja melontarkan pertanyaan bodoh seperti tadi.

"Gadis itu benar-benar..."

Jaehyun hanya bisa menghela napas berat melihat tingkah Nara yang ternyata diluar dugaan. Pikir Jaehyun Nara memang bukan gadis polos karena berani menggodanya. Dia harus menyiapkan kesabaran yang extra untuk menghadapi gadis itu kelak jika mereka sudah menikah.

'Ku harap nanti anakku tidak akan mewarisi sifat gadis gila itu. Kenapa sih Kakek harus memilihnya.'

Sesal Jaehyun yang tentu saja hanya di dalam hati. Kemudian Dia sadar sudah tidak ada gunanya lagi menyesali keputusan yang sudah Dia ambil. Selain itu Jaehyun juga terlalu malas untuk menyeleksi gadis-gadis diluar sana.

Jaehyun pun memutuskan melangkah keluar dan menunggu Nara di mobil selagi gadis itu sibuk bersiap.

***

Nara begitu bersemangat bertemu Keluarga Jaehyun, Dia memang tidak berharap lebih pada pernikahan ini, tapi Dia berharap keluarga Jaehyun dapat bersikap baik dan menerimanya apa adanya. Bahkan setelah sampai di restoran tujuan mereka, Nara segera turun dari mobil dan mendahului Jaehyun yang berada di belakangnya.

"Lee Nara tunggu Aku!"

Jaehyun sedikit berteriak agar Nara mendengarnya. Kenapa sih gadis itu cepat sekali jalannya.

Nara yang mendengar Jaehyun memanggilnya kemudian berbalik dan tersenyum hangat ke arah Jaehyun.

Manis. Satu kata yang dapat menggambarkan senyuman Nara di benak Jaehyun. Pria itu pun ikut tersenyum seolah terjangkit virus senyuman Nara yang menambah kecantikan di wajah gadis itu.

"Cepatlah. Aku begitu bersemangat bertemu keluargamu Kau tahu?"

Ucap Nara masih dengan wajah tersenyum. Tak selang berapa detik Jaehyun sudah mampu mengimbangi langkah Nara hingga sekarang Dia telah berjalan di samping gadis itu.

"Kebanyakan wanita akan merasa takut dan gugup saat bertemu calon mertua, tapi Kau malah bersemangat ditambah lagi ini pertemuan pertama Kalian. Gadis aneh."

Jaehyun hanya tak habis pikir dengan jalan pikiran gadis di sebelahnya ini.

"Aku yakin Mereka orang yang baik, Aku senang jika bertemu orang baik."

"Tentu saja mereka orang baik. Ayo, mereka pasti sudah menunggu."

Tanpa sadar Jaehyun menarik lembut tangan Nara agar gadis itu mempercepat langkahnya.

Kini Nara dan Jaehyun tiba di depan sebuah ruang VIP restoran yang dimaksud Jaehyun tadi, tanpa mengetuk terlebih dahulu Jaehyun membuka pintu pelan-pelan.

Seketika Nara mengedarkan atensinya ke penjuru ruangan. Keluarga Jaehyun tiba lebih awal di sana. Terlihat seorang Kakek paruh baya duduk berdampingan dengan seorang lelaki yang lebih mudah daripada Kakek paruh baya itu serta seorang wanita kisaran umur 40-an. Dan Nara yakin mereka adalah Kakek dan Orang Tua Jaehyun.

Jaehyun dan Nara membungkuk hormat serta memberi salam pada ketiga manusia di hadapan mereka kini, kemudian duduk bersebelahan yang otomatis berhadapan dengan Kakek dan orang tua Jaehyun.

Lee Nara yang merasa canggung mencoba untuk memperkenalkan diri pada Mereka untuk sedikit mencairkan suasana.

"Annyeonghasseyo, Lee Nara imnida." Nara tersenyum manis di depan mereka.

"Aigoo Kau manis sekali. Kami sudah mendengar tentangmu dari Kakek Jaehyun. Kami sudah tahu semuanya sayang." Ucap Ny. Jung yang diyakini adalah Ibu Jaehyun.

Oh jadi tidak ada yang disembunyikan di sini ya. Baguslah pikir Nara, Dia tidak perlu berakting dan sebagainya untuk mengelabui keluarga Jaehyun.

"Tapi meskipun Kalian menikah hanya karena keinginan Kakek, Ayah harap rumah tangga kalian akan bertahan selamanya." Tn. Jung pun menimpali disertai senyuman hangat seorang Ayah yang ditanggapi anggukan singkat dari Nara dan Jaehyun.

"Iya. Kakek juga berharap seperti itu. Kakek sudah mengatur tanggal pernikahan Kalian."

Kakek tak kalah antusias karena ini memang keinginannya.

Jaehyun yang mendengar Kakek menyebutkan tentang tanggal pernikahan mau tidak mau ikut bertanya tentang hal itu.

"Kapan Kek?"

"Tiga hari lagi!"

"Apa? Bukankah itu terlalu cepat?"

Bukan hanya Jaehyun yang terkejut  melainkan Nara pun ikut terkejut karena pernyataan Kakek.

"Lebih cepat lebih baik."

Ujar Kakek diiringi tawa bahagia dari ketiga orang tua yang tidak tahu jika jantung kedua pemeran utamanya kini tengah berpacu tak karuan untuk alasan yang mereka pun tidak mengerti. Entah gugup karena hari pernikahan mereka tinggal menghitung hari, ataukah ada sesuatu hal lain yang membuat mereka merasa seperti itu.

Jaehyun dan Nara hanya terdiam membisu. Tidak dapat berkutik walau sekedar mengucapkan kalimat penolakan. Mereka hanya bisa pasrah menerima keputusan Kakek. Lagipula Jaehyun melihat gurat kebahagiaan di wajah Kakek dan Kedua orang tuanya. Mereka pasti sangat mengharapkan pernikahan ini.

"Sekarang sebaiknya Kita makan dulu. Nara mau pesan apa?"

Tanya Ny. Jung sambil tersenyum lembut ke arah Nara. Meskipun sudah berumur tapi masih terlihat gurat kecantikan di wajahnya yang membuat Nara terkagum-kagum. Nara bahagia mengetahui bahwa Keluarga Jaehyun menerimanya dengan hangat. Pikirnya ini semua pasti akan berjalan mulus karena kemurahan hati keluarga Jaehyun.

"Apa saja yang disajikan selama itu layak dimakan pasti akan saya makan, Nyonya." Ucap Nara seraya tersenyum kikuk yang membuat Ny. Jung tertawa senang. Nara begitu cepat mengambil hati keluarga Jaehyun, tingkahnya seolah membuat mereka selalu tersenyum karena gemas.

"Mulai sekarang Kau harus memanggilku Ibu, sayang."

"Kau juga harus memanggilku Ayah."

"Tentu saja Kau juga harus memanggilku Kakek."

"Ah iya baiklah Ibu, Ayah, Kakek."

Nara tersenyum senang karena suasana bahagia ini. Jaehyun yang sedari terdiam pun ikut tersenyum. Ternyata Nara mampu mengambil hati keluarganya tanpa Ia harus berusaha keras.

'Aku harap ini adalah permulaan yang baik.' - Jaehyun

***