Mati lampu

"kamar ku di sebelah kamar mu" teriak Arda lalu bergegas masuk ke kamarnya.

Di dalam kamar Sisi segera mandi dan kembali mengenakan baju yang sama karena dia tidak memiliki baju ganti. Sisi memainkan ponsel nya sambil duduk di atas ranjang. Tiba-tiba suara petir yang keras dan disusul suara hujan yang deras terdengar. Sisi segera bersiap untuk tidur, walaupun dia berusaha untuk terlelap matanya masih tetap terjaga.

Karena merasa haus, Sisi keluar dari kamar nya untuk pergi ke dapur. Dia berusaha agar tidak membuat suara saat membuka dan menutup pintu. Takut Arda terganggu jika sudah tidur. Saat Sisi berjalan menuruni tangga, dia melihat Arda sedang melakukan rapat melalu laptopnya. Sisi berjalan ke dapur dengan pelan, dia berinisiatif membuatkan teh hangat untuk Arda.

Setelah Arda menyelesaikan rapat kantornya malam itu, dia sebenarnya ingin langsung beristirahat. Tetapi dia dikagetkan dengan Sisi yang membawakannya teh hangat.

"aku mengganggu tidur mu ya ?" tanya arda kepada Sisi dengan lembut.

"tidak, aku tidak bisa tidur karena suara petir yang keras. kamu lagi kerja ?"

"iya. karena beberapa urusan persiapan pernikahan, kadang aku harus sedikit lembur." jawabnya sambil merapikan laptop dan catatan di atas meja. Wajah Arda terlihat kelelahan, jam tidurnya terganggu beberapa hari terakhir karena kesibukannya. Arda meminum teh yang Sisi buatkan untuknya, sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa. Melihat Arda yang seperti itu, Sisi menjadi kasihan.

"Besok kamu gak usah ikut, biar aku aja yang pergi. Aku hanya perlu mencoba gaun dan melihat hasil disain kartu undangan. aku akan mengirimkan fotonya. Jadi kamu gak perlu ikut dan gak akan lelah seperti ini" Sisi memberikan saran nya. Pernikahan mereka tinggal satu minggu lagi, dan masih ada banyak hal yang perlu di cek kembali agar benar-benar siap.

"aku tetap akan menemani mu besok. Sudahlah, ayo tidur." Arda beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kamar miliknya dilantai dua. Sisi segera memasuki kamarnya juga setelah mencuci gelas milik mereka. Sisi bersia untuk tidur.

jjjjjeeederrrrrrr

Suara petir yang keras terdengar, dan lampu tiba-tiba mati. Sisi yang takut kegelapan spontan saja berteriak

"aaakkhhhh"

Dia meraba meja di sebelah ranjang untuk mencari ponsel.

Ttokk Tokkk tokkk

"Sisi kamu baik-baik saja ? aku boleh masuk ?"

Suara arda di depan pintu.

"tunggu" Sisi mengandalkan senter dari ponsel nya untuk berjalan ke pintu. Setelah membuka pintu, terlihat Arda dengan wajah panik dan rambut sedikit berantakan.

"tadi aku dengar kamu teriak, jadi buru-buru kesini"

"maaf, tadi aku kaget listrik nya tiba-tiba mati"

"aku akan memeriksa nya dulu, kamu tunggu aja disini dulu"

"aku ikut"

Sisi langsung mengikuti Arda dari blakang. Kebetulan sekring listriknya ada di luar villa. Arda mengambil payung untuk mereka.

"biar aku saja" Sisi mengambil payung dari tangan Arda dan berjalan di sampingnya.

Sisi sebenarnya sangat takut dengan gelap, terlebih lagi diiringi juga dengan suara petir yang keras. Sisi menunggu Arda untuk mencoba melihat apakah ada masalah disana. Tapi itu adalah pemadaman total karena salah satu gardu induk meledak. Petugas juga tidak bisa pergi untuk langsung membenahinya karena cucaca malam itu begitu buruk.

Arda dan Sisi memilih kembali kedalam rumah. Mereka duduk di ruang tamu sambil menghidupkan lilin. Udara terasa dingin, Sisi beberapa kali menggosokkan tangan nya agar tetap hangat. Arda berusaha menghubungi Mas rudy, untuk menghidupkan jenset. Tapi telfon itu tidak berhasil terhubung.

Arda beranjak dari tempat duduknya menuju ke lantai dua.

"kamu mau kemana ?"

"aku ambil selimut dan bantal sebentar, biar kamu bisa tidur dulu di sofa sampai listriknya hidup. biar aku yang jaga kamu. aku gak mungkin jaga kamu di dalam kamar kan ?"

"oooo okee okee" Sisi merasa bodoh menanyakan Arda hal seperti itu. Lagipula mereka hanya pasangan yang dijodohkan, jadi wajar saja kalau belum ada rasa peduli yang erat seperti pasangan normal.

Sisi menunggu Arda sambil memainkan game yang ada di hp nya. Dia tidak menyadari Arda sudah datang lengkap dengan bantal dan selimut untuk Sisi gunakan.

"kamu tidur dulu disini, nanti aku bangunin kalau udah hidup listriknya" kata Arda sambil memberikan selimut dan bantal untuk Sisi. Sisi kaget karena tidak sadar kalau Arda sudah disampingnya. Dia menerima nya sambil mengucapkan terimakasih.

Arda kembali duduk sambil memainkan ponselnya, sedangkan Sisi sudah bersiap untuk tidur. Arda memandang Sisi dengan tatapan yang lembut. Jam sudah menunjukan pukul 2 pagi, saat Sisi sudah terlelap. Arda masih terjaga, dia sebenarnya sangat lelah dan mengantuk. Hari ini begitu sibuk, dia banyak melakukan rapat online tadi sore serta membuat catatan hasil rapat dan usulan untuk masing-masing devisi di perusahaannya.

Arda mendekat kearah Sisi membetulkan posisi selimut nya. Setelah itu, dengan lembut Arda mengelus kepala Sisi dan menciumnya di kening. Arda melakukannya begitu pelan agar tidak membangunkan Sisi. Setelah cukup lama menunggu, Arda pun ikut tertidur di sofa ruang tamu.