Kepada Keluarga Xiao Yuan (1)

Taozi, seorang anak yang lahir pada bulan kedua belas di musim dingin. Ibu Taozi yang berbaring di ranjang rumah sakit dengan keadaan tidak bertenaga, saat ini sedang memandangi suaminya. Kemudian, tampak kedua matanya berlinang air mata, "Ayah Taozi, aku ingin makan buah pir…" katanya.

Ucapan Ibu Taozi membuat seorang kakek dengan tinggi sekitar 180 cm yang berada didekatnya kebingungan, "Ibu Taozi, ini adalah musim dingin, darimana aku bisa memberimu buah pir? Kalau buah apel aku bisa meminta bibi dirumah untuk mengambil beberapa dan membawakannya kemari untukmu." jawabnya.

Ibu Taozi menghela napas, lalu dia memperhatikan anaknya yang masih merah dan keriput karena baru saja lahir. Setelah berpikir beberapa saat, dia dengan yakin berkata, "Bagaimana kalau kita menamai anak ini dengan panggilan Taozi."

Setelah ibu Taozi selesai berbicara, ayah Taozi tidak berani untuk tidur selama beberapa hari. Dia memperhatikan istrinya seperti orang yang haus dan kelaparan ketika melihat putrinya. Dia selalu takut kalau istrinya tidak berhati-hati, lalu secara diam-diam sedang serius menggigit putrinya layaknya sebuah pir. Karena itu, Taozi berada dalam perlindungannya sepanjang hari. Sebab, dia harus memastikan agar putrinya selamat tanpa bekas satu gigitan pun.

Nama Taozi yang asli adalah Su Tao, namun setelah Taozi beranjak besar, dia tidak berhenti mendapatkan keberuntungan. Untung saja ibunya tidak menikah dengan pria bermarga Huang atau Yang, kalau tidak nama Taozi akan menjadi Huang Tao atau Yang Tao. Tentu saja keberuntungan yang lebih besar adalah ketika ibu Taozi tidak ingin memakan durian, kalau tidak namanya saat ini mungkin menjadi Su Liulian.

Paras Taozi benar-benar sangat mirip dengan buah pir. Wajah mungilnya yang putih ke merah mudaan dan lembut, membuat semua orang yang melihatnya akan langsung jatuh hati pada dirinya. Di saat ibunya menggendong Taozi keluar dari rumah sakit, mereka bertemu dengan tetangga di jalan ke arah mereka pulang. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang memuji paras perempuan kecil ini. Para tetangga itu justru bercanda dan mengatakan, kalau kelak mereka akan menikahkan putranya dengan Taozi.

Ibu Taozi menanggapi mereka dengan candaan biasa dan hanya tertawa sekedarnya, "Baiklah, tahun baru nanti datanglah kerumah kami sambil membawa seserahan," katanya.

Lalu, tepat pada malam ke-30, tidak disangka jika ada orang yang benar-benar datang kerumah Taozi bersama anaknya. Mereka membawa hadiah spesial untuk tahun baru sekaligus seserahan untuk Taozi. Orang itu adalah ibu Shen Mochen, yang bernama He Yue.

Saat itu Shen Mochen masih berusia 2 tahun, wajah kecilnya yang bulat, lalu kedua matanya yang bulat dan berbinar-binar, ditambah dengan kedua alisnya yang sudah memperlihatkan sedikit aura keangkuhan. Mereka menyebut bahwa Shen Mochen adalah pria kecil yang tampan, tidak sedikit tetangga yang menginginkannya untuk menjadi menantu. Hanya saja watak pria kecil ini benar-benar tidak ada yang spesial. Sikapnya yang pendiam membuat orang-orang yang berada saat itu juga sedikit merasa tidak nyaman.

Melihat kedua orang itu datang kerumah mereka membawa seserahan, membuat ibu Taozi kaget bukan main. Karena sedang merayakan tahun baru, seluruh keluarga besar Taozi sedang berkumpul. Ada para tante, bibi, kakek dan neneknya pun juga ikut berkumpul di rumah Taozi. Tetapi, ketika mendengar seseorang datang kerumah membawa seserahan untuk Taozi, mereka dengan hangat menyambut dan mempersilahkan masuk orang tersebut.

Shen Mochen tampak mengangkat dagunya, laki-laki kecil itu berjalan mengikuti ibunya masuk ke dalam rumah Taozi. Meskipun, dia sendiri juga masih belum tahu maksud kedatangan mereka yang sebenarnya.

"Ibu Chen Chen, Anda ini terlalu serius. Saat itu sebenarnya aku hanya asal bicara saja." kata ibu Taozi sambil menggandeng lengan He Yue ketika memasuki ruangan dan segera menuangkan segelas teh untuknya. Entah mengapa, ibu Taozi merasa sedikit malu saat memperhatikan He Yue.

He Yue menggenggam gelas yang berisi teh hangat tersebut, lalu wajahnya pun tampak tersenyum, "Aku ini selalu menginginkan seorang putri. Putrimu, Taozi, memiliki paras yang sangat imut. Lebih mudahnya, aku ingin dia menikah dengan anakku, Chen Chen. Ngomong-ngomong, aku tidak bercanda, lho!" katanya sambil membicarakan maksud tujuannya.

"Eng…" gumam ibu Taozi sambil menoleh memperhatikan ayah Taozi. Namun, dia menyadari bahwa ayah Taozi sedang memasang raut wajah yang penuh rasa penasaran ketika melihat dirinya.

"Wa!!!" 

Namun tiba-tiba, dari dalam kamar terdengar suara tangisan Taozi, mungkin dia baru bangun dan ingin minum susu...

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.