Guru Xu akhirnya membalik ke halaman tiga, lagi-lagi dia memperhatikan gambaran Taozi dengan seksama dan sangat lama. Di lembaran kertas ini hanya ada satu gambar yang hampir mirip, hanya saja hiasannya lebih penuh dari 2 gambar sebelumnya.
Eh… Bagaimana ya… Ini terlihat seperti apel tanpa daun di atasnya. Dan juga dua gambaran Taozi sebelumnya semuanya tentang makanan, batin Guru Xu. Kemudian, dia pun kembali melihat ke arah Taozi dan mencoba mengembalikan rasa percaya dirinya. Lalu, dia tersenyum pada Taozi, "Gambaran Taozi yang ini, pasti apel iya, kan?" tanyanya.
Wajah Taozi tampak kaget ketika melihat Guru Xu, Lagi-lagi salah!!! batin Guru Xu sembari mengelap keringat di keningnya. Dengan suara pelan dan sedikit sungkan, dia pun akhirnya bertanya kepada Su Tao, "Eh… Bukan ya?"
"Pak Xu, aku itu menggambar pantat!" teriak Taozi dengan kesal dan itu membuat Guru Xu kaget beberapa saat.
"Hahahaha…"
Murid lainnya yang mendengar ucapan Taozi langsung tertawa memenuhi seisi ruang kelas. Bahkan Shen Mochen yang jarang tertawa pun ikut tertawa.
"Ini… Mari kita lihat gambaran yang ada pada halaman berikutnya," kata Guru Xu yang merasa dirinya harus segera mengakhiri penjelasannya saat ini. Dia kemudian membalik buku gambar Taozi dengan asal. Karena dia benar-benar tidak habis pikir kalau perempuan kecil ini bahkan menggambar pantat. Dia benar-benar masih tidak tahu bagian tubuh mana lagi yang akan digambar anak ini, Kalau tebakanku ini salah lagi, aku tidak akan melanjutkan kelasnya, aku akan langsung menyuruh murid-muridku untuk membawaku keluar. Mungkin itu lebih masuk akal! batinnya.
"Baiklah…" ucap Taozi dengan pasrah. Lalu, dia kembali ke bangkunya dengan raut wajah tidak senang. Sebenarnya, dia merasa kalau gambaran-gambarannya selanjutnya itu lumayan bagus.
Setelah pertemuan hari itu, Guru Xu akhirnya memanggil orang tua Taozi ke sekolah. Dia dengan sangat bijaksana menjelaskan kepada mereka kalau Taozi tidak terlalu cocok untuk memilih kelas keterampilan. Selain itu, dia juga menyarankan agar Taozi memilih kelas menari, apalagi wajah Taozi terbilang cukup imut. Bahkan, dia juga mengatakan kalau belajar menari bisa melatih temperamen seseorang.
Setelah ayah Taozi dan Ibu Taozi pulang kerumah, mereka menyampaikan maksud Guru Xu dengan bijaksana kepada Taozi. Mereka juga menjamin, bahkan hingga sampai tiga kali. Meskipun kelas peminatannya berbeda dengan Shen Mochen, tapi kelas mereka berakhir di waktu yang sama. Ketika dia pulang sekolah, Taozi masih bisa pulang bersama dengan Shen Mochen. Taozi yang mendengarkan penjelasan kedua orangtuanya terus menekuk bibirnya. Hal itu bukan suatu respon yang bahagia untuk orang tua Taozi.
Tapi setelah gambarannya menjadi bahan obrolan, Taozi menjadi sorotan semua orang. Beberapa hari setelah itu, wali kelas dari kelas lain sering datang ke kelas Taozi untuk melihat dirinya. Lalu mereka tertawa geli sambil menjelaskan ke guru lainnya, Anak kecil itu loh yang menggambar pantat!
Sementara itu, di mata guru lainnya, Shen Mochen berubah menjadi murid yang terkenal pula. Terkadang ketika mereka bertemu Shen Mochen, mereka semakin tertawa sambil pandangan mereka mengarah ke dirinya, Pria itu loh suaminya anak kecil yang menggambar pantat!
Meskipun niat mereka hanyalah untuk candaan biasa, tapi Shen Mochen selalu cemberut selama beberapa hari. Awalnya dia adalah anak kelas 2 yang terkenal karena nilainya yang bagus. Namun sekarang, seluruh sekolah tidak ada satu guru pun yang tidak tahu tentang hubungannya dengan Taozi.
Pada dasarnya keluarga Shen Mochen adalah orang-orang yang memiliki kuasa. Dengan reputasi yang dimilikinya membuatnya dengan asal membawa masuk seorang 'idola'. Dan yang terjadi saat ini adalah mereka semua menjadi bahan obrolan satu sekolah. Belum lagi dirinya yang dikaitkan dengan gambaran pantat Taozi yang mirip dengan apel. Bagaimana bisa dirinya tidak stres.
Untung saja gambaran Taozi belum mencapai level tinggi. Guru-guru itu hanya bercanda selama beberapa hari, dan setelah itu selesai. Hanya saja dia khawatir pada Shen Mochen yang tidak mau mengurusi dirinya lagi. Dia yang mengetahuinya lebih dulu, akhirnya memutuskan untuk tidak pergi ke kelas keterampilan itu lagi...