Bicara

"kenapa kamu terima ? kalau gak suka, ya jangan di terima"

Arda memandang Sisi penuh tanya.

Sisi memandang mata hitam itu dengan tatapan kalah. Dia tidak ingin mengikuti semua ini, tapi dia juga tidak bisa menghindari nya.

"lakukan saja semua nya sesuai rencana mereka. saat kamu bosan, kamu bisa mengakhirinya kapan pun dengan ku"

Sisi menganggap Arda hanya akan bersama dengannya untuk urusan bisnis. Tidak pernah ada rasa cinta yang sebenarnya.

"kita akan menikah, dan itu bukan hal mudah untuk ku. Bagi ku, menikah adalah sekali seumur hidup sampai aku tiada. Aku tidak akan mengatakan perpisahan meski kamu menyakiti ku. Jadi kamu bisa memikirkannya lagi tentang pernikahan ini, karena kamu akan terikat dengan ku selamanya"

"aku sudah memikirkannya. Aku akan menjadi istri mu, aku tidak akan melakukan hal konyol meski kita menikah karena perjodohan. Aku akan menjadi istri yang baik selama kamu menjadi suami yang baik" jawab nya tegas tanpa keraguan.

"oke, kau setuju jika kita akan menikah dalam waktu dekat sesuai keputusan keluarga ?"

"kapanpun itu, aku siap menerimanya. Tapi aku mau mengajukan beberapa syarat untuk mu dan kau harus melakukannya selama pernikahan kita bagaimana ?" tanya sisi pada Arda.

"silahkan ajukan apa mau mu..." balas nya sambil tersenyum

" Kamu tidak boleh menyakiti ku maupun keluarga ku. Seandainya nanti kamu menyakiti aku, aku akan meminta perpisahan dengan mu. Tapi kamu harus tetap menaruh saham di perusahaan ayah ku. Dan jangan mencampuri urusan pribadi ku terlalu jauh" ujar Sisi serius namun terlihat sangat menggemaskan.

"aku setuju untuk itu. kalau aku sampai menyakiti mu, kamu bisa mengakhiri pernikahan ini. tapi kalau tidak, kamu tidak bisa meminta perpisahan. untuk syarat ke dua aku hanya akan mencampuri urusan mu jika masalah itu sudah tidak bisa kamu kendalikan." jawab Arda sambil menepuk lembut kepala Sisi.

mereka lalu melanjutkan menikmati suasana malam itu sambil mengobrol ringan untuk lebih mengenal satu sama lain. Arda begitu antusias mendengarkan cerita Sisi. Dia berusaha menyimak dan merangkum dari apa yang sisi suka, warna, makanan dan bagaimana orang yang akan menjadi istri nya ini.

(aku pasti tidak akan menyakiti mu)

ucap Arda di dalam hatinya.

***

Arda memutar kembali ingatan nya saat pertemuan dia dengan Sisi pertama kali. Semua seperti tidak terduga. Sisi adalah adik kelas nya waktu SMA, dia salah satu wanita yang cukup terkenal di sekolah. Pembawaan yang sedikit arogan dengan paras cantiknya mampu membuat hati pria di sekeliling nya luluh. Sisi termasuk murid yang pintar, tapi ditutupi dengan sikap arogannya.

Lain hal dengan Arda, dia anak yang cerdas dan tidak pernah memiliki masalah apapun di sekolah. nama nya bersih dari catatan guru BK. Dulu Arda adalah pangeran di sekolah . Banyak gadis yang suka dan ingin mendekat. Tetapi tidak satupun dari mereka yang bisa mengambil hati nya.

Sejak pertama dia melihat gadis itu, Arda pertama kali merasakan jatuh cinta. Dia Sisi orang yang kini akan menikah dengan nya dan menjadi istri nya. Walaupun Sisi dan dia menikah karena perjodohan dan urusan bisnis. Namun Arda benar-benar mencintai Sisi dari pertemuan pertama mereka. Arda waktu itu akan pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku. Saat mendengar keributan, dia bergegas menghampiri asal suara itu.

"aku tau dia tidak mengambil apapun dari mu. untuk apa kamu meminta itu semua dari nya ? walaupun kamu anak orang kaya, kamu tidak bisa melakukan ini semua terhadap dia"

"Sisi, kamu jangan sok baik. kamu itu termasuk anak bermasalah di sekolah. lebih baik pergi sekarang juga dan jangan ikut campur. atau orang tua mu akan datang ke sekolah besok" ancam Amel

"dasar nenek lampir" ejek Sisi.

"plaakkk" Amel menampar pipi Sisi dengan cukup keras.

"sudah puas ? mau aku balas ?" tanya Sisi.

Keyla segera memohon kepada Sisi.

"jangan tampar nona Amel Sisi, tampar saja saya."

"jangan karena dia anak dari majikan orang tua mu kamu melindunginya key. dia sudah menghina kamu. dia pantas mendapat pelajaran." Sisi sudah tidak bisa menahan amarahnya. Mereka lalu bertengkar. Melihat itu Arda langsung melapor pada guru piket, dan menjelaskan kronologis dengan singkat.

Beberapa hari setelah itu, Arda beberapa kali melihat Sisi membatu anak-anak jalanan untuk belajar. Dia juga akan membelikan mereka makanan. Karena melihat gadis baik seperti itu, Arda pelan pelan jatuh cinta dengan nya. Dia mencintai kepribadian Sisi yang murah hati dan mau menolong orang lain, meski dia diluar terlihat arogan.

Setelah Arda lulus dari SMA, dia tidak pernah bertemu dengan Sisi lagi.

Bagaimana bisa dia menyakiti orang yang selama ini dia cari dan cintai ? Bagai menemukan harta terindah dan berharga bagi Arda menemukan pujaan hatinya setelah kembalinya dia dari AS untuk melanjutkan pendidikan doktor nya.

Arda mulai membuka laptop dan membaca satu persatu laporan yang ada di atas meja. Hanya terdengar suara ketikan keabord dan beberapa kali suara lembaran kertas dibuka dalam ruangan itu. Tidak terasa sudah pukul setengah dua pagi, saat Arda sudah selesai dengan semua pekerjaannya. Arda adalah orang yang sangat disiplin dengan pekerjaan. Dia akan menyelesaikannya secepat mungkin dan dengan perhitungan yang akurat. Di bawah pimpinannya, semua karyawan bekerja dengan serius dan tepat waktu. Mereka bangga memiliki pemimpin seperti Arda. Dia selalu memikirkan kenyamanan dan keselamatan pegawainya. Setiap pegawai akan mendapatkan tunjangan kesehatan kelas 1 jika mengalami kecelakaan, dan setiap akhir tahun ada bonus tambahan sebagai penyemangat mereka bekerja selama ini.

Arda meregangkan punggungnya yang sudah terasa kaku dengan merebahkan tubuh nya di kursi kerja. Setelah merasa cukup, dia kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

***

Waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi, Arda sudah duduk di meja makan dan menikmati sarapan paginya. Dia selalu tepat waktu untuk bangun di pagi hari dan tidak akan terlambat untuk pergi ke kantor.

"pagi sayang" sapa mama Arda pada anaknya.

"pagi ma pa"

kedua orang tua itu lalu duduk di meja makan bersama putra mereka.

"bagaimana dengan rencana pernikahan itu nak ?" tanya ayah Arda tidak sabaran.

"kalian bisa merencanakannya mulai sekarang. Aku dan Sisi setuju dengan pilihan kalian untuk melangsungkannya dalam waktu dekat. Aku akan melakukan sedikit renovasi di villa uluwatu, aku berencana tinggal di sana dengan Sisi setelah menikah." jawab Arda dengan tenang.

"baiklah, ayah setuju dengan mu. pengantin baru memang perlu suasana romantis setiap hari agar bisa secepatnya memberikan kami cucu."

"hukkk...hukkk" Arda tersedak makanannya sendiri.

"nak hati-hati kalau makan, ini minum dulu" jawab mama nya sambil memberikan segelas air putih.

"jangan lupa untuk berkunjung setiap sabtu ke rumah. Dan kalian harus menginap disini." tuntut mama arda pada putra nya.

"itu akan aku bicarakan dengan Sisi" jawab Arda singkat.

setelah menyelesaikan sarapannya, Arda lalu menuju kantornya.

***

Suasana kantor pagi ini seperti hari biasanya. Arda duduk di meja kerja nya sambil membaca laporan keuangan dari departemen keuangan.

drrrringgg....driiinggg...

Arda menerima panggilan masuk dari Ibu nya.

"nak apa apakah kamu sibuk saat ini ?"

"aku baru membaca laporan keuangan perusahaan bu, ada apa ?"

"nanti makan siang bareng ibu ya nak. ibu kasi tahu alamatnya lewat pesan nanti"

"ya bu. aku akan selesaikan dulu pekerjaan ku."

setelah menutup telepon dari ibunya, Arda langsung menuju ruang rapat.