akhirnya, tanpa sadar aku mengungkapkan perasaan ku yang sedari awal bertemu dengan Bianca, aku telah jatuh hati, jatuh hati dengan parasnya dan sikapnya yang mudah bergaul. aku dan Bianca terdiam sejenak dengan ucapanku sebelumnya, "kak, bukannya ini terlalu cepat? kalau boleh biarkan kita buat kenal lebih dekat ya" Bianca kembali memulai pembicaraan setelah beberapa saat kami saling terdiam. "iya gak apa-apa bie" aku pun melempar senyuman ku pada Bianca.
setelah makan, kami pun keliling mall untuk melihat - lihat beberapa barang, setelah itu kami pun pulang, namun sekarang sedikit berbeda, setelah pembicaraan kami di tempat makan. obrolan kami lebih cair, di perjalanan pulang pun aku sekarang berani untuk mengajak Bianca mengobrol, namun ada satu yang sebenarnya sedikit mengganjal di pikiran ku, siapa orang lain yang sedang dekat dengan Bianca?
pertanyaan itu sempat muncul di pikiran ku, tapi buru - buru ku buang pikiran itu. kenapa? karena di pikiran ku, siapapun orangnya yang menjadi saingan ku, aku akan buktikan pada Bianca kalau aku lebih pantas untuknya.
aku pun mengantarkan Bianca pulang ke kostan nya, dan aku pun pamit pulang.
setelah sampai di rumah, aku coba mengontak Selly "sel dimana? aku chat ganggu ga?" tanpa menunggu lama Selly pun membalas chat ku "di rumah tam, engga ko, ga ganggu, aku udah pulang malem mingguan, kenapa - kenapa tam? kamu mau cerita apa?"
"sel apa yang kita obrolin kemarin bener, aku ga sendirian buat dapetin Bianca, dan aku siap bersaing buat dapetin hatinya dia, aku udah obrolin sama dia tadi" kataku.
"HAH? kamu nanya langsung sama dia tam?" jawab selly lagi.
"iya sel aku ga mau lama - lama penasaran, jadi aku langsung aja nanya sama dia tadi, sekalian jalan"
"ok deh tam, ada bagusnya juga sih kamu nanya langsung sama dia, tapi aku bakal tetep ngawasin dia di kantor buat kamu, good luck ya tam"
"ok sel, makasih ya" chat itu mengakhiri chatting kami. tidak lama setelah itu kembali ada pesan whatsapp masuk kali ini dari Bianca.
Bianca : kak udah di rumah?
aku : udah bie, kenapa?
Bianca : gapapa kak, nanya aja, syukur kalo udah di rumah, kak Wira lagi apa?
aku : lagi tiduran aja nih sekalian istirahat
Bianca : cape ya, aku ajak keliling mall?
oh iya makasih ya kak buat hari ini
aku : engga ko bie, iya sama - sama bie, aku juga makasih karena bie udah mau jujur sama aku
Bianca : iya kak sama - sama, boleh ga, gausah bahas itu, aku malu sama kakak
aku : ngapain harus malu, biasa aja kali bie
Bianca : iya deh kak, pokoknya makasih ya buat hari ini, aku mau tidur duluan ya, good night kak Wira
aku : good night bie
itulah isi WhatsApp ku dengan Bianca, dan pada hari Minggu, aku di rumah saja karena aku harus merapikan beberapa barang di kamarku, semenjak saat itu, aku dan Bianca semakin intens dalam komunikasi, dan kami jadi rutin keluar bareng setiap Sabtu, Selly pun benar - benar detail mengawasi setiap gerak gerik Bianca di kantor, katanya agar dia tidak merasa bersalah dalam memilih kan pasangan untuk ku, aku sempat meminta Selly agar sewajarnya saja dalam mengawasi Bianca karena aku takut akan mengganggu konsentrasi pekerjaannya, namun dia tetap bersikeras untuk melakukan nya dan dia bilang itu tidak menggangu pekerjaan nya, dan aku pun akhirnya menerima saja apa yg Selly lakukan untukku.
tidak terasa sudah tiga bulan aku mengenal Bianca, dan pada hari Sabtu ini aku berniat untuk menembaknya, karena bagiku waktu tiga bulan sudah cukup untuk saling mengenal satu sama lain, kali ini aku menjemput Bianca lebih sore dari sebelumnya, aku menjemputnya jam 17.00
seperti biasa aku menunggu Bianca di depan kostannya, tak lama Bianca pun keluar dari kostan nya, "halo kak, kok tumben sih hari ini kak Wira ngajak jalannya sore banget" kata Bianca sambil menghampiri ku, "iya bie, aku ada urusan dulu, ayo naik keburu kemaleman" kataku sambil memberikan helm pada Bianca, Bianca pun naik ke motor dan kami pun berangkat menuju tempat yang aku persiapkan untuk menembak Bianca, oh iya dan pastinya Bianca tidak tau dengan rencana ku, dan dia tidak tau bakal aku bawa kemana, dia sempat bertanya padaku hari ini akan kemana, tapi aku hanya menjawab kita akan makan malam.
sesampainya di tempat makan, kami pun makan malam terlebih dahulu. dan setelah selesai makan, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, aku sempat gugup, tapi aku harus mengatakannya, aku harus menyatakan perasaan ku pada Bianca. "kak kenapa sih? kok keliatan gugup gitu sih?" kata Bianca memecahkan lamunanku yang sedang berfikir bagaimana cara aku mengungkapkan perasaan ku?
dan aku pun berusaha memberanikan diriku untuk mulai berbicara, "bie aku mau ngomong sesuatu sama kamu"
"ngomong apa kak? kok keliatannya serius banget, aku jadi deg-degan" kata Bianca.
"ga kerasa kita udah tiga bulan kenal, dan dari waktu - waktu yang ku kita lewatin, jujur aku punya perasaan sama kamu, kamu mau ga jadi yang cewe kedua yang bakal aku sayang?" kataku dengan serius.
Bianca sempat terkejut dengan perkataan ku, dan dia kembali bertanya "kenapa aku jadi yang kedua? aku ga mau jadi selingkuhan kakak" kata baianca dengan nada sedikit kesal dan tak mengira dengan apa yang ku ucapkan.
"maaf bie, bie bakal jadi perempuan kedua yang aku sayang, karena perempuan pertama yang aku sayang adalah ibuku, dan ga ada yang menggeser beliau sebagai list perempuan pertama yang aku sayang, bie mau kan jadi yang keduanya? dan aku janji bakal jagain bie dengan baik, selalu berusaha buat bikin bie bahagia"
setelah mendengar jawaban ku, bie terlihat malu karena dia telah salah paham "aaahhh kak Wira so sweet, orang tua memang yang paling utama, maaf ya aku salah paham"
"jadi mau atau engga?" aku penasaran dengan jawaban Bianca.
"apanya?" jawab Bianca dengan nada bercanda
"tadi bie, yang awal aku ngomong" kataku yang tak sabar dengan jawaban Bianca.
"hahaha kakak nih lucu kalo udah penasaran gitu, iya aku mau sayang" kata Bianca seraya menggenggam tanganku, dan senyum nya sangat manis pada saat itu. aku sempat tidak percaya "beneran kamu mau nerima aku"
"iihh iya kak, ya udah ga jadi deh" kata Bianca menggoda ku
"eehhh jangan gitu dong, iya iya, makasih ya bie" aku menggenggam tangannya dengan erat "iya sama - sama kak" Bianca kembali tersenyum.
Akhirnya perjuangan ku selama tiga bulan ini tidak sia - sia, Bianca memilih ku, aku berhasil memenangkan hatinya, hari ini akan menjadi hari yang sangat indah bagi kami berdua.
*catatan penulis
halo teman-teman, udah beberapa Minggu ini saya sibuk dengan kerjaan saya dan sulit rasanya untuk membagi waktu, karena niat saya ingin update seminggu dua kali, tapi dari pada saya buat temen-temen pembaca nunggu, jadi saya umumin ya, novel ini bakal Update seminggu sekali di tiap weekend (antara Sabtu atau Minggu).
jangan lupa di like, comment kalau ada masukan dan share ke temen-temen kalian ya :)
yang mau tau keseharian saya bisa follow Ig saya di @panjinugrahapratomo
see u next week