Perjodohan

"sudah cukup bersenang senangnya aku akan pergi dulu"

ucap seorang gadis cantik. dia lalu mengambil sejumlah uang pada dompetnya dan menaruhnya diatas meja.

"kalian bersenang senanglah, kali ini aku yang bayar. aku kembali dulu"

dengan langkah pelan, gadis itu meninggalkan teman-temannya yang masih ada di dalam cafe.

'hari yang sangat melelahkan' gerutu gadis itu di dalam hatinya.

dia menghentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat, lalu berlalu dari cafe itu.

***

Di dalam rumah mewah, sudah duduk dua keluarga yang sedang berbincang membicarakan sesuatu hal yang terlihat penting. Namun disisi lain, terlihat ada satu laki-laki tampan yang sepertinya sama sekali tidak menikmati acara tersebut.

Arda adalah CEO dari Dinata Cooperation. Dia adalah salah satu pembisnis muda yang berbakat. Sejak dia menjadi CEO Dinata Cooperation, bisnis kecil itu menjadi berkembang pesat serta memiliki beberapa cabang di dalam maupun diluar negri. Didalam lingkungan pembisnis, dia adalah orang yang sangat dipuja karena sifat adil dan ramahnya pada setiap orang. Dia ikut datang ke rumah keluarga itu untuk mengikuti permintaan orangtua nya, mereka meminta Arda untuk mencoba perjodohan ini. jika memang dia merasa cocok, dia bisa menerimanya. Arda tidak bisa menolak, toh orang tuanya tidak memaksa dan lagi pula dia cukup mengenal paman Andika dimana beliau adalah sahabat dari ayahnya Candra Dinata.

Pintu depan tiba-tiba terbuka, dan masuk gadis cantik berbadan ramping, kaki jenjang, dan tinggi cukup dalam rata-rata. dia menggunakan baju kemeja formal, rok ketat selutut, rambut dikuncir rapi dan membawa tas tangan hitamnya. Dia terlihat begitu cantik walau hanya mengenakan setelan pakian kerjanya.

"Sisi, kesini sebentar nak. mari duduk dan berkenalan dulu dengan sahabat serta partner bisnis ayah mu" panggil ibu sisi dengan suara yang lembut.

sisi mendengus kesal. Dia sudah sangat lelah hari ini, ditambah dengan masalah pribadinya membuat mood sisi hari ini begitu buruk. Awalnya sisi ingin menolak, tapi ibu tirinya sudah mendekat untuk mengajak sisi ikut duduk. Sisi tidak bisa menolaknya, dan ikut duduk disamping ibu tirinya itu.

"cantik sekali putri mu Andika, kurasa dia akan menjadi menantu yang cocok untuk kami" ucap Candra Dinata sambil tersenyum. Mata sisi tetbelalak kaget 'sial !!! apa ini perjodohan yang ayah bilang kemarin itu ?! bukannya aku sudah menolak ?! bagaimanapun aku masih bisa mencari pasangan sendiri !' gerutu sisi didalam hatinya. Arda yang sedari tadi memperhatikan sisi, merasa gadis itu tidak akan setuju dengan perjodohan ini.

"kenapa ada hal seperti ini zaman sekarang" umpat sisi setelah memasuki kamarnya. Dia berhasil keluar dari pembicaraan perjodohan itu karena alasan sedang tidak enak badan. merasa pikirannya panas serta tubuh yang lelah seharian ini, dia langsung masuk ke dalam kamar mandi dan berendam di bathtub yang sudah diisi dengan air hangat. dia menenangkan pikirannya sejenak. memutar kejadian hari ini dimana dia melihat pacarnya (oh tidak, lebih tepat mantan pacarnya) masuk ke dalam kamar hotel dengan seorang wanita yang tidak asing untuk sisi. Bagaimana bisa ? teman yang selama ini membantu hubungannya dengan Nara bisa berbuat begitu busuk di blakangnya. Dan kini dia harus dihadapi dengan perjodohan ini.

'arda itu memang tampan dan ramah, tapi aku tak mengenalnya. kenapa dia setuju saja dijodohkan denganku ?' fikirnya. Pikiran Sisi melayang sambil badan rampingnya berendam didalam bathtub.

Tokk tookkk tokkk suara ketokan pintu membuyarkan lamunan Sisi.

"nak ibu bisa masuk ?" panggil ibu sisi dari luar kamar.

sisi yang mendengar ketukan pintu lalu bergegas membersihkan diri dan menggunakan handuk nya yang berbentuk kimono dengan handuk kecil yang menggantung di kepalanya pergi keluar kamar mandi untuk membuka pintu. ibu sisi pun masuk setelah pintu itu terbuka.

"bagaimana hari ini nak ? kamu terlihat lelah. apa kamu sudah merasa lebih baik ? ibu membuatkan teh jahe untuk mu" tanya ibu sisi lembut kepada anak tiri nya itu sambil menaruh teh jahe di atas meja.

"cukup melelahkan bu, maaf aku pergi tadi. aku merasa kondisi ku kurang bagus akhir-akhir ini" balas sisi sambil mengeringkan rambutnya menghadap meja rias dengan hair dryer miliknya. ibu sisi berjalan mendekat, mengambil heir dryer itu dan membantu mengeringkan rambut anaknya. "ibu tau ini terlalu tiba-tiba, karena ayah mu baru bicara padamu masalah perjodohan ini kemarin nak. kami tidak memaksa mu, tapi ayah mu hanya ingin kamu mendapatkan yang terbaik." ibu sisi diam sebentar sambil melihat reaksi putrinya. setelah tidak ada tanggapan, dia melanjutkan "ibu minta kamu coba dulu bagaimana ?".

hemmmm helaan nafas sisi yang berat terhembus. "baiklah, aku akan mencobanya bu. tapi belum pasti aku akan menerimanya atau tidak" ucap sisi sambil tersenyum.

Setelah memikirkannya dengan matang wakti tadi berendam, Sisi pun menyetujuinya. Mungkin dengan ini dia bisa melupakan Nara.

Ibu sisi tersenyum senang mendengarnya.

"Ini kartu namanya, nomor mu sudah ibu berikan ke arda. tadi kami setuju kamu berkencan dengannya besok" ucap ibu sisi bahagia.

"kenapa secepat ini ?" dahi Sisi mengernyit.

"itu permintaan ibu nya arda, dan ayah mu setuju" balas ibu sisi sambil menyisir rambut putrinya. "ayah sepertinya sudah tidak menyayangi ku. aku tidak akan membantunya lagi kalau ibu marah dengannya" ucap Sisi cemberut. "kamu jangan cemberut sayang, nanti cantik mu hilang. ayo sekarang pakai bajumu dan turun makan. ibu sudah masak kesukaan mu" balas ibunya, lalu berlalu pergi untuk menyiapkan makan malam untuk anak gadisnya.

***

Lamborghini merah sudah terparkir di halaman rumah Sisi pagi ini. Arda tidak mengerti kenapa ibunya meminta dia sepagi ini untuk datang, bahkan dia belum sarapan. Dia mengetuk pintu rumah Sisi, pintu itu dibuka oleh gadis cantik yang akan dia kencani hari ini. tetapi gadis ini masih menggunakan pakaian rumah dan terlihat wajahnya seperti baru bangun dan hanya mencuci muka saja. Sisi kaget, karena yang datang adalah Arda. 'bukannya kencan itu nanti sore ?' ucap sisi dalam hati. Dia lalu mempersilahkan arda masuk. Setelah arda memberikan bingkisan yang dia bawa kepada pembantu Sisi, dia duduk di sofa yang ditunjuk Sisi. Rasa canggung diantara mereka tidak dapat dihindari.

"kau mau minum apa ?" tanya sisi sedikit cuek.

"apa saja boleh" arda membalas dengan senyum dan sopan.

sisi lalu duduk di atas sofa sambil memakan cemilan. dia fokus menonton film kartun kesukaannya. pada saat bersamaan ayah Sisi turun dan melihat tingkah anaknya.

Ayah sisi berdeham sehingga mengagetkan mereka. "sudah lama nak arda ?" sapa ayah Sisi. "baru saja om, saya baru sampai" balas Arda dengan sopan. "maafkan sifat anak om yang jutek begini ya nak Arda, dia memang begitu tomboy. sampai-sampai om takut dia menjadi perawan tua" ledek Andika sambil melirik putrinya. Sisi memang tidak pernah mengenalkan laki-laki yang dekat dengan nya kepada orang tua. Dia merasa masih ingin menikmati masa muda dan belum ada laki-laki yang mengucapkan keseriusan dengan tulus. "kalau begitu, aku pergi membatu ibu dulu. toh ayah sudah datang menemaninya" jawab Sisi ketus. "Bersiap-siaplah sisi, arda akan pergi dengan mu hari ini" ucap Andika lembut pada putrinya. Sisi lalu naik ke lantai dua untuk bersiap-siap.