Ambang Batas Cinta dan Rasa Sakit (4)

Mungkin karena tidak nyaman, otak Gu Qingqing tidak berfungsi seakan sedikit mati mesin. Ia mengangkat kepalanya dan langsung melihat wajah dingin Leng Sicheng. Mata Leng Sicheng tidak menunjukkan perubahan sama sekali. Tidak ada kekhawatiran maupun kepedulian.

Leng Sicheng bahkan masih sedikit mengernyit, seakan sedang sedikit menyalahkan Gu Qingqing karena 'mengganggu' mimpi baiknya. Benar juga. Pergerakan Gu Qingqing tadi cukup keras meskipun ia sudah berusaha melembutkan gerakannya sebanyak mungkin.

"Ter… Terima kasih," kata Gu Qingqing sambil mendorong Leng Sicheng dengan lembut.

Gu Qingqing ingin berdiri sendiri dengan stabil. Namun, tanpa disangka, kepalanya pusing dan tubuhnya menjadi lemas. Ia kembali terjatuh ke dalam pelukan Leng Sicheng. Ia pun mendongak dan melihat alis Leng Sicheng mengerut lebih dalam.