Bagian Pertama
Happy reading
Semoga suka untuk membacanya :)
*****
Namaku Salia. Salia Avriel. Jenis kelamin perempuan, dan aku sangat suka makan. Aku dua bersaudara. Kakakku bernama Celvin Orlando. Aku dengan dia hanya selisih 3 tahun
Ayahku bernama Hassan Gustari. Dia orang yang sangat aku banggakan. Ayahku seorang TNI angkatan Udara. Dia lahir di singapure. Setelah remaja ayahku pindah ke Samarinda.
Ibuku, namanya Marisa Adnan biasa dipanggil risa oleh saudara-saudaranya. Dia lahir di Surabaya
Setelah menikah, ibuku mengikut ayahku ke Samarinda, ibuku adalah seorang penulis yang terkenal di Surabaya.
Ibuku waktu masih remaja, sering menulis cerita atau novel bersama temannya.
Aku merasa bersemangat tentang hal ini. Dia mengajarkan anak-anaknya dengan bakatnya. Membantuku untuk melihat banyak hal dalam dari satu pandang. Menjadi terbuka untuk semua ekspresi. Ini menjadi hal penting untuk kau bisa memahami keperibadianku.
- - - - - @@@ - - - - -
Sejak kecil, aku tinggal di Samarinda. Tahun 2000 bulan Juli , ayahku pindah tugas ke Surabaya. Sehingga keluargaku semua harus ikut pada pindah.
Rumahku, yang di Surabaya kecematan bulak adalah punya nenekku, ya itu ibu dari ibuku. Tapi, nenek sedang tinggal di bandung membantu paman ku yang baru nikah.
Di rumah itu, jadi cuma ada tenteku, karena belum menikah
kabar bahwa kami mau pindah ke surabaya, membuat tante ku jadi senang dan meminta kami untuk tinggal di rumah nenek, karena tanteku tinggal sendirian disana. Tapi bulan September , kira-kira 2 bulan sesudah pindah, tanteku menikah, dan dia tinggal dengan suaminya di jakarta
Rumah nenek yang berukuran type 72 itu, kemudian jadi tempat tinggal ku sepenuhnya, karena sudah tidak ada yang tinggal di sana lagi.
- - - - - @@@ - - - - -
Aku juga pindah sekolah ke Smk Negeri yang ada di Surabaya.
Bagiku, itu adalah sekolah yang paling keren yang pernah aku temui. Bangunannya walaupun sudah tua, tapi tetap bagus karena terawat.
Ada banyak tanaman di halaman sekolah, membuat udara di sekolah ku tambak segar.
Dulu, jalan di depan sekolahku, cuma jalan biasa, dan belum banyak kenderaan yang lewat, termasuk angkot. Sehingga aku harus jalan terlebih dahulu untuk sampai ke sekolah, ya itu setelah aku turun dari angkot di daerah pertigaan jalan.
Sekarang jalan itu sudah berubah, sudah jadi jalan raya yang dipenuhi banyak kendaraan. Dulu motor juga belum banyak, hanya beberapa saja yang pakai. Sebagian banyak yang pergi dengan angkot.
Selain keren, sekolah itu adalah tempat banyak kenangan. Terutama tentang orang yang aku cintai, yang pernah ada di masalah lalu ku, yang pagi ini kisahnya ingin aku ceritakan
- - - - - @@@ - - - - -