Dia Adalah Suamiku (Bagian 2)

Shen Mochen yang mendengar pertanyaan tersebut langsung melepaskan cengkramannya dari tangan Taozi. Dia mendongakkan kepalanya dan melihat Guru Yang sedang berdiri memperhatikannya, "Dia adalah murid yang baru mendaftar hari ini, Pak. Dia berada di kelas 1C, aku hanya mengantar dia ke kelasnya." katanya.

"Oh," jawab Guru Yang sambil menganggukan kepalanya. Lalu, dia teringat kalau hari ini memang benar ada seorang murid baru yang akan masuk sekolah, lalu dia menarik pelan tangan Taozi, "Teman kecil, apa kamu Su Tao?" tanyanya.

Taozi mengangkat kepalanya, kemudian dia memperhatikan dengan seksama wajah Guru Yang, lalu mengangguk pelan dan menjawab, "Iya."

"Oh. Aku adalah wali kelasmu. Kamu bisa memanggilku Guru Yang." kata Guru Yang dengan ramah.

"Baik, Pak." Jawab Taozi dengan ceria. Kemudian, Shen Mochen kembali melihat ke arah Taozi, seketika dia berbalik badan dan berjalan kembali menuju kelasnya. "Eh, eh, suamiku mau pergi kemana?" tanya Taozi dengan buru-buru.

Shen Mochen yang berjalan dengan terburu-buru hampir saja tersandung ketika mendengar pertanyaan Taozi. Anak laki-laki itu langsung menoleh dengan tatapan paling dingin, "Jangan panggil aku suami di sekolah!" perintahnya.

"Memangnya kenapa?" tanya Taozi.

"Tidak usah tanya lagi." jawab Shen Mochen. Setelah selesai berbicara, dia sama sekali tidak menoleh ke belakang dan langsung naik ke lantai atas. Kemudian, dia hanya menyisakan Guru Yang yang terus memperhatikan Taozi.

"Baiklah, kamu ikut aku masuk ke kelas. Suamimu pasti murid kelas 2," ucap Guru Yang sambil tertawa melihat Taozi. Dia menggandeng tangan Taozi dan berjalan meninggalkan ruang kelas 2. Kemudian dia teringat sosok Shen Mochen, Dia pasti anak laki-laki yang sering disebut oleh Guru Wang! batinnya.

"Apa aku tidak bisa satu kelas bersama suamiku?" Tanya Taozi dengan wajah penasaran kepada Guru Yang.

"Tidak bisa. Tingkatan kelas kalian berbeda, jadi lantai kelas kalian juga berbeda." jawab Guru Yang.

"Tapi, ketika aku di taman kanak-kanak, aku selalu satu kelas bersama dia." kata Taozi. Dalam hatinya, sebenarnya dia sedikit merasa sedih. Dia mengira kalau setelah masuk di sekolah dasar, akan sama seperti saat di taman kanak-kanak. Yaitu, satu kelas bersama Shen Mochen dan duduk berdampingan di bangku yang sama. Kalau seperti ini, menurutnya sekolah dasar juga tidak menarik sama sekali.

Guru Yang menundukkan kepalanya dan melihat perempuan kecil berwajah putih tembam di sebelahnya ini," Ehm… Kamu kenapa memanggil dia suami?" tanyanya karena penasaran. Dia ingat, kalau sebelumnya Guru Wang sempat komplain ke dia, kalau di dalam kelasnya ada seorang murid laki-laki tampan. Nilainya cukup bagus, hanya saja anak laki-laki itu tidak suka mengobrol dengan teman kelasnya, sebab dia bersikap tidak peduli ke orang lain. Anak laki-laki itu juga sangat tidak menyukai kelas olahraga, tiap kali kelas olahraga, pasti selalu saja ada alasan agar dia bisa bolos kelas, dan itu adalah Shen Mochen. Guru Wang benar-benar kehabisan akal menghadapi Shen Mochen.

"Karena semua orang berkata kalau dia itu suamiku. Ayah, Ibu, ayah mertua, ibu mertua, Nenek Sun, Nenek Li, Kakek Wang, lalu..." ucap Taozi sembari menggerakkan jari-jari gendutnya yang seakan-akan sedang menghitung.

Guru Yang menyentuh rambut Taozi yang lembut, lalu dia mencari tahu tentang keluarga anak kecil ini, "Perjodohan anak kecil?" tanyanya. 

"Apa itu perjodohan anak kecil?" kata Taozi yang balik bertanya kepada Guru Yang.

"Itu…" jawab Guru Yang. Tak terasa mereka mengobrol hingga sampai di depan kelas 1C, kemudian dia tampak tertawa geli melihat anak perempuan kecil yang menggemaskan ini, "Nanti aku akan menjelaskannya padamu. Sekarang, kamu masuk kelas dulu, lalu perkenalan diri di depan kelas." katanya kemudian. 

"Iya!" jawa Taozi yang mendengarkan ucapan Guru Yang, lalu dia mengikutinya memasuki ruang kelas.

"Selamat pagi murid-murid!" sapa Guru Yang.

Murid-murid yang duduk dengan manis di dalam kelas, langsung bangkit dan serentak menyapa kedatangan Guru Yang, "Selamat pagi Guru!"

"Duduk. Hari ini kelas kita kedatangan murid baru." jawab Guru Yang...