Pesta

Sisi masuk ke dalam cafe yang telah disepakati teman teman sekelasnya sebagai tempat runi.

"sisi, aku disini" panggil salah satu sahabat sisi.

"hampir saja aku melupakan hari ini" jawab Sisi sambil berjalan mendekati Adel.

"kau terlihat sedang dalam mood buruk kawan. Bagaimana kabar mu ?" canda Adel sambil memeluk sahabatnya itu.

Sisi akhir akhir ini sedang memiliki banyak pekerjaan di kantor, ditambah dengan masalah pribadinya membuat dia sedikit kelelahan sehingga mempengaruhi mood nya dengan cepat.

"ada banyak pekerjaan yang belum selesai di kantor. Ditambah aku dihadapi dengan perjodohan. hhuhhh ini membuat ku pusing" jawab Sisi

"kau di jodohkan ? apa aku tak salah dengar ?. Bagaimana dengan Nara ?" Adel ingat sahabatnya punya pacar, walau dia sebenarnya tidak setuju Sisi bersama Nara. Dia tau Nara itu laki-laki bagaimana.

"ya begitulah. aku sudah putus dengannya. aku sekarang sadar, dia tak pantas untuk ku. ayo masuk, nanti aku akan ceritakan di lain waktu" jawab Sisi ketus dan percaya diri lalu menarik tangan Adel untuk ke lantai atas. Meski dia berusaha terlihat baik-baik saja, tapi di dalam hatinya sisi merasa sangat sakit.

Adel tak mau mencampuri urusan Sisi, dia tahu betul bagaimana sifat sahabatnya. Dia akan menunggu sampai Sisi menceritakannya . Mungkin Sisi itu perlu waktu untuk dia bisa bercerita padanya. Adel pun langsung mengikuti sisi naik ke lantai atas.

***

Di dalam ruangan yang cukup besar, semua orang cukup menikmati acara reuni itu. Ada yang bicara tentang bisnis mereka, pakaiannya, dan pekerjaannya sambil minum-minum dan sesekali tertawa. Sisi dan Adel masuk setelah mengkonfirmasi biodata nya dengan pengawal di depan pintu. Semua mata memandang saat sisi memasuki ruangan itu.

Sisi memang adalah salah satu wanita cantik yang ada di sekolahnya, dia juga pintar tapi dia memiliki sifat tomboy dan selalu bergaul dengan teman-teman laki-laki. Tapi itu dulu, kini dia menjadi wanita cantik yang feminim. Melihat anak gadisnya itu tomboy dan bergaul dengan teman laki-laki, ayah sisi merasa dia harus sedikit memaksa Sisi untuk berubah. Dengan pelan-pelan Sisi berubah bersikap dan cara berpakaian dibantu ibu tiri nya.

Hari ini, dia memilih menggunakan gaun yang cukup ketat. Dengan gaun itu pinggang Sisi terlihat ramping, dada dan bokongnya terlihat terisi namun tidak terlalu besar. dengan leher terbuka dan rambut yang di ikat tinggi memperlihatkan leher dan tulang selangka Sisi yang indah. Sisi berjalan anggun mendekati gadis-gadis yang berkumpul di salah satu sofa. Mereka adalah teman-teman sekelasnya.

"selamat bergabung Sisi dan Adel" jawab mereka serentak. Winda, Melda, Dinda adalah sahabat-sahabat Sisi. Dia tidak terlalu banyak memiliki teman di kelas, karena banyak yang iri dengannya.

Sisi duduk dengan santai sambil tersenyum, mereka bercengkrama layaknya gadis-gadis kalau bertemu.

Di sisi lain di ruangan itu, ada seseorang yang sedari tadi mengamati Sisi. Dia tak bisa menahan hasrat nya pada gadis itu. Sialnya dia ditahan oleh wanita di sampingnya ini. "kau tak menginginkan dia lagi kan sayang ? kau sudah berjanji dengan ku" goda intan sambil mengelus dada bidang Nara.

Nara hanya tersenyum tipis menjawab pertanyaan intan. Di dalam hatinya Nara sangat ingin memiliki tubuh Sisi sepenuhnya, tapi gadis itu selalu menolak. Terbesit sebuah ide di pikiran Nara. 'aku akan memberikan hadiah untuk perpisahan kita' gumamnya dalam hati.

***

Sisi keluar dari ruangan itu dengan wajah yang merah dan kepala pusing. Dia berjalan sambil terhuyung-huyung,

'Sial !!! kenapa tubuh ku panas seprti ini. Aku harus segera keluar dari sini' umpat Sisi kesal.

tanpa sadar Sisi menabrak dada bidang di depannya, lalu dia kehilangan keseimbangan. Dengan sigap, tangan kekar itu meraih pinggang Sisi dan menopang tubuh ramping itu. Pria itu langsung mengangkat tubuh Sisi dan membawa wanita itu kesebuah kamar.

Saat pri itu membaringkan tubuh Sisi, tiba-tiba Sisi menarik kerah kemejanya. Karena serangan yang tiba-tiba, dada bidang itu mendarat di atas dada Sisi.

"aku menginginkannya" bisik Sisi kepada pria itu.

"aku akan memberikan apa yang kau mau, tapi itu nanti" balas pria itu sambil tersenyum.

//back//

Nara meminta pelayan bar menaruh sesuatu pada minuman Sisi, dan memastikan Sisi yang meminum itu. Dengan pemantauannya, dia berhasil menjebak sisi dalam perangkapnya. Sisi segera pergi mencari toilet di ruangan itu saat dia merasakan pusing dikepalanya. karena toilet rusak, dia lalu segera keluar dari ruangan itu. Dia berusaha mencari toilet meski jalannya terhuyung huyung akibat pusing.

'sepertinya sudah bereaksi, aku akan menikmatimu malam ini' ucap Nara dalam hati sambil menyeringai. setelah mencari alasan ingin mengangkat telepon, dia baru bisa keluar dari ruangan itu.

"apa kalian melihat wanita keluar tadi dari sini ? kemana arah nya pergi ?" tanya Nara kepada penjaga di depan.

"tadi ke kanan tuan." jawab penjaga itu dengan hormat

"baik"

Nara langsung pergi kearah yang ditunjukan, tapi tidak menemukan Sisi dimanapun.

"siall !!!" umpatnya.

***

Di dalam kamar Presidential Suite Sisi merasa tubuh panasnya sangat tak terkendali. Dia mulai mendesahhh dan menggila.

"obat apa yang kau sudah minum. dasar bodoh !" umpat Arda kesal.

Dia sudah berusaha menahan dan mengelak serangan dari Sisi, tapi wanita itu terus mencoba. Akhirnya dia menyiapkan air dingin di dalam bathtub, dan merendam tubuh gadis itu disana. Dia tak punya cara lain, pakaiannya sudah tak rapi lagi begitupun pakaian Sisi. Dia juga lelaki normal, dengan godaan seperti itu pastinya dia menginginkan lebih. Arda menekan hasratnya karena tau Sisi dalam pengaruh obat.

Untuk menenangkan tubuhnya yang ikut terangsang, dia terpaksa melalukan tindakan itu dengan tangannya. Menahan semua hasratnya yang ikut keluar.

Setelah lega, dia kelaur dengan handuk dari kamar mandi lalu menggunakan pakainnya dengan rapi. Arda kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk melihat keadaan Sisi, dia melihat gadis itu tertidur dengan pulas dan tenang. Arda membelai pipinya dengan perlahan, menyelipkan rambut yang menutupi wajah Sisi.

"Kau akan memiliki ku nanti, setelah kita resmi." jawab Arda.

merasa ada tangan yang mengganggu tidurnya, Sisi pun membuka mata. Dia sangat terkejut, mendapatkan tubuhnya sudah berendam di dalm buthtub. Bahkan pakaiannya sudah berantakan. 'apa yang sudah terjadi ?pikirnya'. dia mengingat kembali rentetan kejadian tadi terjadi. Setelah menarak sesorang, dia langsung lupa kejadisn selanjutnya. Tanpa sadar air mata menetes membasahi pipi Sisi.

hiiks ...hikss

suara tangisnya dalam diam membelakangi Arda.

Arda hanya diam mematung, bingung harus bagaimana. Akhirnya dia menjulurkan tangan nya pelan ke bahu Sisi. "tenanglah, tidak terjadi apapun" ucap Arda menenangkan Sisi.

Sisi hanya menunduk dan menangis.

"kenapa aku sangat menyedihkan ? masalaah di perusahaan ayah ku banyak sekali, hubungan ku kandas, aku dijodohkan dengan mu, dan sekarang aku hampir diperkosa oleh seseorang sekarang. kenapa ini terjadi pada ku ? ratap Sisi sambil menangis.

Arda diam untuk sesaat, lalu memberanikan diri untuk bicara. "ada aku yang akan mendampingi mu mali hari ini. kau tak harus membuka hati untuk ku. kita biarkan semua berjalan pada jalurnya. aku mau menikahi mu karena aku dituntut untuk itu oleh tetua. Dan masalah perusaan ayah mu, aku akan menyelesaikan krisisnya." jawab Arda menjelaskan

"tapi aku belum siap menikah, aku ingin bebas !" sisi lalu berpaling menatap wajah tampan Arda.

"kau akan bebas, dan tetap bebas seperti keinginan mu. bergantilah, dan kita akan bersiap untuk kembali" jawab Arda.